Wednesday, May 10, 2017

Kisah-Kisah Kemukjizatan Nabi Muhammad Saw





Semasa kecil, beberapa dari kita pernah mendengar kisah-kisah Nabi Muhammad Saw. akan kemukjizatannya. Kisah yang paling terkenal ialah kisah Isra’ Mi’raj sang Nabi Saw. dan bagaimana Nabi Muhammad Saw. dengan izin Allah Swt. membuat bulan terbelah. Beranjak dewasa, ada beberapa kisah yang baru saya ketahui. Seperti, seekor unta yang mengadu pada Nabi Muhammad Saw. tentang perlakuan majikannya kepada dirinya. Atau rintihan si pohon kurma yang merindukan Nabi Muhammad Saw.

Tiap kisah yang hadir memiliki keistimewaan tersendiri yang berisi teladan, pembelajaran, maupun pembuktian mukjizat atas diri Nabi Muhammad Saw. Kisah yang didalamnya membuat kita tersenyum atau menjadi sebuah perenungan. Berikut beberapa kisah yang saya rangkum untuk anda semua:


Kisah Kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Malam sewaktu Rasul dilahirkan
Sungguh serupa dengan Lailatul Qadar

Puisi Turki Abad Ke-17 M

Pada umumnya, umat muslim sedunia  memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. dengan sebuah perayaan yang disebut dengan Maulud/Maulid. Dalam bahasa Turki modern ditulis Mevlut atau Mevlud yang berarti puisi atau sastra yang dituliskan untuk memuliakan kelahiran Nabi Muhammad Saw. Saya tak banyak mendapat penjelasan rinci tentang kisah kelahiran Nabi Muhammad Saw. sewaktu masih kecil. Atau mendengar  peristiwa-peristiwa menakjubkan berkenaan dengan malam kelahiran Nabi Muhammad Saw. Peristiwa yang lambat laun saya ketahui adalah kelahiran kembar yang terjadi pada semua hewan yang berada di dekat kota tempat ibunda Nabi Muhammd Saw. tinggal. Sampai akhirnya saya mengetahuinya dari sebuah bacaan. 
 Dalam suatu riwayat, terlihat sebuah cahaya bersinar dari dahi Abdullah, ayahanda Nabi Muhammad saw., dan meskipun  beberapa wanita berupaya keras meminangnya demi cahaya ini, dia menikah dengan Aminah, yang telah ditakdirkan oleh Allah Swt. untuk menjadi ibu Nabi Saw. Cahaya itu akhirnya terbawa didalam rahim Aminah.
 Dituturkan oleh Abu Nu’aim dalam Dala’ilal-Nubuwwah, pada malam kelahiran Nabi Muhammad Saw. seluruh ternak kaum Quraisy saling bercakap-cakap diantara mereka tentang kelahiran pemimpin umat. Aminah diperintahkan untuk memberi nama anak itu Muhammad atau Ahmad. Dalam riwayat-riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw. yang baru lahir itu jatuh ke tanah dan, dengan menekan kedua belah tangannya ke bumi, dia mengadah ke langit. Hal ini ditafsirkan sebagai menunjukkan perannya sebagai penguasa segenap penjuru bumi.
 Tanda-tanda yang mengandung makna bisa disaksikan di negeri-negeri sekitarnya ketika Nabi Muhammad Saw. lahir. Diriwayatkan bahwa  dinding-dinding istana raja Persia roboh, atau air Sungai Tigris dan Eufrat meluap menggenangi ibu kota. Riwayat  lain mengisahkan juga Nabi Muhammad Saw. dilahirkan dalam keadaan bebas dari segala kotoran jasmani. Beliau  lahir dalam keadaan tersunat.

Salah satu karya terkenal yang menceritakan tentang kelahiran Nabi Muhammad Saw. adalah Mevlut karya Suleyman Chelebi. Karya ini dianggap tidak ada tandingannya dalam hal syair yang begitu religius dan paling disukai oleh seluruh lapisan masyarakat Turki.  Karyanya juga paling sering ditiru sehingga ada seratus versi berbeda dari syair Mevlut dalam bahasa Turki.

