Monday, July 7, 2014

Ibrahim bin Adam & Seekor Burung Gagak

boy, bird, wallpaper, cute, paint tool SAI, love, care





Tersebutlah  seorang pemuda bernama Ibrahim bin Adam. Ia sangat gemar berburu binatang. Dia tak kenal lelah keluar masuk hutan untuk memburu berbagai binatang.  Memanggul busur dan anak panah. 

Suatu hari dia sangat lelah. Dia menggelar tikar. Beristirahat di bawah pohon rindang di dalam hutan. Lalu  mengeluarkan sepotong roti. Bekal yang dibawanya di rumah.

Saat istirahat itulah Ibrahim melihat seekor burung gagak hinggap di dahan. Tepat berada di depannya. Kali ini Ibrahim tak mengambil panah. Tak dihiraukannya binatang tersebut. ibrahim merasa sangat lelah.

Tiba-tiba si gagak terbang ke arah Ibrahim. Menyambar roti yang dipegangnya. Ibrahim tersentak kaget. Burung itu lalu terbang. Menggondol roti milik Ibrahim.

“Burung tak tahu diri!” umpat Ibrahim. Dia merasa kaget bercampur marah.
Ibrahim merasa diledek burung gagak. Dia lalu menyiapkan senjatanya. Mengejar si gagak. Cukup lama Ibrahim membututi burung itu sampailah di lereng gunung yang sangat sepi.

Ibrahim sangat terkejut. Dihadapannya, seorang laki-laki tergolek lemah. Kedua kaki dan tangannya terikat. Tanpa pikir panjang, Ibrahim melepaskan ikatan yang membelit tubuh laki-laki tersebut.

“Apa yang menimpa dirimu? Sehingga kau terikat di tempat sepi ini?” tanya Ibrahim.

“Aku seorang pedagang yang sial,” jawab laki-laki itu setelah ikatannya terlepas.

Laki-laki itu meneruskan ceritanya,
“Beberapa perampok merampas harta bendaku. Kedua kaki dan tanganku diikat. Aku tak berkutik. Tujuh hari tujuh malam aku tergolek di tempat ini. Tanpa bisa berbuat apa-apa  kecuali pertolongan Allah swt. Berharap ada orang yang lewat.”

“Lalu siapa yang memberimu makan? Hingga kau bisa bertahan selama itu?” tanya Ibrahim.

“Ada burung gagak yang menolongku. Aku heran bagaimana burung itu mendapatkan sepotong roti dan diberikannya kepadaku,” ujar si laki-laki.

“Burung gagak?” tanya Ibrahim meyakinkan.

“Ya, burung gagak. Allah swt tidak menyia-nyiakan hamba-Nya menjadi tak berdaya dan mati kelaparan. Dengan Kuasa-Nya pula kau dikirim disini.” jawab si laki-laki.

Ibrahim lalu mengajak si laki-laki ke tempat dia menggelar tikar dan beristirahat. Diceritakannya tentang seekor burung gagak yang mencuri sepotong rotinya. Ternyata diberikan kepada laki-laki itu.

Peristiwa itu sungguh membekas dalam hati Ibrahim bin Adam. Seolah itu menyindir dirinya yang selama ini kikir.   Tak pernah mau memperhatikan orang lain.

“Seekor burung gagak saja memiliki naluri menolong orang yang sengsara. Mengapa diriku seorang manusia tidak bisa berbuat baik?” kata Ibrahim bin Adam dalam hati. 

Sejak saat itu Ibrahim bin Adam menyadari kesalahannya selama ini. Dia lalu berangkat ke Makkah. Semua harta benda miliknya ditinggal. Diserahkan kepada kaum fakir miskin. Dia berangkat tanpa membawa bekal sedikitpun.

Selama perjalanan, Ibrahim tak pernah merasa lapar dan haus sedikitpun. Hingga akhirnya dia sampai di Makkah. Menyatakan syukur kepada Allah swt.
*****

Sumber :
Thobroni, M.2009.Kumpulan Dongeng Teladan Islami.Yogyakarta : Wahana Totalita Publisher.




1 comment:

Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.

Dabo Singkep

Welcome To Dabo Singkep Island

Sudah pernahkah kamu   mendengar sebuah pulau   bernama Dabo Singkep? Bagi yang sudah mendengarnya, mereka akan tahu dimana letak pu...