Kemanusiaan tertidur,
hanya terpaku pada hal yang tidak bermanfaat, hidup di dunia yang keliru.
Percaya bahwa orang bisa mengatasinya,
hal itu hanyalah kebiasaan dan penggunaan, bukan
agama.
"Agama" ini tidak layak ...
Jangan mencela Orang-orang Tarekat, lebih baik
perbaikilah dirimu.
Engkau memiliki pengetahuan dari agama yang keliru
jika engkau membelakangi Realitas.
Manusia melilitkan jaring bagi dirinya.
Sementara seekor harimau (manusia Tarekat)
menghancurkan kandangnya.
( Sanai “The
Walled Garden of Truth” 1131 M )
Alkimia merupakan protosains
yang menggabungkan unsur-unsur kimia,
fisika,
astrologi,
seni,
semiotika,
metalurgi,
kedokteran,
mistisisme,
dan agama.
Tujuan dari hal tersebut adalah untuk menghasilkan “ batu filosof,” sebuah zat mitos yang memungkinkan terjadinya transmutasi
logam biasa menjadi emas.
Secara sederhana, alkimia diartikan sebagai sebuah proses mengubah
logam menjadi emas.
Istilah alkimia pada resep-resep tukang
emas yang berasal dari zaman kuno, tidak membuktikan bahwa istilah tersebut
tidak digunakan oleh para pengikut mistik. Banyak
sekali bukti dalam literatur abad pertengahan yang menunjukkan pergulatan tetap menuju suatu pengembangan
mental, tertulis dalam istilah yang
bersifat alkimia. Dua orang yang sama-sama menggunakan istilah tersebut,
bisa jadi salah satunya adalah seorang dukun sementara satunya lagi adalah seorang guru mistik.
Kata alkimia itu sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu al-kimiyd ( seni transmutasi ). Kata tersebut dipinjam dari kata Yunani yaitu xnpi
( khimeia ), “seni transmutasi.” Pada awalnya alkimia dianggap berasal dari Mesir. Dikemudian hari diketahui bahwa sebagian
besar bukti alkimia berasal dari sumber-sumber Yunani yang dihasilkan di
Alexandria dan Harran, sebuah daerah di timur, tempat para filsuf pagan dari
Yunani melarikan diri ketika orang-orang Kristen menutup sekolah mereka. Sebelum
datangnya masa ketika orang-orang mulai membaca buku, alkimia dianggap sebagai sejenis penyimpangan, suatu kemerosotan
dari metalurgi dan merupakan ilmu kimia kuno yang dipraktekkan oleh orang-orang
Yunani di Mesir.
Alkimia identik dengan nama Jabir Ibnu
al-Hayyan, bapak dari ilmu alkimia yang di barat dikenal dengan nama “Geber.” Dalam beberapa sumber tulisan,
ia disebut sebagai tokoh mitos yang menjadi tokoh sentral dari beberapa penulis
muslim tentang alkimia dan sihir.
Jabir Ibnu al-Hayyan hidup sekitar abad
ke 8 hingga 10. Menurut buku-buku berbahasa
Latin maupun Arab, ia dijuluki “as-Sufi.” Dalam karya-karyanya, Jabir mengakui
Imam Ja'far ash-Shadiq ( 700-765 ) sebagai gurunya. Nama sang guru selalu muncul dalam semua "silsilah-riwayat" dari ajaran
sufisme. Tokoh sufi seperti Rumi dan
al-Ghazali menyebutnya sebagai alkimia. Bahkan al-Ghazali menamakan
salah satu karya terpentingnya dengan nama “
Kaimiya'us - Sa'adah (
Kimia Kebahagiaan ).”
Siapakah Ja'far ash-Shadiq, mursyid dan guru Jabir itu? Ia tidak
lain adalah Imam Ke-6, keturunan Nabi Muhammad saw. melalui Fathimah. Banyak orang percaya bahwa ia adalah
penghubung langsung yang menyampaikan rahasia ajaran batin Islam, yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. sendiri, yaitu Sufisme.