Berikut kisah kelahiran Nabi Muhammad Saw. dalam Mevlut karya Suleyman Chelebi:

Aminah Khatun, ibunda Muhammad tercinta :
Dari tiram ini keluar itu kemilau mutiara.
Setelah menikah dengan ‘Abdullah
Tiba masa kehamilan, berhari-hari, berpekan-pekan.
Kala kian dekat saat Muhammad dilahirkan
Muncul banyak tanda kedatangannya!

Pada bulan Rabi’ Al-Awwal,
Malam senin, hari kedua belas,
Ketika lahir sebaik-baik insan—
Betapa keajaiban-keajaiban disaksikan bundanya!

Tutur ibunda sahabat itu:
“Kulihat seberkas cahaya luar biasa; mentari bagai ngengatnya.
Mendadak sontak mencuat dari rumahku,
Menerangi alam hingga ke angkasa.
Langit terbuka, sirnalah gulita,
Dan kulihat tiga malaikat membawa tiga bendera.
Satu di timur, satu di barat, satu berdiri tegak di atas atap Ka’bah.
Barisan malaikat turun dari angkasa,
Mengelilingi segenap penjuru rumahku;
Turun para bidadari berkelompok-kelompok;
Cahaya wajah-wajah mereka membuat rumahku terang!
Dan kain terhampar di udara,
“Kain sutra berlungsing emas”—dihamparkan malaikat.
Kala peristiwa-peristiwa ini demikian jelas kulihat
Aku pun bingung dan linglung.


Mendadak sontak dinding-dinding terbelah
Dan tiga bidadari masuk ke dalam rumahku.
Sebagian bertutur bahwa, diantara ketiganya,
Yang memesona adalah Asiyah, berparas bagai bulan,
Yang satu memang Maryam,
Dan yang ketiga, bidadari nan cantik.

Lalu mereka bertiga ini mendekat perlahan-lahan
Dan disini mereka menyalamiku dengan ramah,
Mereka pun duduk di sekelilingku, dan menyampaikan
Berita-berita gembira tentang kelahiran Muhammad,
Tutur mereka :
“Seorang putra seperti putramu ini belum pernah hadir
Sejak Allah menciptakan alam ini,
Dan Yang Maha Kuasa tidak pernah menganugerahi
Seorang putra tampan seperti putramu ini.
Kau beroleh kebahagiaan luar biasa, duhai tercinta,
Karena darimu lahir sang manusia bajik itu!
Dialah raja pengetahuan nan mulia.
Makrifat dan tauhidku.

Karena mencintainya langit pun berputar,
Manusia dan jin merindukan wajahnya.
Malam inilah malam dia akan menerangi alam semesta
Dengan cahaya berseri-seri!
Malam ini bumi menjadi surga,
Malam ini yang berhati’kan bersuka ria,
Malam ini memberikan kehidupan  baru bagi para pecinta.
Rahmat bagi alam semesta adalah Mustafa,
Pemberi syafaat bagi para pendosa: Mustafa!
Beginilah cara mereka melukiskannya kepadaku,
Bergeloralah kerinduanku pada cahaya barakah itu.”

Tutur aminah :
“Kalau sudah tiba waktunya
Sebaik-baik manusia itu pun lahir,
Aku begitu haus lantaran panas itu
Dan mereka memberiku segelas serbat.
Kala mereguknya, aku tenggelam dalam cahaya
Dan tidak bisa membedakan diriku dari cahaya.
Dan, datanglah seekor angsa putih besar bersayap besar nan halus
Menyentuh tubuhku dengan lembut.

Ibn Al-Jauzi seorang teolog yang bermazhab hanbali yang kritis dan serius, dalam kitab Maulid-nya, menulis:

Ketika Muhammad lahir, para malaikat memaklumkannya dalam nada tinggi dan rendah. Jibril datang membawa kabar baik, dan Arasy pun bergetar. Bidadari-bidadari pun keluar dari istana mereka, dan bertebaranlah wewangian. Ridwan ( malaikat penjaga gerbang surga ) mendapat perintah: “Hiasilah Surga tertinggi, singkapkanlah tirai dari tempatnya, kerahkanlah sekawan burung Aden ke rumah Aminah agar mereka menaburkan mutiara dari paruh-paruh mereka.” Dan, ketika  Muhammad lahir, Aminah melihat sebuah cahaya, yang menerangi Istana Bostra. Para malaikat mengerumuninya dan membentangkan sayap-sayap mereka. Barisan malaikat, yang memanjatkan pepujian, turun dan memenuhi bukit-bukit serta lembah-lembah.

