Ada begitu banyak bunga
Tulip yang tumbuh liar di seluruh Eropa dan Asia - mereka mungkin adalah bunga Lili
alkitabiah di ladang yang mengalahkan Solomon dalam semua kemegahannya.
Tulip muncul begitu luas di lukisan bunga abad ke-17, adalah jenis bunga Tulip hasil dari proses pencangkokan yang rumit, awalnya dibudidayakan di taman-taman sultan Turki. Tulip ini dikenal sebagai “Tulip Ottoman” dan memiliki kelopak bunga dengan ujung yang sangat runcing.
Seorang Duta Besar Austria untuk Istanbul, bernama Ogier Busbecq, berhutang
budi dengan membawa mereka ke Eropa pada tahun 1556 bersama dengan nama mereka.
Tulip artinya “turban” dan mengacu
pada bentuk bunganya, tapi nyatanya orang Turki menyebut mereka bunga Lili.Tulip muncul begitu luas di lukisan bunga abad ke-17, adalah jenis bunga Tulip hasil dari proses pencangkokan yang rumit, awalnya dibudidayakan di taman-taman sultan Turki. Tulip ini dikenal sebagai “Tulip Ottoman” dan memiliki kelopak bunga dengan ujung yang sangat runcing.
Pada awal lukisan,
bentuk oriental ini (masih dikenal sebagai bunga Lili) muncul disamping Tulip
yang lebih bundar yang dikagumi di Eropa - satu deskripsi mengatakan “Tulip yang sempurna harus tegak lurus pada
tangkainya seperti piala.”
Bahkan yang lebih menarik bagi para kolektor dan pelukis adalah warna kelopak Tulip yang begitu hidup. Sebuah virus dapat menyebabkan warna Tulip yang rusak berubah menjadi pola yang menarik. Seorang ahli tanaman asal Eropa, yang dipimpin oleh ahli botani Belanda, Clusius, membiakkan dan mengklasifikasikannya pada awal abad ke-17, kombinasi warna yang berbeda muncul dalam lukisan, yang disusun dalam vas bunga yang luar biasa.
Bahkan yang lebih menarik bagi para kolektor dan pelukis adalah warna kelopak Tulip yang begitu hidup. Sebuah virus dapat menyebabkan warna Tulip yang rusak berubah menjadi pola yang menarik. Seorang ahli tanaman asal Eropa, yang dipimpin oleh ahli botani Belanda, Clusius, membiakkan dan mengklasifikasikannya pada awal abad ke-17, kombinasi warna yang berbeda muncul dalam lukisan, yang disusun dalam vas bunga yang luar biasa.
Kenyataannya, sang
seniman akan membuat studi individual masing-masing bunga dan kemudian
melukiskan pengaturan buatan yang paling baik untuk menampilkan bentuk dan
warnanya. Mawar, Tulip berwarna merah dan putih; Bizarres berwarna merah atau
ungu dan kuning, dan Bloemens berwarna ungu dan putih.
Tulip dalam
kelompok-kelompok ini dibedakan oleh tanda-tanda mereka dan diberi nama
aristokrat - yang paling terkenal adalah Semper
Augustus - dan dikoleksi di seluruh Eropa. Harganya naik karena Tulip jenis
ini adalah langka. Di Belanda fenomena “tulipmania”
mengambil alih.
Bunga Tulip diperdagangkan untuk mendapatkan keuntungan,
dilelang bahkan di kedai minum, di pasar yang sedang demam yang mengandalkan
kredit dan kepercayaan diri. Kecelakaan itu terjadi pada 1637, ketika Tulip
menjadi isu moral dan peringatan mengerikan tentang kapitalisme. Tetapi
kecantikan mereka tidak dibatasi dan terus dirayakan dalam lukisan bertemakan
Still Lifes.
Sebuah perkumpulan yang bernama “The Wakefield Tulip Society” masih menumbuhkan Tulip bergaris tradisional yang memiliki warna rusak yang disebabkan oleh virus. Bunga tulip tersebut dapat dipertukarkan diantara anggota dan dipamerkan, tetapi tidak dijual karena peraturan EC tentang penyakit tanaman.
Sebuah perkumpulan yang bernama “The Wakefield Tulip Society” masih menumbuhkan Tulip bergaris tradisional yang memiliki warna rusak yang disebabkan oleh virus. Bunga tulip tersebut dapat dipertukarkan diantara anggota dan dipamerkan, tetapi tidak dijual karena peraturan EC tentang penyakit tanaman.
Still Life with Flowers
Georg Flegel
Fitzwilliam Museum, University of Cambridge
Undated
22.5 x 15 cm
oil on panel
Georg Flegel
memperlihatkan kepada kita dengan begitu jelas pada lukisan ini apa yang
disebut “Vanitas,” salah satu
ilustrasi keindahahan duniawi dan harta karun yang sekejap dan mempercayai
mereka adalah kepalsuan.
