Thursday, June 19, 2014

Awal Kisah, Penerjemahan, & Penerbitan : Alf Lailah wa Lailah ( 1001 Malam )


Alf Lailah wa Lailah ( Arabian Nights )



Siapa yang belum pernah mendengar cerita 1001 malam? Hmm...saya rasa kita semua pernah mendengar cerita dari negeri arab yang sangat terkenal ini. kita akan langsung mengaitkannya dengan Kisah Aladin dan Lampu Ajaib, Ali Baba dan 40 Penyamun, serta kisah-kisah lainnya.

Namun, bagaimanakah sejarah dari penulisan cerita ini bermula hingga menyebar ke  penjuru dunia? Sebelumnya, marilah kita terlebih dahulu mencari tahu bagaimana awal cerita kisah 1001 malam ini bermula.


Awal Kisah 1001 Malam

Kisah 1001 malam ( Alf  Lailah wa Lailah  ) sesungguhnya berasal dari sebuah kisah nyata. Kisah tentang dua orang raja kakak adik yang bernama Syahriyar dan Syahzaman dengan kerajaannya masing-masing. Selama 20 tahun masa pemerintahan, mereka memerintah kerajaan tersebut dengan adil dan bijaksana.

Pada suatu hari, raja Syahriyar berniat akan pergi berburu, maka ia pun bersiap-siap untuk berburu dengan membawa serta beberapa orang pengawal. Ia meninggalkan istana untuk sementara waktu dan seorang istrinya yang sangat ia cintai, tanpa pernah mencurigai akan kesetiaan cinta istrinya tersebut.

Di saat sang raja tengah dalam perjalanan, tiba-tiba raja teringat bahwa salah satu perlengkapannya untuk berburu tertinggal di istana. Raja pun segera memacu kudanya untuk mengambilnya. Sesampai di istana, sang raja pun pergi mengambil barang tersebut. alih-alih mengambil barangnya, sang raja tanpa sengaja memergoki istri yang ia cintai sedang berselingkuh dengan budak istananya.

Betapa murka dan sakit hatinya sang raja, hingga akhirnya ia menjatuhi hukuman agar sang istri dan budak kulit hitam itu dibunuh. 

Untuk sesaat, sang Raja, sangat sedih juga terluka hatinya mengenang pengkhianatan istri yang sangat ia cintai. Untuk menghibur hatinya yang sedang bersedih, ia lalu memutuskan untuk pergi mengunjungi istana adiknya, Syahzaman. 

Perjalanan yang harus  ia tempuh cukup jauh dan melelahkan.  Namun, ia sampai juga akhirnya di istana Syahzaman. Sayang, sang adik rupanya sedang tidak ada di istana,karena ada beberapa urusan yang ia harus selesaikan. 

Sambil menunggu kepulangan sang adik tercinta, Syahriyar berkeliling istana untuk melihat keindahan-keindahan yang ada. Bukan pemandangan indah yang ia harapkan untuk dilihat, melainkan sebuah  pemandangan mengerikan ia lihat kini dihadapannya. Di dapatinya istri adiknya sedang bemesraan dengan seorang budak istana. 

Sang adikpun tak lama kemudian telah pulang dari urusannya. Mendengar penuturan dari sang kakak tentang perselingkuhan sang istri, Syahzaman pun menjadi berang. Syahzaman pun memerintahkan pada pengawal istananya untuk membunuh istri dan budak istana itu.

Peristiwa sama yang sedang menimpa kedua raja kakak adik ini, membuat jiwa mereka sangat tergoncang. Syahriyar dan Syahzaman diliputi kelukaan dan kesedihan yang mendalam  dihati. Oleh karena luka hati yang mendalam serta kesetiaan mereka yang ternodai oleh pengkhianatan orang yang mereka cintai. Hingga, akhirnya menimbulkan ketidakpercayaan lagi terhadap wanita.

Sejak itu, negara yang semula dipimpin oleh raja yang bijaksana, kini menjadi raja yang kejam yang acap kali membunuh wanita yang telah ia nikahi. Raja menikahi wanita tersebut hanya untuk satu malam. Dan keesokan paginya wanita tersebut akan di penggal kepalanya oleh algojo istana.


