Alkisah,
ada seorang perempuan tua yang ingin sekali memakan kue bolu apel. Ia berencana
akan membuatnya. Ia mempunyai tepung, gula, dan mentega. Tapi sayang, justru
apel lah yang tidak ia miliki.
Si
ibu tua itu pergi meninggalkan rumahnya dengan membawa sekeranjang kecil buah
prem ( sejenis anggur ) dengan harapan akan dapat ditukarnya dengan apel.
Sesampai di pinggir kota, ia bertemu dengan seorang wanita muda yang sedang
menyebar gandum dan mempunyai ternak banyak, diantaranya : ayam, angsa, kalkun,
dan lain-lain.
Sebagai
tukaran ia tidak mendapat apel dari wanita muda ini, karena wanita ini hanya
mempunyai sekantung bulu-bulu ternaknya.
“Tidak
apa-apa...” kata perempuan itu, maka ditukarnya buah prem dengan bulu-bulu yang
sekantung itu.
Bertemu
dengan suami istri yang sedang bertengkar memperdebatkan mana yang lebih baik
untuk isi bantal kursi, apakah jerami atau kapas. Kata si perempuan tua yang
lebih baik adalah bantal yang berisi bulu-bulu. Maka ditukarkan sekantung bulu-bulu itu dengan
sekeranjang bunga-bunga dari suami istri tersebut.
Ibu
tua itu pun melanjutkan perjalanannya. Di tengah perjalanan ia bertemu dengan
seorang pemuda yang sedang gelisah karena janji si tukang emas : cincin kekasihnya
masih belum selesai dibuat. Si ibu tua menyarankan bagaimana kalau pemuda itu
memberikan kekasihnya bunga untuk mengobati hati kekasihnya. Bungalah yang
lebih tepat kata ibu tua itu.
Dan
jadilah penukaran : si pemuda itu memberikan kalung emasnya untuk sekeranjang
bunga, yang akan dipakainya untuk membujuk kekasihnya.
Kalung
emas memang masih jauh daripada buah apel, tapi bisa dijual dan uangnya bisa
digunakan untuk membeli buah apel, begitulah pikir si ibu tua.
Niat
si ibu tua tersebut tidak terlaksana, ketika ia bertemu dengan keluarga miskin
yang sangat membutuhkan uang untuk membeli makanan.
Karena iba, si ibu tua
dengan tulus memberikan kalung emas yang di dapatnya. Sebagai ganti
pemberiannya yang begitu berarti, keluarga miskin itu memberikan satu-satunya
hewan peliharaan mereka, yaitu seekor anjing.
Anjing
malah lebih jauh dari tujuan semula : buah apel. Tapi, si ibu tua dengan penuh
keyakinan, ia terus meneruskan perjalanannya. Maka, bertemulah dengan seorang
laki-laki tua yang mempunyai banyak pohon apel, tapi merasa kesepian, karena ia
tidak mempunyai seorang teman.
Ya,
katanya seekor anjing tentu akan lebih baik daripada berpuluh-puluh buah apel,
untuk dijadikan seorang teman. Maka terjadilah penukaran : seekor anjing
dengan sekeranjang buah apel.
Si
Ibu tua dengan hati gembira segera pulang ke rumah membawa sekeranjang buah
apel dan membuat kue bolu apel yang sangat diinginkannya.
“Jika
kita sungguh-sungguh berusaha dan tidak putus asa, tentu tidak akan susah
mendapatkan kue bolu apel.” Kata si ibu tua itu, sambil memakan kue yang lezat
itu sepuas-puasnya.
*****
^_^ tidak sengaja saya menemukan cerita ini di
sebuah buku yang berisi tentang pembicara buku, “cerita yang menarik” begitu
kesan pertama saya, tanpa sadar saya habis membacanya. Lama saya merenung tentang pesan di dalam
cerita ini, saya pikir-pikir kembali apa yang dikatakan si ibu tua itu, memang
benar sekali dalam hidup, kita tidak boleh berputus asa.
Dan jalan menuju sebuah
cita-cita memang sulit, ada saja rintangan yang menghadang. Meski cita-cita si
ibu tua hanyalah sederhana : ingin makan kue bolu apel.
Di sepanjang jalannya
menuju sekeranjang apel, si ibu tua mengalami berbagai rintangan. Namun,
berbekal dengan keyakinan hati bahwa ia pasti mendapatkan apa yang
dibutuhkannya, ia pun berhasil mendapatkannya : sekeranjang apel.
Saya berpikir, apa
yang terjadi andai si ibu tua mudah menyerah dan langsung kembali pulang
setelah mendapatkan seekor anjing ? padahal hanya tinggal selangkah lagi menuju
apa yang dicita-citakannya.
Semoga kita terutama
saya memiliki semangat dan keyakinan seperti si ibu tua di dalam cerita
tersebut untuk melewati tiap rintangan di dalam hidup ini.
Dan terkadang jalan menuju cita-cita itu penuh
pengorbanan, seperti si Ibu tua yang mengorbankan kalung emas yang berharga
demi menolong sesama.
Tuhan tidak pernah
menyia-nyiakan kebaikan yang telah kita kerjakan. Ia akan membayarnya dengan
sesuatu yang lebih besar daripada yang kita korbankan.
Don’t give up for all
and keep fight !!!
Nice post dear Anisa.Have a nice day :)
ReplyDeleteTerimakasih informasinya
ReplyDelete