Apa yang terjadi andai sebuah
buku bisa berbicara padamu?
Benar-benar mengajakmu berbicara
layaknya seorang teman?
Dua
hal diatas tampaknya bisa mewakili sebuah novel yang akan saya bicarakan kepada
teman-teman semuanya. Novel yang berjudul “Lee
Raven Boy Thief” atau “Lee Raven
Pencopet Cilik” berkisah tentang seorang anak laki-laki yang bernama Lee
Raven. Di keluarga Lee Raven menjadi pencopet adalah sebuah profesi
turun-temurun bagi anak laki-laki di keluarga ini. Lee Raven telah menjadi
pencopet meski ia baru berusia belasan tahun.
Lee pun seperti biasa menjalankan aksi
mencopetnya di jalan-jalan sekitar kota.
Ia segera memulai aksi mencopetnya. Targetnya adalah sebuah dompet yang berada
di dalam tas seorang wanita. Lee
berhasil mengambil dompet tersebut, akan tetapi ia telah salah memilih
korbannya.
Romana
Asteriosy, si pemilik dompet yang dicopet oleh Lee adalah seorang wanita berkebangsaan Rusia terkaya di London.
Tindakan Lee Raven segera mengundang perhatian khalayak ramai di kota tersebut.
Lee diberitakan di koran-koran atas aksinya. Didorong oleh rasa ketakutan akan
dirinya dikejar-kejar oleh polisi serta tak ingin tertangkap, membawa dirinya
sampai di sebuah rumah yang tak ia kenali.
Mr.Edward
Maggs, sang pemilik rumah juga penjual buku antik di kota London menyangka Lee
yang sedang berdiri di pintu depan rumahnya adalah seorang anak pengantar surat
dan mempersilahkan bocah tersebut masuk ke dalam ruang perpustakaan pribadinya.
Di
ruang perpustakaan inilah tanpa sengaja, Lee menemukan brankas penyimpanan yang
ternyata berisi buku Beno ( buku dongeng untuk anak-anak ). Beano tersebut
sangat menarik perhatian Lee, terutama pengalamannya di waktu kecil. Ibunya
selalu membacakan Beano sebelum ia dan saudara-saudaranya tertidur.
Mengingat
bahwa cepat / lambat Mr.Edward akan mencurigai dirinya, Lee segera kabur dari
rumah Mr.Edward dan tanpa sengaja dompet
yang ia bawa tertukar dengan buku Beano tersebut. Di tempat persembunyiannya Lee
menyadari keteledorannya, namun ia tak bisa kembali lagi ke rumah Mr.Edward
Maggs.
Di
sisi lain, Mr.Edward Maggs sangat panik mengetahui bahwa brankas penyimpanannya
telah terbuka dan buku di dalamnya telah menghilang. Buku tersebut telah dititipkan oleh Mr.de
Saloman kepada Mr.Maggs untuk dijaga agar tak jatuh ke tangan orang yang salah.
Buku tersebut akan membawa kutukan bagi siapapun yang ingin memilikinya. Konon,
pemilik buku sebelumnya telah meregang nyawa akibat kutukan buku tersebut.
Sembari
menyesali nasibnya yang sial, Lee terus bersembunyi tanpa tahu buku yang ia
bawa adalah sebuah buku berbahaya, dan menjadi incaran siapa saja. Buku yang
tiap kali dibuka lembaran awalnya akan memiliki cerita yang berbeda. Dan telah
berkali-kali berubah menjadi buku yang berbeda pula. Terakhir kali ia menjadi
buku Beano di tangan Lee Raven.
Puncaknya,
buku Beno tersebut berbicara layaknya seorang teman kepada Lee yang tak bisa
membacanya. Sebuah buku yang ajaib bagi Lee. Bahaya juga tengah mengintai Lee
dan buku tersebut, bukan hanya Romana Asteriosyi dan para polisi memburunya,kini
Mr.Magg pun ikut mencari keberadaan Lee.
Kematian Mr.de Saloman yang belum
diketahui siapa pembunuhnya, lalu muncul wanita bernama Nigella Lurch yang
menginginkan buku tersebut. Bisakah Lee
Raven lolos dari orang-orang yang mengejarnya, lalu apakah hubungan Romana
Asteriosyi dan Nigella Lurch, penulis wanita yang menginginkan buku itu.
"Dewa yang menghembuskan nafas kehidupan pada Adam juga menghembuskan nafas kehidupan padaku! Dewa yang menciptakan tulisan, menciptakan itu pada lembaran-lembaranku, aku bisa melakukan banyak hal...."
"Dewa yang menghembuskan nafas kehidupan pada Adam juga menghembuskan nafas kehidupan padaku! Dewa yang menciptakan tulisan, menciptakan itu pada lembaran-lembaranku, aku bisa melakukan banyak hal...."
( Lee Raven Boy Thief – halaman 98 )
“...........................ia
menatapku dengan mendesak, seolah berusaha menemukan seraut wajah yang bisa
dibaca dan diajak berkomunikasi, seraut wajah yang memiliki kehangatan dan
ekspresi, dan sepasang mata yang mengungkapkan pikiran-pikiran, mulut yang
menyunggingkan seulas senyum, dan hidung yang bisa mengerut, pipi yang bisa
mengerut karena tawa.....bagi manusia, komunikasi dengan kata-kata saja tidak
cukup.”
( Lee Raven Boy Thief – halaman
100 )
"Bagaimanapun aku adalah buku, aku berkomunikasi melalui halamanku--bahkan ketika aku sangat menyukai pembacaku, dan memang ada beberapa pembaca yang sangat kusukai, pembaca yang menemukan rahasia-rahasia dan kembali padaku berulang kali."
( Lee Raven Boy Thief – halaman
131 )
Sebagai
seorang pembaca yang awam, saya kecewa novel ini tampak tidak mencuri perhatian
bagi penikmat buku. Sangat sayang jika sampai saya melewatkan untuk tidak menuliskan sebuah sinopsis dari novel
tersebut. akhirnya saya menulis sinopsis novel ini. ^_^
Satu
lagi, ketika membaca novel ini saya tiba-tiba teringat akan sebuah kitab yang
disebutkan di dalam Al-Qur’an, yang bernama “Lauh Mahfuz” sang kitab ketentuan,
yang di dalamnya berisi tentang takdir dari segala sesuatu yang ada di dunia
ini.
"Sesungguhnya Kami menghadapkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata (Lauh Mahfuz )."
( Yaasin 36:12 )
Rincian
buku :
Judul
buku : Lee Raven Boy
Thief / Lee Raven Pencopet Cilik
Pengarang : Zizou Corder
Penerbit : PT.Gramedia Pustaka
Utama
Tahun : 2011
Halaman : 296 halaman
ISBN : 978-979-22-6908-6
Nice publication. Have a nice weekend dear Anisa :)
ReplyDelete