Maka, bacalah
bongkah-bongkah kecil ini sebagai ilham dan pitutur dri seorang teman dekat
yang melintasi zaman, yang sangat memperhatikah hati dan jiwamu
dan yang tahu bagaimana
menolong kamu.
Kunyahlah perlahan-lahan,
dan bayangkan seandainya kamu bisa
mengambil sari patinya semua citra rasa dan artinya.
Apa yang dikatakan
rubaiyat-rubaiyat itu?
Jangan boroskan waktu
memintal masa lalu
Jangan sesali yang telah
terjadi masa silam lama lewat
Kalau engkau lepaskan yang
lalu pergi, menjadi sufi
Kau akan jadi bocah masa
kini:
Orang muda dan orang tua
sekarang
Yang tentram dan bahagia
Adalah yang tak terikat
kekayaan atau kemiskinan
Kurang atau lebih
Ia tak gubris dunia
Juga manusia
bahkan dirinya pun tidak
ia melesat pergi
dan tak tinggalkan jejak di
belakangnya
berapa lama engkau prihatin
terhadap kebutuhan jiwa ini
berapa lama kau akan
khawatir
tentang dunia penuh petaka
dan perang ini
dunia hanya bisa bawa pergi
tubuh dan daging
pandanglah jasadmu seperti
kantong sampah
dan
jangan khawatir
benarkah kau sungguh
harap merasa baik
setelah lakukan sesuatu
buruk
kejelekan menuai kejelekan
Tuhan penuh welas-asih
Dan
taruh kasihan siapa pun
tapi kau tak menuai gandum
roti
jika kau tabur benih gandum
bir
jangan mengungkap rahasia
kepada yang tak percaya
jangan cerita kisah kekasih
kepada yang terbuang
jangan bicara dengan orang
asing yang tak paham
jangan bicara dengan onta
pemakan duri
kecuali tentang duri
jika kau jatuh cinta
tetaplah tenang
jadilah setajam duri
sehingga kekasih
seperti mawar
yang menekan ke jantungmu
dan
membawamu pada sisinya
sepi sendiri ini lebih baik
ketimbang bersama dengan
ribuan
rasa merdeka ini lebih
indah
daripada memiliki seluruh
jagat
bicara dengan Tuhan ini
walau hanya sekejap jua
lebih berharga daripada
apapun
jika kau mulai perjalanan
jalan akan terbuka bagimu
jika kau mati demi dirimu
kau akan diusung jauh ke
Tuhan
kalau kau begitu
dipermalukan
hingga tak pantas lagi kau
bagi dunia
cahayamu akan tetap
bersinar
walau tiada lagi kau disana
setiap sensasi
setiap citra
segalanya yang dikira tak
hidup
bicara tanpa suara
tanpa bibir atau lidah
menceritakan kepada kita
kegembiraan dan duka cita
memberi kabar kita
coba bangunkan kita
“mengapa kau begitu dingin
terhadap saudaramu” mereka bilang
Sedihnya amat jika tak
sadar pesan ini
Yang datang dari mereka
tanpa bentuk
Serakah sumber segala
masalah
Jika kamu kemaruk perempuan
dan makanan
Kau tak akan lepas dari
masalah
Seperti burung yang jatuh
karena umpan
Dan terjebak dalam jebakan
dan
hidup di sangkar kecil
taruhlah otakmu kembali
dalam kepalamu,
o hati
itulah tempat sang kekasih
semayam
ia mendengarkan dari balik
tirai
kita seperti seruling bambu
ratapan dan tangis tak
datang dari kita
semua desah, keluhan, dan
nafas berat
datang dari dia
kalau kau punya otak di
kepalamu
dan melihat segalanya jelas
maka kendalikan lidahmu
dan selamatkan dirimu
sekali seekor ikan berhenti
bicara
*****
Rubaiyat adalah sejenis puisi blues yang terdiri
dari 12 baris berasal dari Persia. Bisa disamakan dengan Haiku, salah satu
bentuk puisi Jepang.
Rubaiyat Omar Khayyam merupakan Rubaiyat yang
sangat terkenal yang ditulis oleh Omar Khayyam. Satu Abad setelahnya, Rumi seorang
menuliskan Rubaiyatnya.
Maulana
Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula
disebut dengan nama Rumi adalah
seorang penyair sufi
yang lahir di Balkh
(sekarang Afganistan)
pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah,
atau tanggal 30 September 1207 Masehi
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.