Hari ini Momo tidak mau makan. Ia
tidak ingin makan terlalu banyak. Padahal, ia telah menemukan sebuah apel
merah. Sangat besar. Dan ranum. Apel itu baru saja jatuh dari pohonnya yang
sangat tinggi.
Momo sangat menyukai apel merah. Tapi,
kemarin seorang temannya mengejek bentuk tubuhnya. Temannya mengatakan bahwa
Momo adalah anak perempuan ulat daun yang gendut. Anak perempuan yang gendut,
pasti jelek penampilannya.
Betapa sedih hati Momo saat mendengar
ejekan itu. Maka, ia memutuskan tidak akan banyak makan lagi. Ketika Momo
sedang melamun, lewatlah seorang anak
laki-laki ulat daun. Ternyata itu adalah Kiko, sahabat Momo.
“Hai Momo, apa yang sedang kamu
lakukan disitu?” sapa Kiko
Seketika Momo tersadar dari
lamunannya. Kiko pun menghampiri Momo yang sedang duduk di samping buah apel.
“Wah...kamu menemukan sebuah apel yang
besar. Benar. Sangat besar.” Kata Kiko sambil memperhatikan buah apel itu.
“Iya...tadinya aku ingin
memakannya.......” Jawab Momo
“kalau
begitu makan saja.” Kata Kiko
“Kalau aku makan apel itu, nanti aku
jadi bertambah gendut?”
“Ha..ha........Momo kamu ini lucu
sekali....” Kiko tertawa lepas, wajahnya
yang tertawa terlihat senang sekali.
“Buty mengejekku...ia bilang aku
adalah anak perempuan ulat daun yang gemuk dan jelek.” Jelas Momo kepada Kiko
dengan raut wajah muram.
“Oh ya! Jahat sekali si Buty. Kamu
tidak boleh percaya pada ucapannya.” Kata Kiko memberi semangat pada Momo. Juga
terlihat marah karena ada yang telah membuat Momo bersedih.
“Apa badanku begitu gendut, Kiko?”
tanya Momo.
Kiko kemudian duduk disamping Momo,
dan katanya,
“Badanmu tidak gendut. Tidak
benar-benar gendut. Dan kamu tidak jelek.”
“Benar....??” tanya Momo ragu-ragu.
“Ya benar. Aku tidak berbohong
kepadamu. Kamu adalah anak perempuan ulat daun yang manis dan baik. Aku percaya
itu.” Kata Kiko sambil memberikan senyumannya yang manis seperti gula-gula
kepada Momo.
“Terima kasih Koko, sekarang aku tidak
sedih lagi.” Kata Momo dan tak lupa pula ia membalas senyuman Kiko.
“Nah..begitu lebih baik, oh iya aku
hampir saja lupa....” Kata Kiko sambil berlari sebentar ke dalam semak-semak.
Ia muncul dengan membawa sebutir ceri
merah yang begitu lezat pada kedua tangannya.
“Ini untukmu...tadi aku menemukannya
di pohon ceri yang biasa ku lewati.” Kata Kiko sambil menyerahkan ceri kepada
Momo.
“Kalau begitu aku juga ingin memberimu
setengah dari apel ini, ibumu pasti akan membuat kue Pie apel untuk kita.” Kata
Momo
“Momo kamu baik sekali, ibuku pasti
senang” Kata Kiko
“Dan aku beruntung, mempunyai sahabat
sebaik dirimu.” Balas Momo
Akhirnya Momo dan Koko pun pulang. Momo sekarang tidak sedih lagi. Ia kini lebih
percaya pada diri nya sendiri bukan pada ucapan orang lain.
******
Sketsa Awal
Bonjour Anisa. Lovely post :)
ReplyDeletepesan yang kutangkap dari cerita diatas adalah:
ReplyDeleteitulah sahabat sejati yang selalu ada disaat suka maupun duka,yang saat ini semakin sulit dicari.oya lam kenal yambak