Karya-karya Arab tentang alkimia mulai
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sekitar tahun 1150. Sedangkan di Eropa,
alkimia dikenal pada akhir abad pertengahan dan zaman Renaisans, yang merupakan pengaruh langsung dari dunia Muslim.
Pada
tahun 1888 dan 1893, seorang ahli kimia Perancis bernama M.P.E. Berthelot mengkaji
sejumlah besar dokumen-dokumen alkimia.
Ia menemukan bahwa dokumen tertua alkimia berusia 2000 tahun. Selain itu, ia juga
menemukan buku-buku yang memuat resep-resep metalurgi untuk mengolah dan
menyepuh logam dari para pengrajin dimana teks-teks tersebut bercampur dengan
sejumlah teks tentang keruhanian.
Tulisan-tulisan
tersebut kadangkala tidak mudah dimengerti, terbatas pada simbolisme dan
dikemukakan dengan kiasan serta khayalan tidak jelas seperti, naga, warna-warna
yang berubah, pedang berkilat, logam dan planet-planet. Anggapan bahwa alkimia
merupakan suatu proses perubahan logam merupakan suatu usaha yang muncul akibat suatu
kesalahpahaman dari dokumen-dokumen tersebut.
Bahan-bahan
itu tidak dikaji dengan pandangan bahwa alkimia
merupakan istilah yang diadopsi oleh sebuah madzhab ta'lim ( teaching school ) untuk
memproyeksikan pesannya yang disampaikan dalam bahasa alegoris dan secara keseluruhan
berasal dari luar konteks metalik. Sesungguhnya, telah lama diketahui bahwa
proses alkimia ditujukan pada transformasi
didalam tubuh manusia, suatu usaha untuk mentransformasikan individu manusia
menggunakan teknik-teknik esoterik. Maka, jiwa manusia juga dapat
ditransformasikan dari kondisi dasar menjadi kondisi mulia ( emas ) seperti
dewa menggunakan rumus analog.
Sejak
masa Jabir ibnu al-Hayyan, semua alkimia seperti yang kita kenal
mengandung doktrin tentang 3 unsur, yaitu garam, sulfur dan air raksa (merkuri).
Banyak ahli alkimia menekankan,
bahwa substansi-substansi ini bukanlah substansi yang sama dengan yang kita
kenal sebagai garam, sulfur dan air raksa. Seperti dicatat oleh Profesor Holmyard, Jabir telah
memperkenalkan doktrin tentang sulfur dan air raksa yang " tampaknya tidak dikenal oleh orang-orang kuno".
Para
ahli alkimia Barat
menyadari bahwa mereka tengah mengejar suatu tujuan internal ( batin ). Hal ini
jelas terlihat dari nasehat dan berbagai ilustrasi kiasan yang tak terhitung
jumlahnya dalam karya-karya mereka. Kiasan alkimiawi sama sekali tidak sulit dipahami jika seseorang
mengetahui simbolisme Sufi. Ibnu Arabi sendiri
mengungkapkan dua maknanya ketika ia mengatakan bahwa sulfur berarti ketuhanan; merkuri berarti alam. sulfur ( kibrit, homonim dari kata kibirat,
"kebesaran", "keagungan"); garam ( milhun, homonim
dari kata milhun, "kebaikan", "pengetahuan" ); dan merkuri
( zibaq, memiliki akar kata yang sama untuk kata "membuka", "membongkar"
).
Ketiga unsur ini ( sulfur, garam, air raksa / merkuri ) bergerak
menuju penciptaan dzat setelah diproses melalui "kerja" sebagai
terjemahan dari kata "amal". Interaksi antara ketiga unsur dalam
proporsi yang tepat akan menghasilkan batu filsof / azoth , esensi yang dimuliakan.
Kata Arab untuk batu berkaitan dengan kata
"tersembunyi, terlarang". Oleh karena itu, simbol batu diadopsi
sesuai dengan aturan wajar dari asonansi di kalangan Sufi. Sedangkan di barat,
batu disebut dengan Azoth. Pencarian
hidup manusia adalah pemurnian dari unsur-unsur yang tidak berguna dan
pembangkitan (unsur) emasnya. Batu Filosuf adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
Gagasan
ini cukup esoteris di Barat, dipersiapkan dengan baik di dunia Islam dengan
doktrin esensial tentang keesaan makhluk ( wahdat-al-wujud
). Dalam konteks menyeluruh, manipulasi fisik luar dan proses spiritual
batiniah dapat dipahami sebagai padanan. Emas fisik dan kesempurnaan makhluk
spiritual, keduanya adalah refleksi dari
simbol tunggal yang lebih tinggi –“ sang
cahaya.”
