Perempuan terbaik
di dunia ini ada empat orang : Maryam binti Imran, Asiyah istri Firaun,
Khadijah binti
Khuwalid, dan Fatimah binti Muhammad.”
( H.R Al-Bukhari
dan Muslim dan Hisyam bin Hakim )
Wanita adalah sosok
lemah lembut di mata para kaum adam. Di dalam agama islam wanita mendapat
tempatnya serta dimuliakan kedudukannya oleh Allah swt. Di dalam al-Qur’an
sosok wanita pun mendapat tempatnya dengan terdapatnya sebuah surat yang
bernama An-Nisa ( wanita ).
Bahkan Rasulullah saw mengajari kita untuk memuliakan, menghormati,
berbakti, kepada seorang ibu lalu ayah.
Rasulullah saw
mengulangi penyebutan nama ibu sebanyak tiga kali dan nama ayah hanya satu
kali, saat Rasulullah saw didatangi seorang sahabat yang menanyakan kepada
siapa ia harus melakukan kebaikan dan berbakti selama ia masih hidup di dunia.
Betapa kaum wanita
sangat dihormati. Dalam perjalanan sejarah islam pun tak lepas dari peran kaum
wanita. Namun, dari sekian banyak wanita , hanya empat orang wanita ini yang mendapat tempat tertinggi di
sisi-Nya. Siapa saja wanita-wanita tersebut?
Berikut ini keempat
wanita yang paling mulia di dunia juga di sisi Rab-nya :
Siti Asiyah ( istri fir’aun )
Nama lengkapnya
adalah Asiyah binti Muhazim bin Ubaid
bin Rayyanbin al-walid. Seorang wanita yang berasal dari bani israil. Kedudukannya sebagai seorang istri serta
permaisuri di kerajaan yang dipimpin oleh fir’aun membuatnya sangat dihormati
di kalangan pejabat istana dan kalangan rakyat jelata.
Nabi Musa as lahir
pada masa firaun memerintah, dan membuat sebuah peraturan dengan menyuruh para
pengawalnya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir.
Allah swt
menyelematkan nabi Musa as dengan menyuruh ibunda nabi Musa as menghayutkannya
ke sungai Nil. Dan akhirnya Para budak perempuan firaun telah memungut Musa a.s
dari sungai yang dihanyutkan dalam peti tertutup. Namun mereka tidak berani
membukanya sehingga mereka meletakkannya dihadapan istri fir’aun.
“Maka dipungutlah
ia oleh keluarga fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka.”
( Al-Qashash 28 : 8 )
Setelah Asiyah membuka
penutup peti tersebut dan menyingkap tabirnya, maka ia melihat wajah cerah
bersinar dengan cahaya kenabian dan keagungan.
Pada saat melihatnya itu, ia sangat menyukai dan mencintainya
sehingga pada saat datang fir’aun bertanya, “Siapa anak ini?” dan fir’aun
sempat menyuruh untuk menyembelih anak tersebut.
Maka Asiyah memintanya agar tidak membunuhnya seraya berkata,
“( ia ) adalah
penyejuk mata hatiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia
bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak.”
( Al-Qashash 28 : 9
)
maka fir’aun
berkata kepadanya “menurutmu itu memang benar, tapi bagiku itu sama sekali
tidak benar.”
Begitulah, hingga
sampai dewasa nabi Musa as diasuh dan tinggal di lingkungan kerajaan firaun.
Ketika Allah swt menyerukan kepada Musa untuk mengajak agar firaun
beriman kepada Allah swt, maka firaun dengan sombongnya menolak ajakan
nabi Musa as.
Diam-diam ibunda
nabi Musa as, istri firaun mulai tertarik dengan ajaran yang dibawa oleh
nabi Musa as. Ia pun akhirnya beriman kepada Allah swt. Keimanan istri firaun, tentu saja tanpa
sepengetahuan suaminya.
Akan tetapi, lambat
laun Fir’aun mulai curiga terhadap
istrinya. Fir’aun pun memata-matai istrinya hingga ia pun mendapati keimanan
istrinya. Betapa murka Firaun mengetahui bahwa istrinya sekaligus permaisurinya
telah berkhianat.
Firaun
memerintahkan kepada para prajurit agar istrinya dibunuh di tonggak-tonggak
dengan jalan disiksa sampai mati. Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa ketika
Siti Asiyah merasakan kesakitan akan siksaan Firaun serta terik panas matahari yang menyengat tubuhnya, maka
Allah swt memerintahkan malaikat Jibril untuk menaungi Asiyah dengan sayapnya.
