“...Jika ada 20 orang yang sabar diantaramu,
niscaya
mereka akan dapat mengalahkan 200 orang musuh.
Dan jika ada
100 orang yang sabar diantaramu,
niscaya
mereka akan dapat mengalahkan 1.000 orang kafir...”
( Q.S Al Anfaal : 65 )
Sudah
sering mendengar kata sabar bukan??
Berapa
banyak kali kamu bersabar dalam hidupmu?
Atau
jangan-jangan sudah habis rasa sabarnya?? Upsss...
Saya
harap kita semua tidak akan pernah kehilangan rasa kesabaran di hati kita.
Amin...amin..amin...^^
Bersabar
itu tidaklah mengenakkan! Setuju?
Pasti
semua langsung angguk-angguk kepala. :D
Ya,
seperti kamu harus bersabar sedikit menunggu antrian di loket tiket, atau kamu
harus bersabar menunggu ibumu memasakkan makanan untukmu. Tentu harus pakai
rasa sabar. Bukan rasa kecap manis * ingat masakan melulu :D
Saya
jadi ingat sebuah cerpen yang pernah saya baca berjudul “Sabar”, menceritakan
seorang pemuda yang bernama “Sabar” tapi selalu buat teman-teman disekitarnya
“tidak sabaran” melihat kelakuannya dan selalu menguji rasa “kesabaran”
teman-temannya....:D
moga kita tidak menjadi si “Sabar” ini ya!! :D
Kita
sebagai makhluk-Nya pasti memiliki rasa sabar.
Rasa sabar yang wajib selalu ada ketika menghadapi berbagai cobaan dan
himpitan hidup. seperti kotak P3K ( first aid ) yang selalu kita butuhkan saat
kita terluka.
Indah
sekali ya kedengarannya, namun dalam prakteknya, kesabaran tak ubah bagai
sebuah pil pahit yang harus dipilih bagi si pasien yang menderita sakit.
Hm..tentu
sesuatu yang bercita rasa pahit itu tidaklah enak. Jangankan mencicipinya,
membayangkannya saja pasti sudah tidak ingin.
Sabar
bisa diumpamakan bagai sebuah pil pahit namun menyembuhkan bagi si pasien.
Kita semua tentu ingat kisah Nabi Ibrahim as
dan Nabi Ismail as, bukan? Bagaimana ketika itu Allah swt mengujinya dengan
sebuah ujian yang benar-benar berat. Allah swt meminta Nabi Ibrahim as untuk
menyembelih anak yang sangat dicintainya, Nabi Ismail as.
Allah
swt hendak menguji kecintaan Nabi Ibrahim kepada-Nya, serta kesabarannya dalam
menghadapi ujian ini. Sebagai seorang ayah yang menyayangi anaknya, Nabi
Ibrahim as tentu tidak rela membunuh anak yang sangat ia cintai. Namun sebagai
seorang hamba-Nya ia juga ingin menjadi hamba yang taat.
Nabi
Ibrahim as pun meminta pendapat anaknya :
“.......Ibrahim berkata : “Hai anakku sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!” ia menjawab : “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.”
( Q.S Ash Shafaat: 102 )
Dan
Nabi Ibrahim as pun melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah swt, lalu
pada saat akan menyembelih Nabi Ismail as, tubuh Nabi Ismail as langsung
ditukar oleh Allah swt dengan seekor domba.
Inilah buah manis dari kesabaran Nabi Ibrahim
as dan Nabi Ismail as atas ujian dari Allah swt.
Tapi
kita kan bukan Nabi yang bisa punya kesabaran seperti itu!!!
He..he...saya
juga sering mendengar kalimat seperti itu,
Oke,
memang benar kita ini manusia bukan seorang Nabi, kalau membanding-bandingkan
rasa sabarnya, tentu Nabi punya kesabaran yang lebih. Namun, kita juga harus
berkaca bahwa Nabi itu adalah seorang manusia juga, yang membedakannya adalah
keimanannya.
Dan
kisah-kisah hidup mereka dapat dijadikan contoh bagaimana seharusnya kita bisa
bertindak terutama bersikap sabar dalam menghadapi tiap berbagai cobaan dan
himpitan di dalam hidup ini.
Mengatakannya
mudah sekali ya, tapi lagi..lagi..dan lagi..mempraktekkannya sangat sulit ^^
Saya
juga masih sulit mempraktekkannya.
Lalu
bagaimana ???
Kalau
sabar itu bisa di dapat dan di cari dengan mudah seperti mencari keong di tepi
pantai, atau sabar itu bisa dibeli di toko seperti membeli sebuah kue, maka
kita tidak harus repot-repot untuk mencari
dan membelinya ketika kita butuhkan.
Sayangnya,
sabar tidak seperti itu. Ia tidak perlu dicari apalagi dibeli. Ia sudah ada
bersama kita. Juga gratis. Hanya tergantung bagaimana cara kita menggunakannya.
Pernah
juga dengar kalimat seperti ini kan:
“Dia
itu sudah disakiti hatinya, masih sabar juga”
Paling
sering ya kita mendengarnya, plus buat kita bertanya-tanya apakah sabar itu ada
batasnya ?
Saya
pikir sabar itu tidak ada batasnya.
Begini, coba kita bayangkan sabar itu ada
batasnya atau ukuran atau takarannya, misalnya kadar sabar si A hanya bertahan
sampai 5 menit, atau kadar sabar si B hanya sampai usia 30 tahun. Yang jadi
masalah, bagaimana jika si B hidupnya sampai berumur 40 tahun tapi kadar
kesabarannya sudah habis? Bisa repotkan?
He..he...mungkin
perumpamaan yang saya buat kurang cocok, tapi tetap saja sabar itu tidak ada
batasnya.
Kita
baca sama-sama sebuah ayat dibawah ini :
“Allah ta’ala berfirman ( yang artinya ) : “Sesungguhnya
hanya orang – orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
( Q.S Az Zumar : 10 )
Maksudnya,
Allah swt telah meyiapkan pahala bagi mereka yang sabar dengan pahala yang tak
terhitung. Hal ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang bersabar. ^^
begitu informasi yang saya dapatkan.
Untuk
soal batasan ini teman-teman bisa tanya sama pak ustad lagi, ok karena saya
juga masih kekurangan ilmu juga informasinya.T_T
Lalu,
seberapa besar kesabaran yang bisa kita miliki?
Sederhana
saja, kesabaran bukan sesuatu yang secara instan bisa langgeng dan mudah di
ajak kompromi dalam segala situasi. Kesabaran juga perlu di asah layaknya
sebuah pisau, agar senantiasa tajam tak menjadi tumpul. Hingga ia bisa berdiri
kokoh di segala musim hati.
Andai
kesabaran itu rasanya selezat coklat, semua orang pasti menyukainya.
Kesabaran
juga sama seperti coklat, penampilannya memang tidaklah menarik hati. Tapi
dibalik penampilannya itulah kita bisa merasakan manis dan lezat rasa coklat
tersebut.
Ayo...kita
sama-sama kembali belajar bersabar.
Walau
sabar itu tidak lah menyenangkan, semoga suatu hari semua rasa kesabaran kita nantinya bisa
berakhir seperti sebatang coklat. Yummy
^^ amin....
“Dan orang-orang yang sabar
Karena mencari keridhaan Tuhannya,.......
Orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (
yang baik yaitu surga).”
( Q.S Ar Ra’d:22 )
Hello dear Anisa.Very nice post.Have a nice day :)
ReplyDelete