Simbol merupakan sebuah topik bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang sangat menarik. Sebuah simbol dapat memiliki ribuan penafsiran, berdasarkan pada kepercayaan orang-orang. Meski simbol memiliki banyak penafsiran, hampir sebagian besar simbol tetaplah berpusat pada tema perempuan dan seksualitas, baik dalam kebudayaan maupun agama. Berlusin-lusin simbol penghormatan ditujukan kepada wanita. Penting bagi seorang wanita untuk mempelajari bahasa dari simbol, karena begitu banyak simbol-simbol agama yang dicuri dari sistem pemerintahan kuno yang terpusat pada wanita. Berabad-abad lalu para wanita berjuang keluar dari penindasan, dan mereka memperoleh kembali simbol-simbol mereka.
Telur
kosmos, almond, merpati, gunung, maupun cangkir merupakan sebagian contoh kecil
simbol-simbol di dunia yang mewakili perempuan. Simbol-simbol lalu dikelompokkan
menjadi berbagai variasi. Salah satunya, simbol dikelompokkan kedalam objek-objek
sekuler yang dikeramatkan ( Secular-Sacred
Objects ) yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari namun jarang
kita menyadari akan bahasa dari simbol tersebut. Berikut ini beberapa contoh
dari simbol-simbol tersebut:
Simpul
( Knot )
Menenun,
menyimpul, dan merajut bagi sebagian orang merupakan sebuah kegiatan yang
dilakukan oleh para wanita lansia untuk mengisi waktu senggang mereka. Dahulu
kala, simpul ( knot
) dipandang sebagai kemampuan sihir
untuk mengontrol angin, cuaca, kelahiran, kematian, dan juga takdir. Sihir
dari para wanita yang menggunakan simpul sangat ditakuti pada abad pertengahan
oleh para laki-laki, mereka percaya bahwa sihir tersebut dapat menyebabkan
fungsi seksual mereka akan mati rasa secara tiba-tiba, atau dikenal sebagai “ligature” ( pengetahuan tentang adat istiadat ) atau
dalam bahasa German itu disebut Nestelknupfen
. Para penyihir juga dapat menutup paksa kerongkongan, mulut, mata, atau
bagian-bagian tubuh lainnya dengan sihir simpul tersebut.
Dahulu,
orang Yahudi dilarang mengikat dengan cara menyimpul pada hari Sabbath kecuali simpul tersebut akan dibuka dengan
satu tangan. Sedangkan pendeta tertinggi
Roma, “The Flamen Dialis” melarang
orang-orang untuk menggunakan pakaian yang memiliki banyak simpul. Dan untuk
alasan yang sama, para wanita Roma dilarang untuk menyimpul atau memutar sebuah
benang pada kincir mereka saat melewati ladang
yang baru ditaburi benih, kalau tidak mereka akan berjanji memotongnya.
Orang
muslim mempercayai bahwa para penyihir Yahudi secara khusus belajar tali
simpul, dan mereka hampir membunuh Nabi Muhammad saw. dengan sebuah simpul
tali. Sihir simpul tersebar luas
diantara para wanita Gypsi yang selalu mengikat simpul pada rambut mereka sejak
melahirkan atau pada pakaian pernikahan mereka sehingga tidak terbang
tiba-tiba.
Meski
banyak hal yang menakutkan dari sihir ini, bagaimanapun juga sihir tersebut
diingat sebagai hal yang baik. Beberapa orang mengakui bahwa banyak penyakit
yang dapat disembuhkan dengan cara mengikat benang tenun kedalam tujuh atau
sembilan simpul, sambil melafalkan nama seorang janda pada tiap simpul.
Uang
( Money )
Uang
mungkin merupakan simbol awal dari kekuatan dalam masyarakat patriatikal pada
hari ini, sebuah kata yang berasal dari pemujaan bangsa Roma pada Sang
Dewi Ibu Agung, yang bernama Juno Moneta, Juno The Admonisher ( Juno Sang Pendeta
). Dahulu kala, kuil Juno merupakan
sebuah rumah pembuatan uang bagi bangsa Roma. Koin-koin dihasilkan disana dan diberkati
olehnya sehingga menjadi begitu berharga
(monetas).
Kata
sansekerta “Artha” juga berhubungan
dengan uang yang berarti ibu bumi dan
kekayaan materi. Nama dari para dewi bumi , seperti Ertha, Hretha, Urda, Urth,
dan sejumlah variasi yang serupa di daerah Eropa Utara, berasal dari akar kata
yang sama. Semuanya adalah dewi-dewi pemberi kekayaan di bumi : tanah,
makanan, logam—logam berharga dan permata-permata
digali dari isi perutnya. Maka, kaum Gypsi mengikuti sebuah tradisi ekstrim
ketika mereka memberi nama “ bumi ( earth)” pada semua bentuk dari uang.
