......................”Namun,
walaupun aku adalah suatu benda yang menyedihkan,
terkadang aku masih dapat merasakan sedikit
kebahagiaan pada tingkatan tertentu, dan aku bahkan terkadang –simpan saja
komentarmu!—menyombongkan diri dengan merasa bahwa diriku ini sangat penting.”
( Maister
M’Vittie dari “ The Man from Archangel” )
Hai.........hai.......bertemu lagi dan
saatnya kembali menulis sinopsis ^_^
Terakhir kali saya mempostingkan dua
buah cerita dongeng klasik dari C.H. Andersen. Kali ini saya akan berbagi
cerita tentang novel yang baru saya beli. He..he...sekalian menambah koleksi
buku di lemari saya, plus menambah
jumlah buku dari pengarang
favorite saya. ^_^
Jika
Sir Arthur Conan Doyle telah terbiasa menyapa para pembacanya dengan
kisah-kisah petualangan sang detektif, maka saya sempat bertanya-tanya akan
seperti apakah andai beliau menuliskan
kisah cinta?
Terjawab
sudah rasa penasaran ketika saya membaca buku ini. Lewat buku
berjudul “The Man from Archangel and
Other Tales of Adventure” kita akan menemukan kisah-kisah tak biasa, luar
biasa, dan juga jenaka. Buku yang berisi kumpulan cerita pendek ini mengangkat berbagai tema,
mulai dari ahli bedah sampai juga cinta. Di tangan sang author “Sherlock Holmes” ini kisah-kisah cinta yang
terjadi pada tokoh-tokoh utama di dalamnya menorehkan kesan begitu mendalam hingga
di hati pembaca.
“The Man from Archangel” atau “Lelaki dari Archangel” merupakan
salah satu judul dari 15 cerita pendek yang menjadi judul utama dari buku ini.
Kisah dibuka dengan pemaparan dari sang tokoh utama di dalam cerita yang
biasanya dipanggil dengan nama “Maister M’Vittie” oleh pelayannya. Bagaimana kehidupannya sebelum dan setelah ia
mendapatkan warisan dari pamannya yang kaya raya. Warisan tersebut berupa
sebuah rumah dan tanah suram di pesisir Caithness. Rumah yang tepat dengan kepribadiannya
yang pendiam, tak acuh, dan tak ingin ikut campur urusan orang lain. Rumah yang
begitu besar hanya ada seorang pemuda berusia dua puluh lima tahun. Sepanjang
waktu hanya menyibukkan dirinya di laboratorium dan membaca buku-buku. Atau
berjalan-jalan santai di tepi pantai, berbaring dibawah pohon sambil merenung. Keheningan
dan ketenangan seperti keinginannya selama ini.
Ketenangan
itu terusik pada tengah malam dengan hujan disertai badai. Nyenyak tidurnya
harus terganggu dengan suara ketukan pintu di luar kamarnya. Sang pelayan tua
memanggil-manggil namanya, memberitahu bahwa ada sebuah kapal karam tak jauh
dari rumah ini. Berharap sang tuan akan
menolong mereka yang akan segera tenggelam. Bukan rasa peduli yang didapatkan
sang pelayan dari tuannya, melainkan kata-kata makian. -_-
Saya
pribadi sempat kesal dan benci dengan tokoh utama ini. Sang author membuat
Maister M’Vittie sebagai sosok yang begitu egois, pemarah dengan mulutnya yang
begitu tajam, ditambah dengan sikapnya yang begitu keterlaluan rasa tak
pedulinya. 0_0 Rasanya tidak pantas orang ini jadi tokoh utamanya -_-
Oke,
kita lanjut kembali ceritanya he..he...^_^
Maister
M’Vittie pun melanjutkan kembali tidurnya. Namun, karena rasa penasaran akan
perkataan pelayannya, membuat ia tak bisa tidur nyenyak lagi dan segera bersiap-siap
pergi ke tempat kapal tersebut. Dengan menyusuri pesisir pantai, akhirnya ia
menemukan kapal yang akan segera karam itu. Hanya berjarak beberapa meter di
tengah cuaca yang begitu buruk samar-samar ia melihat bagaimana kapal besar dan
para awaknya itu mulai tenggelam perlahan-lahan.
Namun, yang menjadi perhatiannya adalah
sesosok perempuan yang sedang ditopang oleh seorang laki-laki diatas kapal
tersebut. Seperti sepasang kekasih. Tampak sang lelaki berusaha melindunginya.
Alih-alih merasa senang, sang wanita seakan tak suka dengan perlakuan lelaki
itu. Cuaca masih mengamuk, sang lelaki berbicara dengan lemah-lembut kepada
sang wanita lalu mengecup lembut di dahinya. Gelombang laut tanpa berbelas
kasihan menghempaskan mereka berdua. Jatuh......jatuh..........makin jatuh ke
dalam air laut.
Entah
apa yang menggerakkan sang tuan tanah itu segera melompat ke perahu kecilnya dan
mendayung mendekati kapal tenggelam itu. Hingga cukup dekat dengan tempat kapal
itu, ia mulai mencari-cari sosok wanita yang dilihatnya tadi. Sesosok wanita
bergaun putih mengambang di sisi perahunya. Ia pun menarik wanita itu ke atas
dan mendayung perahunya ke bibir pantai.
