Sunday, November 11, 2018

Simbol Wanita Dalam Objek-Objek Sekuler ( Secular-Sacred Objects Symbols )




Simbol merupakan sebuah topik  bagi sebagian orang merupakan sesuatu yang sangat menarik.  Sebuah simbol dapat memiliki ribuan penafsiran, berdasarkan pada kepercayaan orang-orang. Meski simbol memiliki banyak penafsiran,  hampir sebagian besar simbol tetaplah berpusat pada tema perempuan dan seksualitas, baik dalam kebudayaan maupun agama. Berlusin-lusin simbol penghormatan ditujukan kepada wanita. Penting bagi seorang wanita untuk mempelajari  bahasa dari simbol, karena begitu banyak simbol-simbol agama yang dicuri dari sistem pemerintahan kuno yang terpusat pada wanita. Berabad-abad lalu para wanita berjuang keluar dari penindasan, dan mereka memperoleh kembali simbol-simbol mereka. 

Telur kosmos, almond, merpati, gunung, maupun cangkir merupakan sebagian contoh kecil simbol-simbol di dunia yang mewakili perempuan. Simbol-simbol lalu dikelompokkan menjadi berbagai variasi. Salah satunya, simbol dikelompokkan kedalam objek-objek sekuler yang dikeramatkan ( Secular-Sacred Objects ) yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari namun jarang kita menyadari akan bahasa dari simbol tersebut. Berikut ini beberapa contoh dari simbol-simbol tersebut:

Simpul ( Knot  )
Menenun, menyimpul, dan merajut bagi sebagian orang merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh para wanita lansia untuk mengisi waktu senggang mereka. Dahulu kala,  simpul  ( knot ) dipandang sebagai kemampuan sihir  untuk mengontrol angin, cuaca, kelahiran, kematian, dan juga takdir. Sihir dari para wanita yang menggunakan simpul sangat ditakuti pada abad pertengahan oleh para laki-laki, mereka percaya bahwa sihir tersebut dapat menyebabkan fungsi seksual mereka akan mati rasa secara tiba-tiba, atau dikenal sebagai “ligature”  ( pengetahuan tentang adat istiadat ) atau dalam bahasa German itu disebut Nestelknupfen . Para penyihir juga dapat menutup paksa kerongkongan, mulut, mata, atau bagian-bagian tubuh lainnya dengan sihir simpul tersebut. 

Dahulu, orang Yahudi dilarang mengikat dengan cara menyimpul pada hari Sabbath  kecuali simpul tersebut akan dibuka dengan satu tangan.  Sedangkan pendeta tertinggi Roma, “The Flamen Dialis” melarang orang-orang untuk menggunakan pakaian yang memiliki banyak simpul. Dan untuk alasan yang sama, para wanita Roma dilarang untuk menyimpul atau memutar sebuah benang pada kincir mereka saat melewati ladang  yang baru ditaburi benih, kalau tidak mereka akan berjanji memotongnya.

Orang muslim mempercayai bahwa para penyihir Yahudi secara khusus belajar tali simpul, dan mereka hampir membunuh Nabi Muhammad saw. dengan sebuah simpul tali.  Sihir simpul tersebar luas diantara para wanita Gypsi yang selalu mengikat simpul pada rambut mereka sejak melahirkan atau pada pakaian pernikahan mereka sehingga tidak terbang tiba-tiba.

Meski banyak hal yang menakutkan dari sihir ini, bagaimanapun juga sihir tersebut diingat sebagai hal yang baik. Beberapa orang mengakui bahwa banyak penyakit yang dapat disembuhkan dengan cara mengikat benang tenun kedalam tujuh atau sembilan simpul, sambil melafalkan nama seorang janda pada tiap simpul.


Uang ( Money  )
Uang mungkin merupakan simbol awal dari kekuatan dalam masyarakat patriatikal pada hari ini,  sebuah kata yang  berasal dari pemujaan bangsa Roma pada Sang Dewi Ibu Agung, yang bernama Juno Moneta, Juno The Admonisher ( Juno Sang Pendeta ). Dahulu kala, kuil Juno  merupakan sebuah rumah pembuatan uang bagi bangsa Roma. Koin-koin dihasilkan disana dan diberkati olehnya sehingga menjadi begitu berharga  (monetas).

Kata sansekerta “Artha” juga berhubungan dengan uang yang berarti ibu bumi dan kekayaan materi. Nama dari para  dewi bumi , seperti Ertha, Hretha, Urda, Urth, dan sejumlah variasi yang serupa  di  daerah Eropa Utara, berasal dari akar kata yang sama.  Semuanya adalah  dewi-dewi pemberi kekayaan di bumi : tanah, makanan,  logam—logam berharga dan permata-permata digali dari isi perutnya. Maka, kaum Gypsi mengikuti sebuah tradisi ekstrim ketika mereka memberi nama  “ bumi ( earth)” pada semua bentuk dari uang.