Sampai Siti Asiyah tidak merasakan kesakitan lagi.
Dalam riwayat lain,
disebutkan bahwa nabi Musa as berdoa kepada Tuhan, agar siksaan itu
diringankan. Setelah nabi Musa as berdoa untuk ibundanya tersebut, azab
siksaan itu tidak lagi terasa sakit.
Siti Asiyah menjalani siksaan tersebut dengan
rasa sabar dan berserah diri kepada Allah swt. Hingga ia berdoa kepada Allah swt untuk membangunkannya sebuah rumah
di surga nanti.
Allah swt memperkenankan
doa Siti Asiyah, dengan memperlihatkan dari atas langit rumah
yang diminta oleh siti Asiyah di surga nanti. Ia pun tertawa, heranlah prajurit
firaun melihatnya tertawa padahal ia sedang disiksa. Mereka pun mengira bahwa Siti Asiyah telah
menjadi gila akibat siksaan tersebut.
”Ya Tuhanku,
bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan
perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim.”
( At-tahrim 66 : 11
)
Keimanan Siti Asiyah dan keteguhannya, membuat ia
mendapat tempat istimewa di hadapan Allah swt.
Siti Maryam ( ibu nabi isa as )
....”dan maryam
putri imran yang memelihara kehormatannya, maka kami tiupkan ke dalam rahimnya
sebagaian dari roh ( ciptaan ) kami, dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya
dan kitab-kitabnya, dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.”
( At-tahrim 66 : 12 )
Siti Maryam, ibunda
nabi Isa as adalah putri dari Imran.
Sebelum kelahirannya, istri Imran bernazar kepada Allah swt, jika ia hamil
kelak, ia akan menjadikan anaknya sebagai penjaga baitul maqdis. Ia pun
meminta perlindungan kepada Allah swt agar anak dan cucunya nanti terhindar dari godaan setan.
Dalam sebuah riwayat
dikatakan bahwa begitu bayi lahir setan langsung mengganggu sehingga bayi
menjerit , kecuali kelahiran Maryam dan putranya.
Betapa terkejutnya
istri Imran mendapati bahwa ia melahirkan seorang anak perempuan bukan seorang
anak laki-laki. Ia sedikit kecewa, namun ia berprasangka baik atas ketetapan
Allah swt atas dirinya.
“Maka tak kala
istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata : “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
melahirkannya seorang anak perempuan,-dan Allah lebih mengetahui apa yang di lahirkannya itu, dan anak laki-laki ( yang
ia nazarkan itu ) tidaklah seperti anak perempuan ( yang
ia lahirkan ini ) – sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku
melindungkannya serta anak keturunannya kepada ( pemeliharaan ) Engkau daripada
syetan yang terkutuk.”
( Q.S Ali Imran :
36 )
Maryam pun beranjak
dewasa dan menjadi seorang ahli ibadah. Ia juga seorang wanita yang menjaga
kehormatan dan kesucian dirinya. Maka, tak kala Allah swt menyampaikan sebuah
kabar bahagia melalui malaikat Jibril bahwa ia akan mengandung. Terkejutlah
maryam dengan berita tersebut.
“Maryam berkata :
“Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang
manusiapun menyentuhku dan aku bukan ( pula ) seorang penzina.”
“Jibril berkata :
“Demikianlah.”Tuhanmu berfirman : “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan ( Kami
berbuat demikian ) agar dapat Kami menjadikannya sebagai suatu tanda bagi
manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan hal itu adalah suatu perkara yang
sudah diputuskan.”
( Q.S.Maryam : 20– 21 )
Kehamilan Maryam
tanpa seorang suami membuat ia harus menjauhkan dirinya dari keluarga, terutama
kaumnya yang dapat membahayakan jiwa dirinya juga anak yang tengah
dikandungnya. Betapa berat cobaan yang tengah dihadapi Maryam ketika ia harus
berjuang seorang diri tanpa keluarga disisinya. Ia pun merasakan sakitnya saat
melahirkan nabi Isa as tanpa seorang pun yang membantu proses kelahirannya.
Namun, kasih sayang
, pertolongan dan perlindungan Allah swt kepada Maryam melalui malaikat Jibril membuat
kesedihan di hati Maryam terobati. Bahkan Allah swt melimpahkan karunianya
dengan menyediakan segala kebutuhan yang dibutuhkan Maryam saat itu.