Ia
membawa sang wanita ke rumah dan pelayan tuanya telah berdiri menunggu sang tuan di depan
pintu, sambil memuji-muji atas tindakan tuannya. Maister M’Vittie bukan tipe
lelaki yang begitu mudah jatuh cinta kepada
seorang wanita, dia adalah tipe “tak acuh” meski tak bisa memungkiri kecantikan
gadis itu.
Gadis cantik dengan bahasa yang tidak ia mengerti.
Gadis itu menuliskan sesuatu di kertas yang ternyata adalah sebuah nama. Nama
dirinya “Sophie Ramusine.” Perkiraan
sang tuan, gadis itu berasal dari Rusia. Sang gadis akhirnya menumpang
sementara waktu di rumahnya, meski baginya gadis itu adalah sebuah gangguan. Dan
akan lebih menjadi gangguan lagi jika ia memberi tahu kepada kepala desa
tentang gadis itu lalu warga desa mulai bergosip tentang dirinya. Ia memutuskan
untuk merahasiakan tentang gadis itu pada warga desa.
Masalah
mulai datang menghampirinya, ketika seorang lelaki tampan tak sengaja masuk ke
wilayahnya. Ia dan lelaki itu tanpa sengaja bertemu ketika ia tengah asyik
berjalan-jalan. Lelaki itu memperkenalkan dirinya bernama Alexis Ourganeff dari
Archangel. Maister M’Vittie ingat, bahwa
ia adalah lelaki yang ada di kapal
bersama dengan Sophie. Ia pun menceritakan wanita itu yang berhasil ia
selamatkan.
Betapa
terkejutnya Maister M’Vittie melihat tingkah Ourganeff setelah mendengar apa
yang baru saja ia katakan. Pemuda itu langsung berlari begitu cepat ke arah
rumahnya, ia pun mengejar sang pemuda itu dari belakang. Terdengar suara gadis
itu melengking, ia melihat sang lelaki itu sedang memohon kepada sophie. Sophie
terlihat ketakutan sambil memasang wajah benci ke arah Ourganeff.
Keributan
yang terjadi itu membuat M’Vittie murka terhadap lelaki asing itu. Ia meminta
kepada Ourganeff untuk segera pergi. Tapi sayangnya, Ourganeff tak akan pergi
tanpa membawa Sophie. Kekerasan sikap sang tuan rumah membuat Ourganeff
mengalah. Akan tetapi ia tak akan menyerah. Gadis itu adalah istrinya. Gadis
itu adalah miliknya. Gadis yang membawa kutukan. Gadis yang untuk
mendapatkannya, ia telah melewati banyak bahaya di dalam hidupnya.
Maister
M’Vittie tak peduli apa yang terjadi kepada sepasang kekasih ini. Hanya ia tak
akan memberikan gadis itu kepada Ourganeff, jika gadis itu tak mengginginkan
demikan. Hari-hari berlalu, rasa tak acuh sang tuan rumah harus diuji dengan
kehadiran gadis itu di dekatnya, yang sedikit demi sedikit ia terbiasa dengan
kehadiran Sophie di dekatnya.
Di
satu sisi, Ourganeff menunggu M’Vittie
untuk membawa gadis itu kepadanya dengan cara baik atau batas kesabarannya akan membuatnya mengambil sebuah tindakan.
Menghilangkan nyawa seseorang demi membawa sophie kembali. Mungkinkah?
Siapa
Sophie Ramusine sebenarnya?
Apakah
yang terjadi antara Sophie dan Master M’Vittie?
dan
bagaimana nasib lelaki dari Archangel yang sedang menanti jawaban itu?
.......................”Apakah mungkin karena aku mencintai gadis Muskovit
itu? Tidak-seribu kali tidak. Aku bukanlah orang yang, demi kulit putih atau
mata biru, akan mengingkari kehidupanku sendiri, dan mengubah keseluruhan arah
pemikiran dan keberadaanku. Hatiku tidak tersentuh. Tapi harga diriku--ah,
disitulah aku betul-betul merasa dilukai dengan kejam.”
(The Man from Archangel - halaman 110
)
“......................bahwa aku
akan memelajari kenyataan mengenai diriku yang hanya manusia biasa, dan bahwa
adalah sesuatu yang buruk untuk berusaha memutuskan ikatan yang mengikat kita
dengan sesama manusia.”
( Ahli Bedah dari Gaster
Fell-halaman 18)
Akhir
cerita yang tak terduga akan menanti para pembaca. ^_^ Hmm..saya yang awalnya
membenci tokoh utama di dalam cerita ini berbalik menjadi simpati serta
memahami atas sikapnya. Cerita yang lain juga tak kalah seru, haru, dan
mengaduk-aduk emosi pembaca. Seorang ahli fisiologi yang patah hati, seorang wanita
yang berhasil menaklukan kesombongan sang dokter, atau seorang anak yang menanti
sebuah kebenaran dari sang ayah.
Semoga
posting dari saya bisa bermanfaat bagi teman-teman semua, atau bisa menjadi
dorongan teman-teman untuk ke toko buku dan segera mencari tahu lebih lanjut
tentang buku ini. Semoga di lain hari saya bisa menambah koleksi dari author
kesayangan saya ini :D
Have
a nice day for all.....aamiin ^_^
Detail buku
Judul
Buku : The
Man from Archangel and Other Tales of Adventure
Pengarang : Sir Arthur Conan Doyle
Jumlah
halaman : 335 halaman
Tahun
: 2012
Penerbit
: Bukune
baguuuuuuuussss,..buku baru ke ?? komik kak dah slsai,cover gmbar ny keliatan ambil di olx :D
ReplyDelete