Kebiasaan sang raja Syahriyar yang hanya menikah untuk satu malam lalu membunuh wanita yang ia nikahi keesokan pagi, berlangsung terus-menerus selama 3 tahun. Penduduk negeri tersebut di cekam ketakutan, dan para gadis di negeri tersebut banyak melarikan diri ke negeri-negeri lain untuk menyelamatkan diri.

Hingga hanya tersisa beberapa orang gadis saja yang masih hidup dan menunggu giliran mereka untuk menjadi korban sang raja. Demi menyelamatkan nyawa gadis-gadis lain, seorang gadis bernama Syahrizad memohon kepada ayahnya, agar ia dinikahkan dengan sang raja. Syahrizad adalah seorang putri wasir.

Permohonan Syahrizad, akhirnya dikabulkan oleh ayahnya walau dengan berat hati. Namun, Syahrizad bukanlah seorang gadis biasa. Ia gadis yang sangat cerdik dan pintar. Ia telah menyusun sebuah rencana, agar sang raja tidak bisa membunuhnya.

Dengan ditemani oleh adiknya, Dunyazad, Syahrizad pun menikah dan tinggal di istana sang raja. Ketika malam tiba, Syahrizad tidak lantas menuruti sang Raja agar langsung tidur. Akan tetapi, Syahrizad meminta sang raja untuk mendengarkan cerita yang akan ia sampaikan kepada raja.

Rajapun mendengarkan cerita yang dibawakan oleh Syahrizad dengan sangat antusias. Syahrazad mampu membawakan cerita yang disampaikan kepada sang raja dengan sangat menarik. Syahrazad sangat menyukai membaca buku-buku cerita, hikayat, dan kisah-kisah terdahulu . Cerita tersebut ia ceritakan dengan cara bersambung, hingga raja tertidur lelap. Dengan demikian, sang raja senantiasa menunggu kelanjutan cerita dari Syahrazad.

Malam-malam pun berlalu, dan tidak terasa telah memasuki 1001 malam Syahrazad bercerita untuk sang raja. Raja Syahriyar sadar apa yang telah ia lakukan selama ini berkat kecerdikan Syahrizad.
Raja Syahriyar dan Syahrazad pun kini bisa hidup berbahagia dan saling mencintai.




Mula Penulisan Cerita

Sebagian ahli sastra berpendapat bahwa kisah 1001 malam ( Alf Lailah wa Lailah ) tidak ditulis satu orang, tetapi oleh banyak orang pada periode yang berbeda. Seorang kritikus sastra bernama Nabia Abbot menyatakan bahwa ada 6 bentuk kumpulan cerita 1001 malam :

Bentuk Pertama, terjemahan secara harfiah dari “Hazar Afsanak” pada abad ke-8 M. Kumpulan cerita diperkirakan berjudul “ Alf Khurafat” ( 1000 cerita yang dibuat-buat ).

Bentuk Kedua, adalah versi islam dari  “Hazar Afsanak”yang berjudul “ Alf Lailah” ( 1000 Malam ) yang disusun sebagian / mungkin sudah lengkap pada abad ke-8 M.
Bentuk Ketiga, adalah “Alf Lailah” yang berisi cerita-cerita Arab dan Persia yang dibuat pada abad ke-9 M. 

Bentuk Keempat, adalah susunan “Al-Jassyari” yang dibuat pada abad ke-10 M, yang mencangkup Alf Lailah dan cerita-cerita lain. Pada bentuk keempat ini ada kemungkinan cerita-cerita yang termuat dalam Alf Lailah mengalami beberapa perubahan.

Bentuk Kelima, merupakan kumpulan yang diperluas dari susunan  Al-Jassyari” dengan tambahan cerita dari Asia dan Mesir. Kumpulan ini diperkirakan dibuat pada abad ke-12M. Pada periode inilah perubahan judul menjadi “ Alf Lailah wa Lailah” kemungkinan dilakukan.

Bentuk Keenam, adalah “Alf Lailah wa Lailah” yang berisi tambahan cerita-cerita kepahlawanan islam pada dinasti Mamluk. Bentuk ini merupakan bentuk terakhir yang tidak ditambah lagi, karena pada awal abad ke-16 M Dinasti Mamluk di Suriah dan Mesir ditaklukkan oleh Turki Usmani ( Turki Ottoman ) dibawah Sultan Salim I ( 1512 -1520 ).



Penerjemahan Alf Lailah wa Lailah

Di daratan eropa, alf lailah wa lailah dikenal dengan nama “the arabian nights”. Kisah ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana prancis yang bernama “Jean Antoine Galland” ( 1646-1715).



