Kilatan pedang yang terbiasa
menari dengan anyir darah
Alih-alih....
Kikuk kala cinta datang menjelma
Keberanian yang terkumpul di gudang dada
pun menguap,
Tak bersisa,
hilang entah kemana
Pada musuh ia tak akan pernah mengalah
Hingga pada cinta ia lengah
Di pertarungan hanya terdapat dua pilihan :
Terbunuh atau menjadi pembunuh
Ironis—
Dalam cinta ia tidak jadi terbunuh
Jua tak jadi pembunuh
Ini kutukan!!!
Umpatnya putus asa, tak percaya
Batinnya terasa di siksa
Cinta lebih menakutkan dari pada
medan pertempuran, begitu suara di dalam
pikirannya
Ia ingin mengakhiri pertempurannya
Hanya ini lah caranya:
Tunduk menyerah di hadapan cinta...
Hello dear Anisa.Congratulations for this so nice post :)
ReplyDelete