Tuesday, October 21, 2014

Rubaiyat Rumi




Maka, bacalah bongkah-bongkah kecil ini sebagai ilham dan pitutur dri seorang teman dekat yang melintasi zaman, yang sangat memperhatikah hati dan jiwamu
dan yang tahu bagaimana menolong kamu.

Kunyahlah perlahan-lahan, dan  bayangkan seandainya kamu bisa mengambil sari patinya semua citra rasa dan artinya.
Apa yang dikatakan rubaiyat-rubaiyat itu?







Jangan boroskan waktu memintal masa lalu
Jangan sesali yang telah terjadi  masa silam lama lewat
Kalau engkau lepaskan yang lalu pergi, menjadi sufi
Kau akan jadi bocah masa kini:
Orang muda dan orang tua sekarang

Yang tentram dan bahagia
Adalah yang tak terikat kekayaan atau kemiskinan
Kurang atau lebih
Ia tak gubris dunia
Juga manusia
 bahkan dirinya pun tidak
ia melesat pergi
dan tak tinggalkan jejak di belakangnya








berapa lama engkau prihatin
terhadap kebutuhan jiwa ini
berapa lama kau akan khawatir
tentang dunia penuh petaka dan perang ini
dunia hanya bisa bawa pergi tubuh dan daging
pandanglah jasadmu seperti kantong sampah
dan
jangan khawatir

benarkah kau sungguh harap  merasa baik
setelah lakukan sesuatu buruk
kejelekan menuai kejelekan
Tuhan penuh welas-asih
Dan
taruh kasihan siapa pun
tapi kau tak menuai gandum roti
jika kau tabur benih gandum bir

jangan mengungkap rahasia kepada yang tak percaya
jangan cerita kisah kekasih kepada yang terbuang
jangan bicara dengan orang asing yang tak paham
jangan bicara dengan onta pemakan duri
kecuali tentang duri








jika kau jatuh cinta
tetaplah tenang
jadilah setajam duri
sehingga kekasih
seperti mawar
yang menekan ke jantungmu
dan
membawamu pada sisinya

sepi sendiri ini lebih baik
ketimbang bersama dengan ribuan
rasa merdeka ini lebih indah
daripada memiliki seluruh jagat
bicara dengan Tuhan ini
walau hanya sekejap jua
lebih berharga daripada apapun

jika kau mulai perjalanan
jalan akan terbuka bagimu
jika kau mati demi dirimu
kau akan diusung jauh ke Tuhan
kalau kau begitu dipermalukan
hingga tak pantas lagi kau bagi dunia
cahayamu akan tetap bersinar
walau tiada lagi kau disana






setiap sensasi
setiap citra
segalanya yang dikira tak hidup
bicara tanpa suara
tanpa bibir atau lidah
menceritakan kepada kita kegembiraan dan duka cita
memberi kabar kita
coba bangunkan kita
“mengapa kau begitu dingin terhadap saudaramu” mereka bilang
Sedihnya amat jika tak sadar pesan ini
Yang datang dari mereka tanpa bentuk

Serakah sumber segala masalah
Jika kamu kemaruk perempuan dan makanan
Kau tak akan lepas dari masalah
Seperti burung yang jatuh karena umpan
Dan terjebak dalam jebakan
dan
hidup di sangkar kecil
digantungkan pada langit-langit




taruhlah otakmu kembali dalam kepalamu,
o hati
itulah tempat sang kekasih semayam
ia mendengarkan dari balik tirai
kita seperti seruling bambu
ratapan dan tangis tak datang dari kita
semua desah, keluhan, dan nafas berat
datang dari dia

kalau kau punya otak di kepalamu
dan melihat segalanya jelas
maka kendalikan lidahmu
dan selamatkan dirimu
sekali seekor ikan berhenti bicara
tak seorang bisa bedakan kepala dan tubuhnya



*****




Rubaiyat adalah sejenis puisi blues yang terdiri dari 12 baris berasal dari Persia. Bisa disamakan dengan Haiku, salah satu bentuk puisi Jepang.

Rubaiyat Omar Khayyam merupakan Rubaiyat yang sangat terkenal yang ditulis oleh Omar Khayyam. Satu Abad setelahnya, Rumi seorang menuliskan Rubaiyatnya.  



 Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi) atau sering pula disebut dengan nama Rumi adalah seorang penyair sufi yang lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207 Masehi



No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.

Dabo Singkep

Welcome To Dabo Singkep Island

Sudah pernahkah kamu   mendengar sebuah pulau   bernama Dabo Singkep? Bagi yang sudah mendengarnya, mereka akan tahu dimana letak pu...