Para penyair juga suka menghiasi berbagai deskripsi mereka tentang Nabi Muhammad Saw. dengan hiasan-hiasan yang indah dari lingkungan di sekitar mereka sendiri. Penyair-penyair lain telah menciptakan semacam nyanyian nina – bobo untuk Nabi Muhammad Saw,

Qum qum ya Habibi kam tanam
An-naum ‘alal-asyiq haram
Bangun, bangun, Kekasihku—berapa lama kau ‘kan tidur terlena?
Tidur diharamkan bagi sang pecinta!


Peristiwa Pembelahan Dada Nabi Muhammad Saw.
 Diantara legenda-legenda yang dikaitkan dengan riwayat hidup Nabi Muhammad Saw.  adalah peristiwa pembelahan dada yang menjadi ciri utama semua biografi. Di dalam Al-Qur’an Surah Alam Nasyrah (QS. 94 ) dalam Al-Qur’an dimulai dengan firman Allah kepada Nabi Muhammad Saw.,
Bukankah Kami telah membuka ( atau, meluaskan dan melapangkan ) dadamu?
 Ini dimaknai bahwa Allah Swt telah membersihkan secara khusus dada Nabi Muhammad Saw., dan menganugerahi Nabi Muhammad Saw. dengan kesucian yang istimewa, sehingga dia bisa menyampaikan risalah Ilahi tanpa cacat.

Sebuah riwayat hadis dalam kurun awal mengutip penuturan Nabi Muhammad Saw. sendiri tentang pengalaman ini:

Saat sedang bermain bersama kawan-kawanku, aku kedatangan tiga orang. Salah seorang membawa sebuah kendi di satu tangan, dan di tangan lainnya sebuah kotak perhiasan zamrud hijau berisi salju. Mereka bergegas membawaku ke puncak gunung dan membaringkanku di atas gunung itu dengan lembut sekali. Kemudian, orang pertama diantara mereka merobek dadaku hingga daerah perut, sementara aku memandangi mereka, tetapi aku tidak merasa sakit sama sekali. Dia lalu membenamkan tangannya ke dalam rongga perutku, mengeluarkan usus-ususku dan membasuhnya dengan salju, membersihkannya dengan sangat hati-hati dan kemudian  mengembalikannya ke tempat semula.

 Lantas, orang kedua bangkit dan berkata kepada orang pertama: “Pergilah, engkau telah melaksanakan perintah Allah.” Lalu dia mendekatiku dan membenamkan tangannya ke dalam rongga di tubuhku dan mengeluarkan jantungku, merobeknya, dan mengeluarkan darinya sebuah noda hitam yang dipenuhi darah, membuangnya, dan berkata: “Ini adalah bagian setan dalam dirimu, wahai kekasih Allah.” Lalu dia mengisinya dengan sesuatu yang dibawanya, dan menempatkannya kembali di tempat semula, menutupnya dengan selubung cahaya, dan aku masih merasakan kesejukan selubung penutup itu pada otot-otot dan sendi-sendi tubuhku.

Lalu, orang ketiga bangkit dan berkata: “Pergilah kalian berdua, karena kalian telah melaksanakan perintah Allah.” Kini  orang ketiga mendekatiku dan mengusapkan tangannya, dari tulang dadaku hingga ke bagian pinggangku. Lalu malaikat itu berkata: “Timbanglah dia untuk dibandingkan dengan sepuluh orang di antara masyarakatnya.” Mereka menimbangku, dan aku lebih berat dari mereka seluruhnya.
 Lalu, dia berkata: “Tinggalkan dia, meski kalian menimbangnya untuk dibandingkan dengan seluruh masyarakatnya, dia tetap akan lebih berat dari mereka.” Lalu dia meraih tanganku dan membantuku turun dengan hati-hati, dan mereka membungkukkan badan ke arahku, mencium kepalaku, dan di antara kedua mataku, dan berkata: “ Wahai Kekasih Allah, sesungguhnya engkau tidak akan pernah ketakutan, dan jika engkau tahu kebaikan apa yang telah dipersiapkan bagimu, engkau akan sangat bahagia.”
Dan mereka membiarkanku duduk di tempatku, lalu mereka mulai terbang dan menembus langit, dan aku memandangi mereka, dan jika engkau ingin tahu, akan kutunjukkan ke mana mereka pergi.