Penyebaran ajaran alkimia
juga dinyatakan telah ada
pada masa para guru kuno. Salah-satu tokoh yang paling terkenal adalah Hermes.
Menurut para penulis Timur dan Barat, Hermes dikenal dengan nama “ Idris” oleh orang-orang Arab. Para
penulis dan praktisi menerima penyebaran ajaran ini dari Hermes sampai tingkatan
tertentu, sehingga alkimia sering
disebut dengan " Seni – Hermetik
" dan demikianlah coraknya sejak mereka menerima asalnya dari
orang-orang Arab.
Hermes adalah orang pertama yang berbicara tentang bahan dari
dunia yang lebih unggul dan tentang gerakan-gerakan planet. Ia membangun kuil
untuk menyembah Tuhan. Obat-obatan dan syair adalah keahliannya. Serta, ia mengingatkan tentang suatu bencana api dan
air karena banjir. Setelah banjir, semua ilmu termasuk alkimia dan ilmu sihir, dibawa ke Memphis, di bawah Hermes kedua
yang lebih termasyhur.
Hermes Ketiga yang Agung disebutkan mewakili 3 guru yang berbeda. Namanya muncul
diantara para guru kuno, yang kini dikenal orang-orang sebagai jalan para Sufi ( Tarekat ). Dengan kata
lain, baik para Sufi maupun ahli alkimia
mengklaim Hermes sebagai penemu ilmu mereka. Maka Ja'far ash-Shadiq,
Jabir Ibnu al-Hayyan dan Hermes sang Sufi termasyhur, dianggap oleh para ahli alkimia baik di Timur maupun
Barat sebagai guru mereka.
Dalam
sosok tri tunggal itu orang Mesir, Yunani dan Romawi -- seperti telah disamakan
dengan sosok serupa, hubungannya dengan suatu bentuk hikmah yang telah
disampaikan kepada manusia dari sumber-sumber ketuhanan yang tetap terlihat. Pelestarian
dan penyampaian ajaran kuno itu tertanam kuat dalam sosok Hermes ini. Ajaran
itu terpahat di atas sebuah "Lempengan
Batu Zamrud" yang oleh orang-orang Arab disebut sebagai prinsip-prinsip
besar dari Karya Agung.
Dalam
statusnya yang lebih awal, ia tampil sebagai pria dewasa, tua dan bijaksana,
dianggap sebagai hasil pengembangan diri yang benar. Karena itulah ia dipandang
sebagai "manusia sempurna"
Sufi dari segi jasmaninya.
Hermes
mempunyai kembaran perempuan bernama Sesheta, yang dikaitkan dengan bangunan
kuil dan pemelihara Kitab hikmah kuno. Seperti wujud manusia yang memberikan
ilham dari para Sufi dan Kebenaran Sufi (Simurgh), ia digambarkan sebagai
seekor burung. Kadangkala ia adalah seorang manusia berkepala burung Ibis,
dimana kepala menunjukkan aspirasi atau pencapaian jiwa, yang terletak di kepala.
Dewa
- dewi atau legenda apa pun mungkin telah berbaur dengan berbagai kepribadian
Hermes, Merkuri dan Thoth. Tetapi unsur-unsur utama yang menghubungkan antara
manusia dan Tuhan, hikmah, musik, huruf dan obat-obatan tetap ada.
Kita juga menemukan” Teori
Elixir (obat mujarab),” yaitu
tentang suatu persiapan atau cara yang bisa memberikan keabadian pada para
filosuf Cina yang dihubungkan dengan alkimia,
serta dalam Atharva Veda Hindu yang berusia lebih dari 1000 S.M.