Setelah kelahiran
nabi Isa as, Maryam pun membawa anaknya yang masih bayi tersebut kepada
keluarganya. Maryam harus menghadapai kaumnya yang menuduhnya melakukan
tindakan tidak terpuji. Allah swt menunjukkan kuasa-Nya, dengan membuat nabi
isa as yang masih bayi dapat berbicara menjawab tuduhan tersebut,
“Berkata Isa :
Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Alkitab ( Injil ) dan Dia menjadikan aku
seorang nabi.
Dan Dia menjadikan
aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan
kepadaku ( mendirikan ) shalat dan ( menunaikan ) zakat selama aku hidup.
Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak
menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
Dan kesejahteraan
semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal
dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
( Q.S. Maryam :
30-33 )
“Dan ( Ingatlah )
ketika Malaikat ( Jibril ) berkata :
“Hai Maryam,
sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu
Dan
Melebihkan kamu
atas segala wanita di dunia ( yang semasa dengan kamu )
( Q.S. Ali Imran : 42 )
Khadijah
Nama lengkapnya khadijah
binti khuwalid bin as’ad bin abd al uzza. Ia dilahirkan di Makkah tahun 68
sebelum hijrah. Ia adalah wanita yang sukses dalam perniagaan , seorang
saudagar wanita terhormat dan kaya raya. Pada masa jahiliyah ia dipanggil
ath-thaharoh ( wanita suci ) karena ia senantiasa menjaga kehormatan dan
kesucian dirinya. Orang-orang quraisy menyebutnya sebagai pemimpin wanita
quraisy.
Rasulullah bersabda
tentang khadijah, “Allah tidak menggantikan untukku wanita yang lebih baik
darinya. Ia beriman kepadaku di saat orang lain mendustakanku, ia menolongku dengan hartanya di saat orang
lain tidak ada yang menolongku, dan Allah telah menganugrahkan kepadaku putra (
dari hasil perkawinan ) nya sedang wanita-wanita lain tidak.
Keistimewaan
khadijah
1.
Ia adalah wanita yang pertama kali memeluk islam. Ia beriman
kepada Nabi di saat semua orang kafir (
ingkar ) kepadanya.
2.
Ia adalah wanita pertama yang dijamin masuk surga bahkan ia mendapat
kabar gembira dari Allah swt, bahwa Allah telah
membangunkan baginya rumah di surga
Abu
Hurairah RA menyatakan bahwa Jibril datang kepada Nabi Saw seraya
berkata,”Wahai Rasulullah, Khadijah sedang berjalan kemari. Ia membawa wadah
yang berisi kuah, makanan atau minuman. Jika ia sampai kepadamu, maka
katakanlah bahwa Tuhannya dan aku menyampaikan salam kepadanya. Dan
sampaikanlah kabar gembira kepadanya bahwa ia mendapat sebuah rumah di dalam
surga.”
( Mutafaq’alaih )
3.
Manusia pertama yang mendapat salam
dari Allah yang disampaikan dari langit ke tujuh. Ia pantas menerimanya
karena selalu setia mendampingi Nabi dalam kondisi seperti apapun
Anas RA
meriwayatkan bahwa ketika Jibril datang kepada Rasulullah saw yang sedang
berduaan dengan khadijah RA, Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah menyampaikan
salam kepada khadijah.” Khadijah membalas
“Sesungguhnya Allah lah As-Salam ( Maha Pemberi Kesejahteraan ).
Sebaliknya kuucapkan salam kepada Jibril dan kepadamu. Semoga Allah melimpahkan
kesejahteraan, rahmat dan berkahnya kepadamu.”
4.
Wanita pertama yang layak dikategorikan Shiddiq ( jujur / dapat
dipercaya ) diantara wanita mukmin lainnya
5.
Mengorbankan seluruh hartanya untuk kepentingan nabi
6.
Wanita yang memberi keturunan bagi nabi
7.
Wanita yang matang dan cerdas, pandai menjaga kesucian, dan terpandang
bahkan sejak masa jahiliyah dan diberi gelar Ath-Thahiroh ( wanita yang suci ).
Ia adalah orang yang terhormat, taat beragama, dan sangat dermawan
8.
Seluruh hidupnya diberikan untuk mendukung dan membela dakwan Nabi
9.
Orang yang pertama shalat bersama Nabi Muhammad saw
Fatimah Az-Zahra
Fatimah binti Muhammad (606/614 – 632) atau lebih dikenal dengan Fatimah
az-Zahra (Fatimah yang selalu berseri) (Bahasa Arab:
فاطمة الزهراء) putri bungsu Nabi Muhammad
dari perkawinannya dengan istri pertamanya, Khadijah.
