Gua tempat Ashabuul Kahfi
“Apakah kamu
mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu,
mereka Termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengagumkan?
(ingatlah)
tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka
berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan
sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini)."
( Qs.Al-Kahf 18
: 9-10)
Masih
ingatkah teman-teman tentang dongeng putri tidur atau snow white ? seorang
putri cantik yang terkena kutukan seorang penyihir akibat memakan sebuah apel
beracun. Setelah sang putri memakan apel
tersebut ia mendadak tertidur untuk sementara waktu. Kutukan tersebut akan
berakhir jika ada seorang pangeran yang mencintainya dan mau menciumnya.
Jauh
sebelum dongeng snow white muncul, di dalam sejarah islam terdapat sebuah
cerita yang sama dengan dongeng
tersebut.
Kisah tujuh orang pemuda beriman atau dikenal dengan nama Ashaabul
Kahfi ( Gua ) yang ditidurkan oleh Allah swt, berbeda dari cerita Snow White
yang tertidur karena kutukan. Cerita tersebut sudah saya dengar semasa masih
kanak-kanak. Hanya untuk secara detail, saya belum mendapatkannya.
Hingga akhirnya saya berhasil menemukan cerita
tersebut di dalam sebuah tafsir Al-Qur’an, cerita tersebut diceritakan
berdasarkan riwayat Israiliyat. Saya juga belum mengetahui apa yang dimaksud
dengan riwayat Israiliyat. Cerita tentang tujuh orang pemuda beriman ini
terukir abadi di dalam Al-Qur’an surat Al-Kahf 9 : 26, serta diyakini juga
kebenarannya oleh umat nasrani.
Dan ini bukanlah sebuah dongeng belaka, tetapi
peristiwa yang memang telah terjadi dan ada pada masa lalu.
Inilah
cerita lengkapnya dari Ashabul Kahf:
Seorang
raja yang bernama Decyanus mengeluarkan perintah kepada rakyatnya untuk menyembah berhala dan
memerintahkan para pengawalnya untuk menyiksa siapa saja yang berani
menentangnya. Beberapa orang pemuda dari kalangan bangsawan juga dipaksa turut
menyembah berhala-berhala tersebut. Bahkan diancam untuk dibunuh jika berani
menolak perintahnya.
Namun
pemuda-pemuda tersebut menolaknya dan tetap bertahan dalam keyakinan mereka.
Pemuda-pemuda
itu kemudian pergi ke sebuah gua yang terletak di sebuah gunung yang disebut
Tikhayus, dekat kota mereka Afasus. Di gua tersebut mereka akan beribadah
kepada Allah swt, sekiranya mereka diserang dan dibunuh, maka mereka mati dalam
ketaatan.
Di tengah perjalanan ke gua,
mereka bertemu seorang penggembala dengan seekor anjingnya. Kemudian ikut bersama
mereka.Di
gua itulah mereka tekun menyembah Allah swt. Diantara mereka ada yang bernama
Tamlikha, ia bertugas membeli makanan dan minuman untuk teman-temannya dan
menyampaikan kabar bahwa raja Decyanus
masih mencari mereka.
Setelah
kembali dari perjalanannya, raja itu segera mencari ahli-ahli ibadah untuk
dibunuh, kecuali bila mereka menyembah berhala. Berita itu pun terdengar oleh
Tamlikha ketika ia sedang berbelanja. Lalu disampaikan kepada teman-temannya.
Mereka menangis kemudian Allah swt menutup pendengaran mereka sehingga
mereka tertidur. Sementara itu Decyanus teringat kembali kepada pemuda-pemuda
tersebut. Lalu memaksa para orangtua
mereka untuk mendatangkannya. Para orangtua mereka menunjukkan gua tempat
mereka beribadah.
Decyanus
segera pergi kesana dan menutup mulut gua itu agar mereka mati didalamnya.
Dalam staf pengiring raja, ada dua orang laki-laki yang tetap menyembunyikan
keimanannya. Namanya Petrus dan Runas. Kisah para pemuda yang beriman dalam gua
itu diabadikan dengan tulisan diatas dua keping batu.