Koin-koin
dan kerang laut disamping vas adalah harta karun duniawi yang kita simpan.
Tengkorak pada vas menitikberatkan bahwa bunga, meskipun indah, akan layu dan
mati.
Kacang pada latar
depan lukisan tersebut memiliki arti masing-masing. Mereka berpikir akan
menjadi biji buah Jarak, sesungguhnya akan menjadi racun jika tidak dimasak
dengan baik dan mereka juga sebuah pengingat akan kematian. Tetapi karena
kacang dapat menyebabkan angin selama proses pencernaan makanan dalam perut, kacang juga bisa menjadi sebuah sindiran akan adanya kehidupan
kedua atau kehidupan setelah kematian.
Flowers in a Glass Vase
Ambrosius Bosschaert the Elder
National Gallery, London
1614
26 x 20 cm
oil on copper
Bunga-bunga ini pada kenyataannya tidak pernah muncul
secara bersama. Mereka mekar dalam musim berbeda. Dan barang-barang berharga
seperti karangan bunga dilarang pada abad ke-17 di Belanda.
Di
puncak karangan bunga ada bunga Tulip putih dengan garis-garis merah.
Tanda-tanda yang dicari pada Tulip ini merupakan ciri khas dari Semper Augustus, Tulip paling mahal yang
pernah dijual. Pada abad ke-17 bunga
Tulip dihargai sangat mahal, harga satu Tulip jenis Semper
Augustus setara dengan biaya sekitar empat belas lukisan Bosschaert.
Bosschaert ingin memberi tahu kita bahwa kecintaan duniawi pada bunga-bunga
adalah sebuah kefanaan. Sebuah perasaan melalui keindahan dan pembusukan, akan terbawa terbang pada latar depan lukisan,
oleh seekor ulat bulu, yang berjalan pada batang Tulip merah dan kuning, siap
untuk memakannya.
Basket of Flowers with Sea Shells
Gillis de Berg
Bowes Museum, Castle Barnard, Co Durham
Undated
38 x 47.7 cm
oil on panel
Susunan ini
termasuk bunga Mawar dan Peony berdampingan dengan bunga Tulip, yang begitu
saja disusun dalam sebuah keranjang anyaman diatas sebuah meja.
Tema
keteguhan dari singkatnya kehidupan diilustrasikan disini, bukan hanya kesederhanaan
dari singkatnya bunga mekar—seekor capung melayang di atas bunga-bunga. Seekor capung digunakan pada tema ini karena siklus
hidup mereka yang sungguh singkat.
Kerang-kerang
laut dengan bentuk dan warna yang eksotis, seperti pada latar depan, adalah
hadiah yang tak ternilai di awal abad ke-17.
Republik Belanda yang sedang berkembang,membuat orang-orangnya memiliki rasa
ingin tahu untuk membeli barang-barang dari negeri yang jauh.
Ini
adalah versi lukisan dari Kingslan & Gibilisco Studio dari Master Seniman
Tua Belanda, Bosschaert, sebuah variasi buket, terdiri dari bunga Columbine,
Tulip dan Peony, telah tersusun rapi di sebuah vas kecil Wan-Li. Warna-warna
cerah dari kelopak bunga yang berdiri keluar dengan latar belakang gelap.
Sekuntum tulip dan setangkai Cyclamen
berbaring di samping vas bunga. Juga terdapat serangga pada beberapa bunga.
Alasan
Bosschaert untuk melukis buket ini tidak semata-mata karena alasan estetis. Bunga
Tulip yang berwarna merah seperti api sangat eksotis di abad ke-17, dan karena
itu sangat mahal. Penggambaran Bosschaert tentang bunga tersebut yang penuh
dengan hama mungkin dimaksudkan sebagai “Vanita”
dan terkait dengan kata “Vanity” ( kepalsuan, congkak, batil ) dan kefanaaan. Istilah ini mengacu pada ayat
pembukaan “Pengkhotbah/ Ecclesiastes” dalam Alkitab Latin yaitu “Vanitas Vanitatum, Omnia Vanitas” yang
memiliki arti, “kesombongan dari
kesombongan, semuanya adalah kebatilan.”
Lukisan
Belanda abad ke-17 sering menampilkan simbol
kefanaan, terutama lukisan yang bertema Still lifes. Tengkorak, jam
pasir, lilin yang padam dan unsur-unsur serupa mengacu pada evanescence/kehilangan
pandangan. Lukisan Vanitas dimaksudkan untuk mengingatkan pada yang melihat
lukisan tersebut tentang betapa singkatnya kehidupan dan itu harus dijalani
dengan memperhatikan hukum-hukum Tuhan. Lukisan ini mengacu pada keindahan dan
kekayaan yang hanya sekejap saja.
Sumber : kingslan.com/newsletters/tulipmeaning.pdf
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.