Nama lengkapnya
adalah fatimah binti muhammad bin abdullah bin abdul muthalib. Ia lahir lima
tahun sebelum masa di utusnya Rasulullah saw. Ia merupakan putri termuda
diantara putri-putri nabi lainnya. Ia menikah dengan Ali r.a pada usianya yang
ke-18.
Rasulullah
saw sangat menyayangi Fatimah, setelah Rasulullah bepergian ia lebih dulu
menemui Fatimah sebelum menemui istri istrinya.
Dari Aisyah RA, Ummul
mu’minin berkata,
”aku tidak pernah
melihat seorangpun yang menyamai fatimah dalam hal keserupaan dengan nabi.
Ketenangan daan keistiqomahannya dalam
duduk maupun berdiri sebagaimana ketenangan dan keistiqomahan nabi. Ia disaat
masuk ke rumah nabi, nabi langsung berdiri menyambut kedatangannya. Begitu pula
di saat nabi mengunjungi rumah fatimah, ia pun beranjak dari tempat duduknya
untuk menyambut nabi, dan memeberikan tempat duduknya kepada Nabi.”
( H.R.Turmudzi )
Rasulullah
saw juga mengungkapkan rasa cintanya
kepada putrinya takala diatas mimbar:” Sungguh Fatimah bagian dariku , Siapa
yang membuatnya marah berarti membuat aku marah”. Dan dalam riwayat lain
disebutkan,” Fatimah bagian dariku, aku merasa terganggu bila ia diganggu dan
aku merasa sakit jika ia disakiti.”.
Setelah Rasulullah saw menjalankan haji wada’ dan ketika ia melihat Fatimah, beliau menemuinya dengan ramah sambil berkata,” Selamat datang wahai putriku”. Lalu Beliau menyuruh duduk disamping kanannya dan membisikkan sesuatu, sehingga Fatimah menangis dengan tangisan yang keras, tatkala Fatimah sedih lalu Beliau membisikkan sesuatu kepadanya yang menyebabkan Fatimah tersenyum.
Tatkala Aisyah bertanya tentang apa yang dibisikannya lalu Fatimah menjawab,” Saya tak ingin membuka rahasia”. Setelah Rasulullah wafat, Aisyah bertanya lagi kepada Fatimah tentang apa yang dibisikan Rasulullah kepadanya sehingga membuat Fatimah menangis dan tersenyum.
Lalu
Fatimah menjawab, ”Adapun yang Beliau katakan kepada saya pertama kali adalah
beliau memberitahu bahwa sesungguhnya Jibril telah membacakan al-Qur’an dengan
hafalan kepada beliau setiap tahun sekali, sekarang dia membacakannya setahun 2
kali, lalu Beliau berkata, “Sungguh saya melihat ajalku telah dekat, maka
bertakwalah dan bersabarlah, sebaik-baiknya Salaf (pendahulu) untukmu adalah
Aku”.
Maka
akupun menangis yang engkau lihat saat kesedihanku. Dan saat Beliau membisikan
yang kedua kali, Beliau berkata, ”Wahai Fatimah apakah engkau tidak suka
menjadi penghulu wanita-wanita penghuni surga dan engkau adalah orang pertama
dari keluargaku yang akan menyusulku”. Kemudian saya tertawa.
Tatkala 6 bulan sejak wafatnya Rasulullah saw, Fatimah jatuh sakit, namun ia merasa gembira karena kabar gembira yang diterima dari ayahnya. Tak lama kemudian iapun beralih ke sisi Tuhannya pada malam Selasa tanggal 13 Ramadhan tahun 11 H dalam usia 27 tahun.
***
“Sesungguhnya,
wanita muslimah lebih utama daripada bidadari surga
Karena shalat,
puasa, dan ibadah mereka kepada Allah swt.
Maka Allah
meletakkan cahaya pada wajah mereka, lalu tubuh mereka berupa kain sutra,
Kulitnya putih
bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan,
Sanggulnya mutiara,
dan Sisirnya terbuat dari emas.
Dan sungguh mereka
hidup abadi, lemah lembut, yang selalu mendampingi.
Sungguh
berbahagialah orang yang memiliki kami
Dan
Kami memilikinya.”
( Prophet Muhammad
saw )
Semoga tulisan saya ini bisa menambah pengetahuan
tentang agama islam untuk kita semua. Amin..:) dan jika ada
kesalahan dalam penulisan, semoga saya
bisa memperbaikinya di lain waktu.
Salam......
Sumber :
Modul tarbiyah
islamiyah, tim penulis modul, robbani press: jakarta 2012,
mohon izin copas, abdillah
ReplyDeleteterima kasih
mohon copas, abdillah
ReplyDeleteterimakasih