Kisah Umm Ma’bad
 Diantara kisah-kisah mukjizat-mukjizat makanan,  yang paling tua dan paling banyak diyakini barangkali adalah kisah tentang Umm Ma’bad, yang menceritakan tentang Nabi Muhammad Saw. beserta sahabat melewati tenda seorang wanita tua bernama Umm Ma’bad yang memiliki seekor domba tua.
Berikut kisahnya:
 Sekelompok sahabat Nabi Muhammad Saw. melewati tenda Umm Ma’bad di padang pasir dan berusaha membeli daging dan kurma darinya, tetapi wanita itu sama sekali tidak punya apa-apa untuk dimakan. Kemudian, Nabi Muhammad Saw. menunjuk satu-satunya domba milik Umm Ma’bad, yang sedang berbaring di pojok, dan bertanya:
“Apakah domba ini punya susu?”
Dia menjawab: “ Ia terlalu lemah.”
Nabi bertanya: “Apakah engkau mengizinkan aku memerah susunya?”
Dia berkata: “Engkau yang lebih kusayangi dari ayah dan ibu, jika aku tahu bahwa domba ini punya susu, maka aku pasti sudah memerahnya sebelumnya.”
 Lalu, Rasulullah Saw. memanggil domba itu, lalu meletakkan tangannya di ambingnya, menyebut nama Allah, serta berdoa untuk wanita itu dan dombanya. Tiba-tiba domba itu menegakkan kaki ke arahnya, dan susu mulai mengalir. Nabi meminta wadah untuk menampung susu itu, dan memerah banyak susu ke dalamnya. Lalu, dia memberikannya kepada wanita itu untuk diminum hingga kenyang, dan dia memberikannya kepada para sahabatnya sampai perut mereka kenyang, dan dia sendiri minum paling akhir. Setelah mereka memuaskan rasa dahaga, Nabi Saw. memerah susu sekali lagi sampai wadah itu penuh, dan dia meninggalkannya dan mereka meneruskan perjalanan.
 Beberapa  lama kemudian suami wanita itu, Abu Ma’bad, tiba dengan menuntun beberapa ekor kambing lapar yang rupanya sangat menyedihkan dan sumsumnya hampir kering.
 Ketika dia melihat susu itu, dia terkejut dan bertanya kepadanya:
 “Dari mana engkau dapatkan susu ini, Umm Ma’bad? Sebab, domba itu sudah kering dan tidak ada ternak perah di rumah ini.”
 Umm Ma’bad berkata: “Benar, tetapi ada seorang pria mulia melewati tempat ini dan begini, begitu.”
 Dia berkata: “Lukiskan penampilannya, Umm Ma’bad!”
Wanita itu berkata: “Aku melihat seorang pria yang sangat bersih, dengan wajah cemerlang, dengan sopan-santun sempurna. Dia tidak kurus dan tidak botak; lemah-lembut dan anggun; matanya hitam- legam, dengan bulu mata melengkung, suaranya merdu dan lehernya bersinar, jenggotnya tebal, alis-matanya melengkung indah. Saat dia diam, kemuliaan melingkupinya, dan ketika berbicara, dia tampak berwibawa, dan kecermelangan cahaya mengelilinginya. Seorang pria yang paling tampan dan bercahaya dari jauh, dan yang paling manis dan lembut hati dari dekat.....”
 Legenda ini tampaknya juga menjadi dasar gambaran tentang penampilan Nabi Muhammad Saw. Ada lebih banyak mukjizat dalam riwayat-riwayat selanjutnya seperti : seekor domba bisa mencukupi kebutuhan seribu orang, atau sejumlah kecil makanan yang ternyata cukup memadai untuk sejumlah besar tamu yang tak diundang.

