“Ya Tuhan, semoga pelangi nanti
akan muncul, amin.” diam-diam kuberdoa didalam hati, supaya pelangi itu muncul.
Karena..aku ingin membuktikan kata-kataku kepadanya, dan ia tidak bilang bahwa
aku adalah seorang anak kecil yang pembohong. Lebih dari itu, aku ingin ia
berhenti menangis. Hmm, kenapa aku begitu iba dengannya, padahal ia bukan
temanku.
Rintik hujan terasa semakin
kecil. Awan kelabu yang menggelayut diatas sana mulai berarak dan memperlihatkan persembunyian sang surya. Sinarnya mulai
menerpa kami. Hangat. Apakah hatinya
akan hangat juga?
Oh….goresan apa itu dilangit. Ya
itu dia, itu dia…..merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Goresan
indah sesudah hujan. Aku masih termangu menatap kearah langit. Tubuhku rasanya
melayang, dan jarak diantara pelangi dan diriku semakin dekat.
“Kamu ternyata benar ya, adik
kecil…pelanginya muncul”, ia tersenyum, dan tanpa kusadari ia telah
menggendongku, matanya menatap pelangi itu dengan rasa takjub. Apa mungkin ini
kali pertamanya ia melihat pelangi?
Mataku hanya terpaku pada
senyumannya. Apa ia tidak menyadari, senyumnya lebih indah dari pelangi.
“Ah aku harus pulang…” ia
menurunkanku, dan menatap jam tangannya. Sambil menepuk-nepuk kepalaku dengan
lembut, ia mengucapkan terima kasih.
Langkah-langkah kakinya
perlahan-lahan meninggalkan diriku, aku ingin sekali berlari dan
menghentikannya. Tetapi, aku tidak bisa. Aku tidak mengerti akan apa yang kurasakan saat ini.
“KAKKK….……SIAPA NAMA KAKAKKK??”
teriakku tanpa sadar.
Langkah kakinya terhenti,
tubuhnya berbalik dan membalas teriakanku….
“CAMAARRRR…KAMUUUUU….?”ah..senangnya,
ia tersenyum lagi.
“ASAAA………………………………….” Jawabku .
Kami saling melambaikan tangan
dan aku berharap sangat berharap bertemu dengannya. Mungkinkah ?
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.