Di Timur, Cina dan India, gagasan bahwa lokasi operasi
alkimia di dalam tubuh manusia sering dibuat sangat jelas. Ini sering kali sama
sekali tidak jelas dalam deskripsi alkimia Barat. Ahli alkimia Cina,
Lu Tsu (yang dikutip William A.P. Martin, The Lore of Cathay, 1901, hlm.
59) memberikan sesuatu yang oleh sebagian penulis telah diduga sebagai upaya
sengaja untuk mengaburkan perubahan "proses
kimiawi". Adanya peniru yang
mempraktekkan kimia fisik juga tidak diragukan.
Alkimia juga ditelusuri sebagai suatu pengajaran dalam Freemason, sebuah kelompok
rahasia yang namanya begitu terkenal. Sebenarnya, Kelompok rahasia ini sendiri pada mulanya
adalah sebuah kelompok Sufi. Kelompok ini pertama kali memasuki Inggris pada
masa kekuasaan Raja Aethelstan (924-939) dan diperkenalkan di Skotlandia secara
rahasia, tentu saja oleh Knights Templars, sebagai sekelompok ahli seni
(kerajinan) pada awal abad ke-14. Bukan suatu kebetulan
bahwa setelah bubarnya aliran Templar tersebut, para freemason mengambil
alih tradisi Templar. Freemasonry
adalah semacam metafora untuk "pembenahan-kembali"
atau pembangunan - kembali
spiritualitas manusia dari reruntuhannya.
Manusia
adalah mikrokosmos, ciptaan makrokosmos -- kesatuan. Semua berasal dari Yang
Esa. Dengan menyatukan kekuatan kontemplasi, semua bisa diraih. Esensi ini
harus dipisahkan dari tubuh, kemudian digabungkan dengan tubuh. Inilah “kerja.” Mulailah dengan diri sendiri dan
akhirilah dengan semua. Di depan manusia, di belakang manusia, (adalah)
transformasi.
Cara-cara pemusatan, penyulingan, pematangan dan pencampuran
dengan nama - nama kimiawi merupakan suatu pengaturan jiwa dan tubuh untuk menghasilkan
seorang manusia, bukan hasil yang bersifat kimiawi. Model operasi yang digunakan untuk
mencapai tujuan ini dapat dengan mudah dilihat, yaitu tubuh dipandang sebagai
instrumen proses alkimia.
Alat-alat laboratorium yang paling mudah
dibandingkan dengan fungsi tubuh dalam proses ini adalah Athanor dan Alembic.
Athanor berbentuk seperti oven, dengan api di bawah dan mudah terbakar di
tengah dengan uap naik ke tingkat atas instrumen. Alembic adalah sebuah instrumen distilasi yaitu proses yang
dengannya, misalnya, alkohol diproduksi.
Kata Athanor
berasal dari bahasa Arab yaitu al-Tannur ( oven ). Alembic juga berasal
dari kata Arab, al-Anbiq, yang dipinjam
dari istilah Yunani ( ambyx, yang berarti
"masih"). Dalam kedua kasus, energi ( api ) digunakan untuk
menggabungkan, mencampur, atau memisahkan zat-zat dasar dan mengubahnya menjadi
sesuatu yang lebih halus atau spiritual.
Metode praktik freemason Turki kuno
menunjukkan sebuah proses yang sama. Roh disuling dari materi. Ini dilakukan
dengan menarik dan menutup tingkat energi dalam sistem sirkulasi esoterik tubuh
dengan menggunakan formula yang ditentukan oleh muqatta'at Alquran. Fakta bahwa
surat-surat ini digunakan untuk tujuan esoteris tersebut adalah yang paling
penting. Didalam formula-formula ini, formula seluruh kekuatan kitab ( Qur’an ) terkandung dan dikodifikasi.
Mungkin karena hal ini para alkemis
berusaha menyembunyikan sifat sebenarnya dari pekerjaan mereka, hal itu akan
menyaingi tujuan agama itu sendiri. Hanya
karena penyembunyiannya didalam ungkapan-ungkapan alkimiawi itulah yang menghalanginya untuk diserang sebagai
kemajuan manusia dalam (bentuk) upaya pribadi yang berada di luar gereja. Ada
sebuah contoh tipikal, bagian dari suatu diagram alkimiawi yang menyimbolkan “ amal / kerja,” dalam Viridarium Chymicum -- sebuah koleksi
besar yang diterbitkan pada tahun 1624.