Kisah Seekor Rusa yang Diselamatkan Oleh Nabi Muhammad Saw.
 Kisah ini terdapat didalam syair-syair  yang sangat senang dinyanyikan oleh para penyair rakyat. Kisah seekor rusa yang berhasil ditangkap oleh seorang pemburu jahat. Menurut beberapa riwayat, penjahat itu adalah putra musuh utama Nabi Muhammad Saw., yakni Abu Jahl. Ketika Nabi Muhammad Saw. lewat, dia mendapati hewan itu tengah meratap karena kedua anaknya di gurun pasir hampir mati kehausan.
Salah seorang dari tiga belas penyair Sindhi yang menuturkan kisah ini melantunkannya dalam irama sederhana:
 Seruannya didengar oleh sang pangeran—
Ahmad pun datang mendekatinya.
Dia berkata: “Mengapa kau berseru minta tolong—Apa yang terjadi atas dirimu, wahai rusa?”
Rusa berkata:”Tuan, aku meninggalkan kedua anakku, kelaparan di tengah gurun pasir. Tolonglah aku, kasihanilah aku, kumohon jadilah pembebasku, wahai Ahmad! Aku akan pergi, aku akan segera kembali lagi ke sini, hanya, berilah mereka sedikit susu!
Tuan yang budiman itu, dengan tangan mulianya, segera membuka jeratan perangkap, dan rusa itu berlari menjauh dengan cepat menuju tempat kedua anaknya menunggu.
 Lalu datanglah si pemburu bodoh itu dan bertanya kepada Rasul:
“Lihat, aku telah melakukan kekejaman ini karena aku merasa senang sekali berburu—Mengapa engkau biarkan pergi rusa itu? Siapakah engkau, dari mana asalmu, dan siapakah namamu? Beritahu aku! Engkau harus membawa rusa itu, atau menjawab pertanyaanku!”
 Rasul bangkit dihadapan orang itu, orang yang penuh kesabaran:
“Muhammad Amin, orang beriman, begitulah aku dipanggil—Itulah namaku yang sebenarnya. Rusa itu berjanji kepadaku akan kembali dan menyerahkan dirinya kepadamu, tetapi aku berjaga-jaga untukmu disini untuk menggantikannya, dan jika rusa itu tidak kembali, akulah yang akan jadi pengganti...”
 Sementara itu, sang rusa sudah bertemu dengan kedua anaknya, yang bertanya-tanya tentang apa yang terjadi, dia katakan kepada mereka bahwa Nabi Muhammad Saw. telah menjadikan dirinya jaminan baginya; lalu, induk rusa itu meminta kedua anaknya untuk menemaninya. Mereka semua menjatuhkan diri dan mencium kaki Rasul; sang pemburu, yang menyaksikan mukjizat ini, segera memeluk islam.
 Rusa yang setia itu lalu dibebaskab, dan kembali ke perbukitan tempat tinggalnya bersama anak-anaknya. Dalam sebuah versi yang dibuat kemudian dari legenda yang sama, binatang yang terlatih secara teologis itu bahkan berkata kepada Nabi, dengan menyinggung Surah 108 dalam Al-Qur’an, Surah Al-Kautsar:

Untukmu mengalir al-Kautsar
Dari putingku mengalir pula susu.
Biarkan manusia minum al-Kautsar,
Aku ingin memberi (anak-anakku) minuman susu!

Dalam sebuah kisah lain, seekor elang yang menyambar selop Nabi Muhammad Saw. Melakukan hal itu karena seekor ular beracun bersembunyi disana; demi melindungi Nabi, ia membawa selop itu ke pegunungan gurun, dan di sana dijatuhkannya hewan berbisa itu. Dengan cara yang sama , kucing Abu Hurairah menyelamatkan Nabi dari seekor ular yang memanfaatkan kebaikannya dan berusaha membelitnya.

