Hallo
semuanya, masih adakah yang mengunjungi
blog saya hari ini? Saya harap teman-teman semua masih betah berkunjung ke blog
saya. Meski hanya sekedar numpang lewat
atau mengintip postingan saya sudah
update atau belum. ,,he,,he,,, lagi percaya diri ..*_*
Oke, pada
kesempatan kali ini saya akan menceritakan sebuah cerita tentunya menarik untuk
teman-teman semua. Saya harap saat ini
di tempatmu berada, waktunya adalah malam hari. Agar cerita dari saya bisa menjadi pengantar tidurmu. ^^
Dan jika
saat ini di tempatmu masih siang hari, tahan dan bacalah cerita ini sampai
malam tiba. He..he..becanda teman-teman...
Memang
sebuah cerita sangat tepat diceritakan pada waktu malam hari, bukan?
Langsung
saja saya ceritakan kisahnya....
Tersebutlah,
seorang anak muda yang sedang mabuk asmara. Anak muda itu berasal dari golongan
rakyat jelata. Anak muda itu bernama Burung Pungguk. Burung Pungguk mencintai
seorang gadis yang cantik. Gadis itu berasal dari keturunan keluarga bangsawan.
Gadis itu bernama Puteri Bulan.
Sayang sekali Puteri Bulan telah bertunangan dengan Garuda.
Sayang sekali Puteri Bulan telah bertunangan dengan Garuda.
Puteri Bulan
sebenarnya mencintai Burung Pungguk. Puteri Bulan tidak menolak cinta Burung
Pungguk. Namun, karena telah bertunangan Puteri Bulan tidak mudah ditemui.
Apalagi Puteri Bulan selalu ditemani oleh pengiringnya. Pengiring Puteri
Bulan bernama Bintang, Mega, dan Awan.
Pada suatu
hari Puteri Bulan dan Burung pungguk bermain-main di Taman Banjaran Sari. Taman
Banjaran Sari terletak di negeri milik Burung Dewata Cendrawasih. Burung Dewata Cendrawasih adalah sahabat
Burung Pungguk dan Puteri Bulan.
Ketika
hendak berpisah Puteri Bulan memberi hadiah kepada Burung Pungguk. Hadiah itu berupa sehelai
kain. Saat Puteri Bulan memberi kain, Burung Pungguk sangat terpesona.
Tiba-tiba datanglah Garuda. Garuda mengenali kain yang dibawa Burung Pungguk.
Garuda tahu benar bahwa kain itu milik Puteri Bulan. Garuda sangat marah dan
menyerang Burung Pungguk.
Dalam perkelahian itu Burung Pungguk kalah. Sementara itu, Puteri Bulan tidak dapat berbuat apa-apa. Puteri Bulan takut akan kemarahan Garuda.
Dalam perkelahian itu Burung Pungguk kalah. Sementara itu, Puteri Bulan tidak dapat berbuat apa-apa. Puteri Bulan takut akan kemarahan Garuda.
Burung
pungguk tak bisa berbuat apa-apa, pun ia juga telah kalah. Pergilah ia berlalu
membawa cintanya yang patah. Ia kini hanya bisa menatap Puteri Bulan dari jauh
yang telah menjadi milik Burung Garuda. Serta hanya bisa memendam kerinduannya.
Maka,
orang-orang pun memanggilnya “Dia Pungguk yang merindukan bulan.”
***
Cerita
tersebut sekaligus menjadi asal sebuah pepatah “Pungguk yang merindukan bulan”
yang mempunyai arti seseorang yang cintanya tak berbalas. Cerita tersebut berasal dari sebuah syair berjudul “Syair
Burung Pungguk.”
Nah,
bagaimana teman-teman ceritanya? Menarik bukan? Meski akhir cerita tersebut
sangat menyedihkan, tapi kita bisa mengambil sebuah pesan bahwa di dalam cinta
kita mempunyai jalan masing-masing. Kita menjalani takdir yang berbeda-beda.
Boleh jadi memang Burung pungguk tidak berjodoh dengan Puteri Bulan. Akan tetapi Tuhan pasti memiliki rencana indah untuk masa depannya.
Boleh jadi memang Burung pungguk tidak berjodoh dengan Puteri Bulan. Akan tetapi Tuhan pasti memiliki rencana indah untuk masa depannya.
Have a nice
dreams my friends and don’t forget to pray...n_n
Bukan ini kisah hakikatnya
ReplyDelete