 

Jean Antoinne Galland


Galland memperoleh naskah alf lailah wa lailah ketika dia bertugas sebagai sekretaris kedutaan prancis di timur tengah. Dengan latar belakang sebagai kolektor benda-benda untuk museum, ia tertarik dengan naskah alf lailah wa lailah. Dengan memanfaatkan penugasannya ke timur tengah untuk mencari benda-benda kuno. Alf lailah wa lailah adalah penemuannya yang paling bernilai.



Alf Lailah wa Lailah yang diterjemahkan oleh Galland ke dalam bahasa prancis
menjadi "Les Mille et Une Nuit"





Galland menerjemahkan Alf Lailah wa Lailah ke dalam bahasa Prancis, dan menerbitkannya sebanyak 12 jilid :
Jilid 1 terbit pada tahun 1704
Jilid 2-7  terbit pada tahun 1706
Jilid 8  terbit pada tahun 1709
Jilid 9-10  terbit pada tahun 1712
Jilid 11-12  terbit pada tahun 1717, terbit 2 tahun setelah Galland meninggal dunia.

Penerjemahan Alf Lailah wa Lailah ke dalam  bahasa inggris dilakukan oleh R.Heron dari edisi yang diterbitkan oleh Galland. Lalu William Beloe menerjemahkan sebanyak  4 jilid pada tahun 1795 M.  Penerjemahan juga dilakukan oleh beberapa orang orientalis lainnya, seperti : Denis Chavis, Jonathan Scott, Caussin de Perceval, dan Edouard Gauttier.

Penerbitan Alf Lailah wa Lailah  
 
Alf Lailah wa Lailah dalam bahasa arab pertama kali diterbitkan di Calcutta oleh The College of Fort William dan di edit oleh Syekh Ahmad bin M.Syirawani al Yamani. Pada edisi ini, diterbitkan sebanyak 2 jilid. Jilid 1 diterbitkan pada tahun 1814, dan Jilid 2 diterbitkan pada tahun 1818. Cerita yang ditampilkan hanya berisi 200 malam yang pertama dan kisah Sinbad si Pelaut.


Penerbitan dalam edisi bahasa arab yang lengkap adalah edisi Bulaq yang pertama kali dicetak pada tahun 1835 di percetakan negara Bulaq, dekat Kairo.


yang dicetak pada tahun 1835 di Percetakan negara Kairo. Penerbitan edisi ini berasal dari naskah yang didapatkan di Mesir. Setelah itu terbit pula edisi kedua dari Calcutta yang sudah lengkap, sebanyak 4 jilid pada tahun 1839-1842, yang diedit oleh W.H Macnaghten.




Kemudian ada pula edisi Breslau yang diedit oleh Dr.Maximilian Habicht, yang diakuinya berasal dari manuskrip Tunisia. Pada edisi Breslau ini banyak terdapat kesalahan tata bahasa dan dialek.
Dari sekian banyak edisi Alf Lailah wa Lailah, edisi yang berulangkali dicetak adalah edisi Bulaq, yang pada garis besarnya sama isinya dengan edisi Calcutta yang kedua.

Edisi ini berasal dari resensi naskah Mesir yang ditemukan Zotenberg dan merupakan hasil komplikasi yang dibuat oleh seorang syekh pada abad ke-18.

Edisi Bulaq ini dicetak pada tahun 1896 oleh Darasy-Sya’b, Kairo sebanyak 2 jilid:
Jild 1 berisi sebanyak 782 halaman
Jild 2 berisi sebanyak 764 halaman
Edisi ini diedit oleh Rusydi Salih dan diberi gambar oleh Husain Biykar.

Dari edisi Bulaq ini kemudian terbit terjemahan ke dalam berbagai bahasa barat, seperti Spanyol, Inggris, Polandia, Jerman, Denmark, Rusia, dan Italia. 

*****


Sumber : Antonio, Muhammad Syafii dan Tim  TAZKIA.Ensiklopedia Peradaban Islam Jilid 5 : Baghdad.2012.Jakarta : TAZKIA Publishing


 

1 comment:

Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.

Dabo Singkep

Welcome To Dabo Singkep Island

Sudah pernahkah kamu   mendengar sebuah pulau   bernama Dabo Singkep? Bagi yang sudah mendengarnya, mereka akan tahu dimana letak pu...