Lalu,
disimpan dalam peti dari tembaga. Peti itu ditanamkan ke dalam bangunan
supaya dkemudian hari menjadi teladan
dan peringatan bagi umat manusia.
Waktu
terus berjalan, zaman silih berganti, raja Decyanus sudah dilupakan orang.
Seorang raja saleh yang bernama Petrus memerintah negeri itu selama 68 tahun.
Pada masa pemerintahannya, terjadi pertikaian pendapat di kalangan rakyat
tentang hari kiamat. Sehingga mereka terbagi menjadi dua golongan, yaitu
golongan yang percaya dan yang mengingkarinya.
Raja
sangat sedih hati karena persoalan ini. Ia berdoa kepada Tuhan agar Dia memperlihatkan
kepada rakyatnya tanda-tanda yang meyakinkan mereka bahwa kiamat pasti terjadi.
Sementara
itu, seorang penggembala kambing bernama Ulyas bermaksud membangun kandang
untuk kambingnya di gua tempat para pemuda tersebut. Lalu dipecahkannya tutup
yang menutupi pintu gua itu. Seketika itu juga, pemuda-pemuda yang beriman itu
terbangun tersentak dari tidurnya. Mereka duduk dengan wajah berseri-seri lalu
mereka shalat.
Berkatalah
mereka satu sama lain, “Berapa lama kalian tidur?”
Dijawab
oleh yang lain, “Sehari atau setengah hari.”
Yang
lain mengatakan, “Tuhan lebih mengetahui berapa lama kalian tidur, cobalah
salah satu dari kalian pergi ke kota dengan membawa uang peraak dan membeli
makanan yang baik dan menghidangkannya kepada kita.”
Maka,
Tamlikha berangkat , sebagaimana biasanya sejak dahulu untuk berbelanja secara
sembunyi-sembunyi karena takut terhadap raja Decyanus. Sewaktu dia berjalan,
terdengar olehnya orang-orang menyeru Isa al-Masih di segala penjuru kota.
Dia berkata dalam hati,”Alangkah anehnya mengapa
orang mukmin itu tidak dibunuh oleh Decyanus.”
Dia
merasa heran, “Barangkali aku bermimpi, kota ini bukan kotaku dahulu.” Katanya
dalam hati. Lalu dia bertanya kepada seorang laki-laki tentang nama kota itu.
Lelaki tersebut menjawab, “Ini kota Afasus.”
Pada
akhir perjalanan, dia datang kepada seorang laki-laki dan memberikan uang logam
untuk membeli makanan. Lelaki itu kaget setelah melihat uang logam tersebut
karena belum pernah melihatnya. Dia membolak-balikkan logam itu kemudian
diperlihatkannya kepada kawan-kawannya.
Mereka merasa heran dan berkata, “Apakah uang
ini dari harta yang kamu temukan tersimpan dalam tanah?” Uang logam ini dari
zaman raja Decyanus. Satu zaman yang sudah lewat berabad-abad lamanya.”
Kemudian
Tamlikha dibawa kehadapan kedua orang hakim di kota itu. Mulanya Tamlikha
mengira dia akan dibawa kepada raja Decyanus
sehingga ia menangis. Tetapi, setelah mengetahui raja telah berganti,
lenyaplah kesedihannya.
Kedua hakim kota itu, Areus dan Tanteus
bertanya kepada Tamlikha, “Dimanakah harta terpendam yang kamu temukan itu,
wahai anak muda?” sesudah terjadi pembicaraan antara mereka, maka Tamlikha
menceritakan kisah para pemuda itu dengan raja Decyanus. Dan dia mengajak kedua
hakim itu pergi menengok ke gua untuk membuktikan kebenaran kisahnya.
Lalu,
keduanya pergi bersama-sama Tamlikha, hingga sampai ke pintu gua itu, dan
mereka mendengarkan semua kisah tentang
penghuni gua itu dari Tamlikha. Kedua hakim itu merasa heran setelah mengetahui
bahwa mereka tidur di dalam gua selama
300 tahun. Mengetahui bahwa mereka
dibangunkan dari tidur untuk menjadi tanda kekuasaan Tuhan kepada manusia.
