Friday, March 21, 2014

Cerita pendek : Seikat Kamelia Merah


couple, wife, husband, love, flower, camelia, paint, tool, SAI




Pada langkah senja, ia memburu asa. Gemerincing koin-koin di dalam saku bajunya, dan menimbang-nimbang rencana yang akan dilakukannya.
Di tikungan jalan, di samping tempat penjual buah, di depan toko permen -- yang biasa sesak dengan para bocah merengek minta dibelikan permen oleh ibunya. Di situlah ia berhenti.


Tempat yang seolah-olah ketika ia melangkahkan kaki ke dalamnya, bagai menceburkan diri ke botol parfum raksasa. Hanya tercium bau wangi. Lembut. Menenangkan.

Dipandanginya kuntum demi kuntum. Kelopak dengan berbagai warna, bentuk, dan rupa. Diingat-ingatnya kembali kenangan manis  yang telah ia ciptakan lewat mereka.
Kamelia merah, akhir pilihannya. Sekelebat  wajah wanita akan tersenyum hinggap di kepalanya. Bagai seekor rama-rama terbang rendah menghampiri kembang.

“Untuk kekasih?” tanya lelaki paruh baya dengan wajah cerah.
“Bukan—untuk istriku...” jawabnya singkat, sambil menyerahkan beberapa keping koin ke dalam tangan lelaki tersebut.

Lelaki itu menyerahkan seikat kamelia kepadanya. Ia pun segera berlalu masuk dan lari ke dalam rintik-rintik hujan yang mulai jatuh.

“Aku ingin berbaikan dengannya, kuharap ia akan senang menerimanya.” Begitu bisiknya dengan lembut pada seikat bunga yang tengah di genggamnya. Entah kenapa bunga-bunga  itu seakan-akan tersenyum dan mendengarkan apa yang dikatakannya.


camelia, flower, girl, story, love



No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.

Dabo Singkep

Welcome To Dabo Singkep Island

Sudah pernahkah kamu   mendengar sebuah pulau   bernama Dabo Singkep? Bagi yang sudah mendengarnya, mereka akan tahu dimana letak pu...