Ungu ( Purple )
Sebagian besar orang-orang mengenal bahwa ungu merupakan warna tradisional dari kebangsawanan dan sebuah bayang-bayang  agak gelap, penengah diantara warna merah dan biru. Namun, kebanyakan mereka tidak menyadari bahwa “warna ungu kebangsawanan  dari kerajaan-kerajaan Roma dan orang-orang terkemuka pada zaman dulu bukanlah  seperti warna ungu sekarang. Sebenarnya, itu  seperti warna minuman anggur ( wine ) merah agak gelap, sering disamakan sebagai warna darah menstruasi. Aslinya, warna tersebut digunakan sebagai perjanjian darah suci antar suku bangsa ( Tribal Unity ). Dalam bahasa Latin  disebut “Purpureus” yang artinya sangat, sangat suci. Hingga  pada masa Shakespeare, darah masih disebut dengan  ungu.”

Pada kerajaan Roma dahulu, terdapat sebuah peraturan tegas yang mengatur sejumlah panjang dan lebar dari pita berwarna ungu yang dikenakan oleh kaum bangsawan Roma  pada jubah mereka, berdasarkan tingkat kebangsawanan. Hanya para keluarga kerajaanlah yang boleh menggunakan pakaian serba ungu. Warna ungu tersebut disebut “ Tyrian Purple” ( Ungu Tyrian ), karena warna itu berasal dari kerang laut  Mediterania  jenis Family Muricidae. Itulah sebabnya dikatakan bahwa pakaian kaum bangsawan Roma “diwarnai oleh darah.” 

Berbeda dengan anggapan didalam Gospel yang menyatakan bahwa jubah Yesus berwarna ungu ( Mark 15 : 17 ) atau berwarna merah tua ( Matthew 27 : 28 ), sesungguhnya itu berarti warna yang sama dikenakan oleh keluarga kerajaan Roma. Warna yang  telah ada seribu tahun lebih awal yang pemikiran tersebut berasal dari darah menstruasi seorang wanita, dan rahasia tersebut dipegang oleh kehidupan di masa kini. 



Runes
Diantara para penganut pagan di wilayah Eropa Utara, para wanitanya merupakan penjaga tradisional dari sihir Runes ( magic rune ). Seperti kebanyakan huruf lainnya, huruf-huruf Runic diyakini pertama  kali ditemukan oleh para dewi. Suku bangsa Celtik dan Teutonik masing-masing memiliki abjad-abjad Runic yang bervariasi. Salah satunya adalah variasi dibawah ini, terdiri dari satu seri dengan 21 huruf :
1.Feah / Cattle ( ternak )
2.Bearc / Birch ( pohon )
3.Porn/Thorn ( duri )
4.Os/God ( Tuhan )
5.Rad/Ride/ A Journey ( perjalanan )
6.Ken/Torch ( obor )

7.Gyfu / Gift/Offering ( pemberian )
8.Wyn/Glory ( kemasyhuran )
9.Haegl/Hail / Snow ( salju )
10.Nyd/Need ( kebutuhan )
11.Ger/Spear ( tombak )
12.Eoh/Yew ( pohon )

13.Pear / Uncertain Meaning ( makna yang tak pasti )
14.Eolh / Defense ( pertahanan )
15.Sigel/Sun ( matahari )
16.Tyr / The War  God ( dewa perang )
17.Mannaz/ Humanity ( kemanusiaan )
18.Lagu / Water ( air )

19.Ing / The Danes
20.Odal / Land ( tanah/daratan )
21.Dueg / Day ( hari )

Rune  ke-11 pada sistem ini  kemungkinan tidaklah asli, karena memuat sebuah lingkaran sebagai bagian dari  bentuk tersebut. Runes yang sesungguhnya tidak menggunakan bentuk garis melengkung lurus atau lingkaran. Runes selalu berbentuk lurus dan bersudut tajam karena mereka dibuat untuk dipotong pada bagian-bagian batang kayu, terkadang dalam bentuk “chip”  yang dapat dilempar seperti dadu untuk meramal. Rune itu disebut “Casting The Runes”( Runes yang dilontarkan ), sebuah latihan khusus bagi peramal-peramal wanita dan kemudian diasosiasikan dengan sihir dalam pikiran para penguasa abad pertengahan pada masa itu. Segera, semua abjad Runic dilarang, dan para perempuan yang dahulunya penjaga dari abjad-abjad tersebut merampas tiap-tiap huruf  lalu menulisnya. 

Tentu saja, huruf-huruf tersebut sama sekali tidak pernah menghilang. Runes kemudian digunakan  sebagai mantera-mantera yang dilontarkan dan untuk kepentingan meramal.