Ungu
( Purple )
Sebagian
besar orang-orang mengenal bahwa ungu merupakan warna tradisional dari
kebangsawanan dan sebuah bayang-bayang
agak gelap, penengah diantara warna merah dan biru. Namun, kebanyakan
mereka tidak menyadari bahwa “warna ungu
kebangsawanan” dari
kerajaan-kerajaan Roma dan orang-orang terkemuka pada zaman dulu bukanlah seperti warna ungu sekarang. Sebenarnya, itu seperti warna minuman anggur ( wine ) merah agak gelap, sering
disamakan sebagai warna darah menstruasi. Aslinya, warna tersebut digunakan
sebagai perjanjian darah suci antar suku bangsa ( Tribal Unity ). Dalam bahasa Latin disebut “Purpureus”
yang artinya sangat, sangat suci. Hingga
pada masa Shakespeare, darah masih
disebut dengan “ungu.”
Pada
kerajaan Roma dahulu, terdapat sebuah peraturan tegas yang mengatur sejumlah panjang
dan lebar dari pita berwarna ungu yang dikenakan oleh kaum bangsawan Roma pada jubah mereka, berdasarkan tingkat kebangsawanan.
Hanya para keluarga kerajaanlah yang boleh menggunakan pakaian serba ungu. Warna
ungu tersebut disebut “ Tyrian Purple”
( Ungu Tyrian ), karena warna itu berasal
dari kerang laut Mediterania jenis Family Muricidae. Itulah sebabnya
dikatakan bahwa pakaian kaum bangsawan Roma “diwarnai oleh darah.”
Berbeda
dengan anggapan didalam Gospel yang menyatakan bahwa jubah Yesus berwarna ungu
( Mark 15 : 17 ) atau berwarna merah
tua ( Matthew 27 : 28 ), sesungguhnya
itu berarti warna yang sama dikenakan oleh keluarga kerajaan Roma. Warna yang telah ada seribu tahun lebih awal yang pemikiran
tersebut berasal dari darah menstruasi seorang wanita, dan rahasia tersebut
dipegang oleh kehidupan di masa kini.
Runes
Diantara
para penganut pagan di wilayah Eropa Utara, para wanitanya merupakan penjaga
tradisional dari sihir Runes ( magic rune
). Seperti kebanyakan huruf lainnya, huruf-huruf Runic diyakini pertama kali ditemukan oleh para dewi. Suku bangsa Celtik
dan Teutonik masing-masing memiliki abjad-abjad Runic yang bervariasi. Salah
satunya adalah variasi dibawah ini, terdiri dari satu seri dengan 21 huruf :
1.Feah / Cattle
( ternak )
2.Bearc / Birch (
pohon )
3.Porn/Thorn (
duri )
4.Os/God ( Tuhan
)
5.Rad/Ride/ A
Journey ( perjalanan )
6.Ken/Torch (
obor )
7.Gyfu /
Gift/Offering ( pemberian )
8.Wyn/Glory (
kemasyhuran )
9.Haegl/Hail /
Snow ( salju )
10.Nyd/Need (
kebutuhan )
11.Ger/Spear (
tombak )
12.Eoh/Yew (
pohon )
13.Pear /
Uncertain Meaning ( makna yang tak pasti )
14.Eolh /
Defense ( pertahanan )
15.Sigel/Sun (
matahari )
16.Tyr / The
War God ( dewa perang )
17.Mannaz/
Humanity ( kemanusiaan )
18.Lagu / Water
( air )
19.Ing / The
Danes
20.Odal / Land (
tanah/daratan )
21.Dueg / Day (
hari )
Rune ke-11 pada sistem ini kemungkinan tidaklah asli, karena memuat
sebuah lingkaran sebagai bagian dari bentuk tersebut. Runes yang sesungguhnya tidak
menggunakan bentuk garis melengkung lurus atau lingkaran. Runes selalu
berbentuk lurus dan bersudut tajam karena mereka dibuat untuk dipotong pada
bagian-bagian batang kayu, terkadang dalam bentuk “chip” yang dapat dilempar seperti dadu untuk
meramal. Rune itu disebut “Casting The
Runes”( Runes yang dilontarkan ),
sebuah latihan khusus bagi peramal-peramal wanita dan kemudian diasosiasikan
dengan sihir dalam pikiran para penguasa abad pertengahan pada masa itu.
Segera, semua abjad Runic dilarang, dan para perempuan yang dahulunya penjaga
dari abjad-abjad tersebut merampas tiap-tiap huruf lalu menulisnya.
Tentu
saja, huruf-huruf tersebut sama sekali tidak pernah menghilang. Runes kemudian
digunakan sebagai mantera-mantera yang
dilontarkan dan untuk kepentingan meramal.
