Part 1
Dongeng yang ibu ceritakan
dimalam ini sungguh berbeda, biasanya ibu menceritakan dongeng tentang serigala
dan si kerudung merah, kancil yang cerdik, atau si cantik dan si buruk rupa,
atau juga tentang joko kendil. Dongeng
ibu kali ini berbeda….ya sesuatu yang baru kudengar pertama kali, tidak seperti
biasanya.
Ibu bilang kepadaku bahwa di
dalam hati kita ada sebuah istana.
Istana yang bernama cinta. Aku baru mendengarnya, apa mungkin istana itu
diperintah oleh seorang raja dan permaisuri seperti dongeng Cinderella yang
pernah kudengar?
“Istana ini sangat istimewa,
sehingga ia tidak dipimpin oleh seorang raja atau permaisuri”, begitu kata ibu,
“benarkah,bu?”
“ya,sayang, ….dan kamu adalah pemilik istana itu” ibu menatapku
dengan wajah lembutnya.
“aku bu?”
“ya…” , ah..ibu memang cantik
saat tersenyum, tapi aku tidak mengerti maksud ibu. Lalu, ia mendekapku dengan
pelukan hangatnya, menatap mataku lekat-lekat,,telunjuk ibu menyentuh tepat
didadaku, sambil setengah berbisik, ibu bilang….
“istanamu disini, nak..”
Itu adalah kata-kata yang aneh,
yang tak kumengerti, apa mungkin kata-kata itu adalah mantra yang bisa
membuatku meminta segalanya, seperti permen, kue, boneka, atau pakaian yang bagus?
“ibu, kenapa di dadaku ada
istana? “
“karena .. hatimu itu laksana
sebuah istana nak, jika hatimu dipenuhi dengan kebaikan, istana itu akan
berdiri kokoh..jangan sampai ia roboh, dikarenakan hatimu dipenuhi dengan keburukan”
Jika nanti hatimu telah mengenal
cinta, berhati-hatilah anakku, kadang istana yang begitu indah bisa runtuh
seketika,..
“kenapa, bu..apakah cinta itu
seperti angin topan bu?”
Mungkin bisa seperti itu, cinta bisa menjadi
serigala nak”
“itu membingungkan bu…, lebih baik aku tidak usah
mengenalnya bu” jawabku seenaknya.
“kalau begitu, kamu tidak akan
pernah mengetahui rasanya?”
“Apakah manis seperti permen bu
atau seperti coklat?” aku jadi membayangkan dua makanan kesukaan tersebut,
“cinta itu rasanya bisa manis
seperti permen, atau pahit seperti obat.” Terang ibu padaku.
Aku tidak suka minum obat,
rasanya pahit sekali. Aku ingat, dulu aku demam, ibu memintaku untuk meminum
obat tersebut. Ku kira rasanya manis, ternyata pahit hingga aku ingin
memuntahkan nya.
“Apakah cinta itu seperti ibu
yang menyayangiku?”
“ya…, itu cinta “
“tapi nak….suatu saat nanti kamu
akan mengerti apa itu cinta. Hati-hatilah dengan hatimu nak saat ia datang..”
Lamat-lamat kudengar suara ibu disela tidurku……..
bersambung............................
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.