Seribu
tahun setelah masa Jabir, sang Perintis, para ahli alkimia Eropa menyimpan daftar para mursyid / guru secara
berurutan yang mengingatkan pada "silsilah
spiritual" Sufi. Salah satu hal yang paling menarik dari fakta ini
adalah bahwa rantai silsilah ini merujuk kepada orang-orang yang terkait dengan
tradisi Sufistik dan Islam ( Spanyol ), meskipun demikian tidak mempunyai nama
yang sama. Dalam catatan itu, ditemukan nama-nama seperti, Muhammad, Jabir,
Hermes, Dante dan Roger Bacon.
Penelitian
terakhir menunjukkan bahwa bahan-bahan Sufi adalah sumber karya iluminis Dante,
seperti Divine Comedy. Akan tetapi afiliasi Sufistiknya pasti telah diketahui
oleh para ahli kimia sepanjang masa. Raymond Lully, tokoh mistik Agung,
berkali-kali dikutip sebagai seorang ahli alkimia.
Sebagai contoh, Bacon tidak hanya membaca karya-karya yang
berhubungan dengan Jabir. Ia pergi ke Spanyol dan menemukan sumber itu
sebagaimana yang kita ketahul dari berbagai kutipannya dari ajaran-ajaran Sufi
yang disusun oleh para Sufi iluminis abad ke-12. Lully tidak hanya mempelajari
praktek Sufisme dan menjalankan latihan tertentu, tetapi melanjutkan
pengetahuan ini agar menjadi sebuah nama yang terus-menerus disebutkan oleh
para ahli alkimia pada masa berikutnya. Kecenderungan yang sama
dilanjutkan oleh Paracelsus dan lain-lain.
Paracelsus,
yang mengembara ke Timur dan memperoleh latihan Sufi di Turki, memperkenalkan
berbagai istilah Sufi ke dalam pemikiran Barat. Istilah Azoth-nya identik
dengan istilah adz-Dzat-nya Sufi (diucapkan dalam bahasa Persia dan oleh
karena itu diucapkan dengan az-zaut dalam hampir semua sajak Sufi). Paragranum
sebenarnya merupakan Latinisasi dari
ilmu tentang sifat batin dari segala sesuatu. Karena ada Reformasi (Gereja),
Paracelsus harus berhati-hati didalam mengungkapkan pemikirannya, sebab ia
sedang memproyeksikan suatu sistem psikologis yang berbeda dari cara-cara
Katholik maupun Protestan.
Henry
Cornelius Agrippa adalah contoh lain
dari apa yang oleh para Sufi disebut sebagai "perintis" (rahbin).
Ia diduga telah menjadi seorang ahli alkimia dan sihir, dan bahkan
sampai saat ini ada orang-orang yang mencoba meraih kebenaran melalui sistem
magis yang dikaitkan dengannya. Ia menulis tentang metode Raymond Lully, yang
mengajarkan tentang Hermes dan niscaya mengetahui interpretasi sufi tentang alkimia.
****
Cukuplah
berpikir bahwa Kebenaran itu bisa ada;
marilah
kita duduk dimana mawar-mawar berkembang;
sungguh
ia yang tidak tahu bagaimana untuk tahu
adalah
juga ia yang tidak tahu bagaimana untuk tidak tahu
( Paradoks Sufi )
Semoga
tulisan ini bermanfaat untuk kita semua dan sampai jumpa di postingan
berikutnya...
Sumber :
- Sebottendorff , Rudolf von. Secret Practices
of The Sufi Freemasons : The Islamic
Teachings at The Heart of Alcbemy .Toronto. Canada.--
- Syah, Idries. Mahkota Sufi, Menembus Dunia Ekstra Dimensi.--.--
- Dr. John
Read, Prelude to Chemistry, London, 1936.
- J. Read, op.cit., hlm. 178.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.