Orang-Orangan Sawah / Pengusir
Gagak
( Scarecrow )
Pengusir
gagak ( scarecrow ) sebenarnya bukanlah
untuk menakuti burung gagak atau burung-burung lainnya. Kebiasaan meletakkan
patung seorang laki-laki pada sebuah silang kayu merupakan sebuah sihir untuk
melindungi ladang yang telah dilakukan pada zaman dahulu kala. Aslinya,
pengusir gagak dipandang sebagai sebuah pengorbanan yang benar-benar ada di
masa prasejarah. Seorang laki-laki akan dikorbankan kemudian tubuhnya
dipotong-potong. Bagian-bagian tubuhnya, seperti daging dan darah akan
disebarkan pada tanah ladang demi panen yang berlimpah.
Pengorbanan laki-laki tersebut berhubungan
dengan kisah Dewa Osiris.
Dikisahkan,
Seth berhasil membunuh Dewa Osiris dengan
cara menjebaknya dalam sebuah permainan lalu mengurung Osiris dalam sebuah peti
mati. Namun, khawatir sang dewa akan hidup kembali, Seth memotong-motong bagian
tubuh dewa tersebut menjadi 14 bagian dan menyembunyikan di tempat-tempat berbeda. Isis, istri Osiris
berkelana sepanjang waktu untuk menemukan bagian-bagian tubuh suaminya.
Ia
akhirnya menemukan potongan tubuh suaminya, namun bagian vital dari tubuh
Osiris, yaitu penis telah hilang. Isis membuat sebuah penis dari emas dan
menempelkannya. Ia tidak bisa menghidupkannya secara sempurna, tetapi ia
menghidupkan Osiris secara seksual. Selagi membuat penis tersebut, Isis
mendapati dirinya sendiri hamil secara bersamaan. Dengan cara itulah, Horus
penguasa alam semesta yang baru dilahirkan.
Pengorbanan
seorang laki-laki juga untuk kepentingan kesuburan, yang biasanya dilakukan
pada musim semi, kebiasaan lama yang telah ada sebelum agama Kristen datang dan
mengklaim bahwa ritual tersebut adalah milik mereka karena begitu unik. Meski,
didalam agama Kristen pengorbanan Yesus pada musim semi disandingkan dengan
para pahlawan lainnya seperti Andrew, Philip, atau Peter. Kemudian disebutkan
bahwa, penyaliban secara terbalik digunakan
sebagai simbol “ Petra ” ( Phallic Spirit ), roh yang masuk
kedalam bumi untuk menyuburkannya, meski tidak ada bukti yang mendukung
pernyataan tersebut. Di Finlandia, roh
yang berkorban dianggap sebagai pelindung bagi ladang-ladang mereka yang
dikenal dengan nama “Pellon Pekko”
atau Peter Kecil di Ladang.
Sepatu ( Shoe )
Ada
begitu banyak sumber-sumber yang menyamakan sepatu dengan alat kelamin wanita.
Melempar sepatu sesaat setelah pasangan pengantin menikah, merupakan bentuk
lain dari sebuah harapan agar hubungan seksual mereka baik dan memiliki banyak
anak. Suku bangsa Anglo-Saxon, biasanya para wanita mereka yang menjadi
pengantin akan memberi sebuah dari sepasang sepatunya kepada pengantin pria,
dan diambil dari sisi kananya sebagai
jalan masuk seksual pada wanita tersebut. Praktek ini sama seperti yang
dilakukan oleh kaum pagan Irish, yang melempar sepatu wanita melewati kepala
seorang pemimpin suku yang baru, menyimbolkan kesiapan fisiknya untuk menikah
pada sang dewi bumi. Serupa dengan Sebuah upacara penikahan suci pada agama Hindu
yang bernama “Svayamara”, dimana
simbol dari alat kelamin wanita akan dilemparkan melewati kepala seorang
pahlawan, tak hanya sepatu tetapi sebuah karangan bunga juga.
Sepatu
berukuran begitu kecil yang ditekankan pada dongeng Cinderella, menggambarkan
keadaan dari keperawanan seorang wanita. Selama berabad-abad lalu di Cina,
terdapat praktek dimana seorang wanita mengikat kakinya hingga ukuran kaki
mereka begitu kecil,sedangkan wanita-wanita Eropa menekan kaki mereka pada sepatu
yang memiliki hak sepatu tinggi. Tujuan
dari kedua hal tersebut dipercaya dapat
membuat mereka terlihat menarik secara seksual.
***
Sekian
postingan kali ini, moga bermanfaat dan semoga lain kali saya kembali mengulas
tema yang sama. ^^
Sumber :
Walker, Barbara G.1988.The Woman Dictionary of
Symbols and Sacred Objects.New York : HarperOne
mantaap....update terus....saatnya di ads kan
ReplyDeletelagi diusahakan pak :)
Delete