Kisah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw.
Tidak ada aspek lain dari kehidupan Nabi Muhammad Saw. yang menarik perhatian kaum orientalis dan sejarawan agama melebihi perjalanan Nabi Saw. ke langit ini. Sedangkan bagi para penyair dan kaum sufi kisah ini tak henti-hentinya memesona mereka. Mereka bisa melukiskannya dalam kata-kata yang beraneka warna dan menambahkan banyak sekali hiasan kedalam kisah aslinya.
 Biografi paling awal Nabi, Sirah karya Ibn Ishaq, mengungkapkan:
 Suatu malam, Malaikat Jibril membawa Nabi Muhammad Saw. naik kendaraan samawi yang disebut Buraq; lalu, Nabi Muhammad Saw. mengadakan perjalanan bersama Jibril dan, dalam peristiwa Isra’ ini, kepada Nabi diperlihatkan berbagai kejadian di langit dan di bumi dalam perjalanan ke Yerusalem. Di sana, dia bertemu dengan para nabi sebelumnya dan menjadi imam shalat mereka. Lalu, dari Masjid al-Aqsha, dia memulai perjalanannya menembus berbagai lapisan langit, yang  semula digambarkan sebagai menaiki tangga langit ( mi’raj ).
 Menurut sebuah riwayat yang sering diulang-ulang, Allah lalu memerintahkan Nabi untuk menyampaikan kepada umatnya kewajiban shalat lima puluh kali sehari. Ketika dia turun ke bumi, Nabi Musa as. memperotesnya  dengan mengatakan bahwa umatnya tidak akan pernah sanggup menunaikan shalat sebanyak itu dan memintanya kembali lagi untuk memohon kepada Allad Swt. agar jumlah shalat itu dikurangi. Setelah berkali-kali Nabi berusaha, Allah Swt. akhirnya mengurangi jumlah shalat menjadi lima kali. Ketika Nabi Musa as. mengatakan bahwa itu pun terlalu banyak, Nabi Muhammad menolak meminta keringanan kewajiban lebih lanjut, sehingga sejak itu jumlah shalat tetap lima kali bagi orang-orang muslim.
 Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Muhammad Saw. kembali dari perjalanan Isra’ dan Mi’raj, tempat tidurnya masih hangat dan bahwa tempayan airnya, yang terjatuh ketika dia dibawa pergi, masih berisi air dan belum kering sepenuhnya. 
 Salah seorang diantara para sufi persia yang bernama ‘Aththar khususnya, amat ekspresif ketika melukiskan perjalanan ke  langit itu dalam karyanya yang berjudul Ilahinama :

Pada malam hari datanglah Jibril, dengan penuh suka cita
Ia berseru:”Bangunlah, duhai pemimpin dunia!
Bangunlah, tinggalkan tempat gelap ini dan pergilah sekarang
Menuju kerajaan abadi Tuhan!
Langkahkan kakimu menuju “Dimana tiada tempat”
Dan ketuklah pintu tempat suci itu.

Dunia bersuka cita demi engkau,
Anak-anak berparas rupawan malam ini jadi budak-budakmu,
Dan para rasul dan nabi berbaris
Di malam penuh berkah ini, untuk melihat elokmu.
Gerbang-gerbang surga dan pintu lelangit terbuka—
Memandangmu, banyak hati jadi sukacita!

Engkau mohon dari-Nya malam ini apa yang kau maksudkan,
Karena pasti engkau ‘kan melihat Tuhan!”
Buraq kini secepat kilat didekatkan—
Allah menciptakannya dari cahaya murni-Nya,
Sekujur kepala hingga kakinya berbinar-binar oleh cahaya Tuhan—
Dan dari angin dia belajar kecepatan.
Nabi menaikinya dalam waktu dan ruang;
Dia tinggalkan tempat ini menuju:”Di mana tiada tempat.”

Muncul kegemparan di Arasy termulia:
“Inilah yang pertama, bulan purnama alam semesta!”
Para malaikat berdiri membawa talam menaburkan mata uang
Bagi dia, yang mereka cintai sepenuh hati dan jiwa.
Dia melihat para nabi berdiri berjajar di kanan dan kiri
Untuk menyampaikan kepadanya misteri-misteri Ilahi....”
*****
 

Kata mereka kepadaku:
“Tidakkah kau memuji Muhammad,
Nabi utusan Tuhan segala ciptaan,
Yang paling patut diagungkan diantara semua insan?”
Kataku kepada mereka:
“Apa yang harus kukatakan dalam memujinya
Karena Penciptanya sudah melakukannya
Dan tak meninggalkan apa pun lagi untuk ditambahkan?”
Al-Nabhani

Sumber :
Schimmel, Annemarie.2012. Dan Muhammad adalah Utusan Allah Cahaya Purnama Kekasih Tuhan, Mengeksplorasi Perwujudan Rasa Cinta dan Penghormatan Umat Muslim yang Mendalam Terhadap Nabi Muhammad Saw. Bandung : Mizan

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.

Dabo Singkep

Welcome To Dabo Singkep Island

Sudah pernahkah kamu   mendengar sebuah pulau   bernama Dabo Singkep? Bagi yang sudah mendengarnya, mereka akan tahu dimana letak pu...