Orang-Orangan Sawah / Pengusir Gagak 
( Scarecrow )
Pengusir gagak ( scarecrow ) sebenarnya bukanlah untuk menakuti burung gagak atau burung-burung lainnya. Kebiasaan meletakkan patung seorang laki-laki pada sebuah silang kayu merupakan sebuah sihir untuk melindungi ladang yang telah dilakukan pada zaman dahulu kala. Aslinya, pengusir gagak dipandang sebagai sebuah pengorbanan yang benar-benar ada di masa prasejarah. Seorang laki-laki akan dikorbankan kemudian tubuhnya dipotong-potong. Bagian-bagian tubuhnya, seperti daging dan darah akan disebarkan pada  tanah ladang  demi panen yang berlimpah. 

Pengorbanan laki-laki tersebut berhubungan dengan kisah Dewa Osiris.
Dikisahkan, Seth berhasil membunuh Dewa Osiris  dengan cara menjebaknya dalam sebuah permainan lalu mengurung Osiris dalam sebuah peti mati. Namun, khawatir sang dewa akan hidup kembali, Seth memotong-motong bagian tubuh dewa tersebut menjadi 14 bagian  dan menyembunyikan  di tempat-tempat berbeda. Isis, istri Osiris berkelana sepanjang waktu untuk menemukan bagian-bagian tubuh suaminya.
Ia akhirnya menemukan potongan tubuh suaminya, namun bagian vital dari tubuh Osiris, yaitu penis telah hilang. Isis membuat sebuah penis dari emas dan menempelkannya. Ia tidak bisa menghidupkannya secara sempurna, tetapi ia menghidupkan Osiris secara seksual. Selagi membuat penis tersebut, Isis mendapati dirinya sendiri hamil secara bersamaan. Dengan cara itulah, Horus penguasa alam semesta yang baru dilahirkan. 

Pengorbanan seorang laki-laki juga untuk kepentingan kesuburan, yang biasanya dilakukan pada musim semi, kebiasaan lama yang telah ada sebelum agama Kristen datang dan mengklaim bahwa ritual tersebut adalah milik mereka karena begitu unik. Meski, didalam agama Kristen pengorbanan Yesus pada musim semi disandingkan dengan para pahlawan lainnya seperti Andrew, Philip, atau Peter. Kemudian disebutkan bahwa, penyaliban secara terbalik  digunakan sebagai simbol “ Petra ” ( Phallic Spirit ), roh yang masuk kedalam bumi untuk menyuburkannya, meski tidak ada bukti yang mendukung pernyataan tersebut. Di Finlandia,  roh yang berkorban dianggap sebagai pelindung bagi ladang-ladang mereka yang dikenal dengan nama “Pellon Pekko” atau Peter Kecil di Ladang.

 

Sepatu ( Shoe )
Ada begitu banyak sumber-sumber yang menyamakan sepatu dengan alat kelamin wanita. Melempar sepatu sesaat setelah pasangan pengantin menikah, merupakan bentuk lain dari sebuah harapan agar hubungan seksual mereka baik dan memiliki banyak anak. Suku bangsa Anglo-Saxon, biasanya para wanita mereka yang menjadi pengantin akan memberi sebuah dari sepasang sepatunya kepada pengantin pria, dan diambil dari sisi kananya  sebagai jalan masuk seksual pada wanita tersebut. Praktek ini sama seperti yang dilakukan oleh kaum pagan Irish, yang melempar sepatu wanita melewati kepala seorang pemimpin suku yang baru, menyimbolkan kesiapan fisiknya untuk menikah pada sang dewi bumi. Serupa dengan Sebuah upacara penikahan suci pada agama Hindu yang bernama “Svayamara”, dimana simbol dari alat kelamin wanita akan dilemparkan melewati kepala seorang pahlawan, tak hanya sepatu tetapi sebuah karangan bunga juga.

Sepatu berukuran begitu kecil yang ditekankan pada dongeng Cinderella, menggambarkan keadaan dari keperawanan seorang wanita. Selama berabad-abad lalu di Cina, terdapat praktek dimana seorang wanita mengikat kakinya hingga ukuran kaki mereka begitu kecil,sedangkan wanita-wanita Eropa menekan kaki mereka pada sepatu yang memiliki hak sepatu tinggi.  Tujuan dari kedua  hal tersebut dipercaya dapat membuat mereka terlihat menarik secara seksual.
***
Sekian postingan kali ini, moga bermanfaat dan semoga lain kali saya kembali mengulas tema yang sama. ^^

Sumber :
Walker, Barbara G.1988.The Woman Dictionary of Symbols and Sacred Objects.New York : HarperOne

2 comments:

Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.

Dabo Singkep

Welcome To Dabo Singkep Island

Sudah pernahkah kamu   mendengar sebuah pulau   bernama Dabo Singkep? Bagi yang sudah mendengarnya, mereka akan tahu dimana letak pu...