Kemudian
Areus masuk dan melihat sebuah peti tembaga tertutup dengan segel. Di dalamnya
terdapat dua batu tertulis yang menceritakan kisah pemuda itu, sejak mereka
melarikan diri dari kerajaan Decyanus demi memelihara akidah dan agama mereka,
sampai kemudian Decyanus menutup pintu gua itu dengan batu.
Setelah
Areus dan kawan-kawannya membaca kisah ini, mereka bersyuku dan langsung
bersujud kepada Allah swt. Dan mereka segera mengirim utusan kepada raja Petrus
agar cepat-cepat datang untuk menyaksikan tanda kekuasaan Allah swt yang ada
pada pemuda-pemuda yang dibangkitkan sesudah tertidur 309 tahun.
Raja
kemudian berangkat beserta rombongan pengawal dan penduduk negerinya menuju
negeri Afasus. Hari ini merupakan keputusan tentang hari kebangkitan, hari yang tak terlupakan.
Ketika
raja melihat pemuda-pemuda itu, dia langsung bersujud kepada Allah swt, memeluk
pemuda-pemuda tersebut lalu menangis. Pemuda-pemuda itu terus memuji Tuhan.
Mereka berkata kepada raja,
“Wahai
raja selamat tinggal, semoga Allah swt senantiasa melindungi kamu dari
kejahatan manusia dan jin.” Lalu mereka kembali ke pembaringan dan ketika itu
Allah swt mencabut roh mereka.
Untuk
memberikan penghormatan kepada arwah para hamba Allah swt yang suci ini, raja
memerintahkan agar masing-masing mereka dibuatkan peti jenazah dari emas.
Tetapi pada malam harinya raja bermimpi melihat mereka dan berpesan kepadanya,
“Biarkanlah
kami sebagaimana adanya dalam gua ini, kami tidur di atas tanah sampai hari
kiamat datang. Oleh karenaya, raja memerintahkan agar jenazah – jenazah itu
dihamparkan didalam sebuah peti kayu dan melarang setiap orang untuk masuk ke
dalam gua itu.
Raja
memerintahkan pula agar dipintu gua dibangun tempat ibadah dan hari wafatnya
dijadikan hari besar.
*****
Dari
hasil searching saya di google, akhirnya saya menemukan juga detail nama-nama
pemuda tersebut : Maksalmina, Martinus, Kastunus, Bairunu, Danimus,
Yathbunus dan Thamlika adapun anjingnya bernama Kithmir.
jumlah pemuda-pemuda tersebut juga terdapat berbagai versi, namun kebanyakan mengatakan jumlah mereka adalah tujuh orang.
Gua
yang menjadi tempat persembunyian para pemuda tersebut memilik berbagai versi,
ada yang mengatakan terdapat di daerah Turki ada juga yang mengatakannya di
Lebanon. Karena di masing-masing tempat
mereka juga menemukan gua yang mereka yakini.
Apapun
itu, kita dilarang untuk berbantah-bantahan mengenai hal tersebut. Intinya, Allah swt telah menguji hamba-hambanya dengan kebesaran kekuasaan-Nya. Kembali
kepada kita untuk mempercayainya atau mengingkarinya.
"Nanti ( ada orang yang akan ) mengatakan ( jumlah mereka ) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan ( yang lain ) mengatakan : " (jumlah mereka ) adalah lima orang yang keenam adalah anjingnya, sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan ( yang lain lagi ) mengatakan : "
(jumlah mereka ) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya." katakanlah : "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui ( bilangan ) mereka kecuali sedikit." karena itu janganlah kamu ( Muhammad ) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka ( pemuda-pemuda itu ) kepada seorangpun diantara mereka ( yang memperkatakan kisah ini."
(jumlah mereka ) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya." katakanlah : "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui ( bilangan ) mereka kecuali sedikit." karena itu janganlah kamu ( Muhammad ) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka ( pemuda-pemuda itu ) kepada seorangpun diantara mereka ( yang memperkatakan kisah ini."
( Qs.Al-Kahf 18
: 22)
Have a nice day for all...^^
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.