Kesan
pertama sewaktu saya akan membaca buku ini adalah sebuah buku bergenre detektif
yang dikemas untuk anak-anak lengkap dengan ilustrasinya yang manis. Jadi, membayangkan
tokoh utamanya seorang anak perempuan yang
akan mengalami bahaya hingga mengancam nyawanya tidak terlintas di dalam
pikiran saya.
Sewaktu
mulai membaca, saya mendapati cerita ini lebih dari sekedar cerita anak-anak.
Saya tidak akan menemui tokoh di dalam cerita yang hidup penuh kebahagiaan,
atau sang tokoh utamanya melewati hari-hari dengan keceriaan. Tidak sama
sekali.
Jalan
cerita benar-benar menarik dan banyak hal-hal yang tak terduga terjadi terjalin di lembar ceritanya. Dilengkapi
ilustrasi yang manis serta sebuah peta sebuah pulau di halaman awal, agar para
pembaca bisa benar-benar merasakan petualangan dalam membaca. Dengan cara
penceritaan unik, karena sering kali pada setiap akhir bab, sang pengarang
mengajak para pembaca mengutarakan
perasaannya atas cerita yang ia tuturkan.
Sungguh
menarik bukan! Dan satu lagi ending yang penuh kejutan telah menanti para
pembaca. Saya benar-benar tertipu atas tebakan di akhir cerita
ini....he..he...^_^
“Wilma
Tenderfoot dan Kasus Jantung yang Beku” bercerita tentang seorang anak
perempuan yang berusia delapan tahun yatim piatu yang tinggal di sebuah panti
asuhan di kota Lowside. Wilma Tenderfoot begitu namanya. Meski ia sering kali
membuat beberapa kekacauan di panti akibat permainan detektifnya guna memecahkah masalah-masalah yang terjadi
disekitarnya. Meski hasil permainan itu selalu berakhir gagal, ia tetap
bertekad menjadi seorang detektif yang terkenal suatu hari nanti seperti
detektif pujaannya Theodore P.Goodman.
Theodore P.Goodman, detektif terkenal yang
telah menangani banyak kasus dan selalu berhasil. Wajahnya dimuat di
surat-surat kabar kota. Wilma tenderfoot pun tak ketinggalan akan berita sang
idolanya dan mengkliping cerita tiap aksi detektif itu memecahkan masalah di
suatu kasus.
Sudah
menjadi peraturan di panti asuhan tersebut, tiap anak akan dikirim keluar dan
bekerja pada seorang majikan dalam jangka waktu tertentu. Peraturan ini
ditujukan agar anak-anak panti mendapat pengalaman dalam hal bekerja. Wilma
sangat bersemangat, ketika tiba gilirannya. Ia tidak gentar dan ketakutan seperti anak-anak panti lainnya. Wilma telah menantikan ia akan keluar dari
panti. Melihat bagaimana pemandangan diluar sana sekaligus mengembangkan
bakatnya sebagai detektif.
Wilma
dikirim ke sebuah kota bernama Farside. Di kota ini, Wilma tinggal bersama
majikannya yang bernama Mrs. Waldock. Dimulailah hari-hari Wilma yang penuh
dengan pekerjaan-pekerjaan rumah yang harus ia kerjakan. Mrs. Waldock bukanlah
seorang majikan yang ramah dalam memperlakukan Wilma, tapi ia juga bukan
seorang yang majikan kejam. Di rumah Mrs.Waldock Wilma menemukan seorang
“teman” seekor anjing dekil yang selalu setia menemani Wilma kemanapun ia
pergi. Pickle, nama sang anjing itu.
Hingga
suatu hari, Wilma menyadari bahwa detektif pujaannya Theodore P.Goodman tinggal
tak jauh dari kediaman Mrs.Waldock. Betapa senangnya ia menyadari bahwa ia bisa
bertemu dengan detektif terkenal itu. Pertemuan Wilma dan Theodore P.Goodman
begitu tiba-tiba, sehingga Theodore agak sedikit terganggu oleh tamu tak
diundang ini. Wilma sangat ingin menjadi anak didik Theodore, namun Theodore
tak ingin mempunyai anak didik.
Di
tempat lain, seorang pria bernama Alan Katzin dan bibinya telah terbunuh. Kedua
orang tersebut ditemukan dengan jantung yang membeku. Belum diketahui siapa
orang yang telah membunuh mereka. Terbunuhnya Alan Katzin bertepatan dengan
hilangnya sebuah permata yang ditemukannya. Rencananya, permata tersebut akan
disumbangkan kepada pihak museum daerah. Theodore P.Goodman diminta untuk
menangani kasus yang aneh ini. Belum diketemukan alat bukti pembunuhan tersebut
membuat kasus ini bertambah rumit.
Wilma
yang tak pernah menyerah untuk menjadi anak didik Theodore P.Goodman selalu
membuntuti diam-diam bahkan secara terang-terangan kemana saja langkah
Theodore. Thedore yang harus bekerja keras untuk menuntaskan kasus pembunuhan
itu dibuat repot dengan kehadiran Wilma. Namun, di sisi lain Theodore malah
tertolong berkat petunjuk-petunjuk kecil yang Wilma temukan untuk mengarah ke
pelaku pembunuhan Alan Katzin dan bibinya.
Semakin
mereka mendapati petunjuk-petunjuk yang lain, bahaya pun semakin mengintai
Theodore dan Wilma. Bayang-bayang pembunuh mulai menghampiri Wilma dengan
terbunuhnya sang majikan, Mrs.Waldock. Lantas, apa hubungan Mrs.Waldock dengan
pembunh tersebut?
“Ketamakan. Sunggguh dapat
mengubah lelaki terhebat sekali pun.”
( Wilma Tenderfoot
dan Kasus Jantung yang Beku-halaman 275 )
Detail Buku
Judul
Buku : Wilma Tenderfoot dan Kasus Jantung yang Beku
Pengarang : Emma Kennedy
Jumlah
halaman : 301 halaman
Tahun
: 2010
Penerbit
: Matahati
suka ilustrasinya, bagus...
ReplyDelete