Seorang buta huruf
menerima kemarin surat dari saudaranya.
Tentu saja ia tak bisa
membaca, apalagi membaca isinya. Oleh karena itu, ia keluar rumah mencari orang
meminta bantuan untuk membacakannya. Dan kebetulan saja, Nasruddin Hoja
melintas di hadapannya.
“Wahai tuan tunggu
sebentar, aku ada hajat keperluan,” kata orang itu sambil melambaikan
tangannya. Nasruddin berhenti, sedangkan orang
buta huruf itu segera menghampiri. Setelah berhadapan orang itu langsung
berkata,
“ Tuan, kemarin aku
mendapat surat dari keluarga, tapi aku tak pandai membaca. Sudikah tuan
membantuku membacakan surat ini?”
Tentu saja Nasruddin
bersedia, ia lantas menerima surat itu untuk dibaca. Melihat isi surat
berbahasa asing yang tidak dimengertinya, Nasruddin langsung berkata,
“Maaf, serta ini
berbahasa Parsi, aku sendiri tidak memahami. Coba cari orang lain saja untuk
membacakannya.”
Orang itu agak kecewa,
sehingga dengan mengomel, ia berkata
“Oh….Anda tak bisa
membaca tulisan ini? Kalau begitu Anda buta huruf seperti saya. Apakah Tuan
tidak malu mengenakan jubah dan sorban, berpenampilan seperti mullah, tapi
tidak bisa membaca tulisan ini?”
Mendapat pertanyaan
bernada ledekan, muka Nasruddin langsung memerah memendam amarah serta membuka
jubah dan sorbannya, lantas disorongkan kepada orang itu sambil berkata,
“Kalau kepandaian baca
tulis hanya ditentukan oleh jubah dan sorban ini, keduanya aku serahkan
kepadamu. Pakailah jubah dan sorban ini, lantas bacakan kepadaku dua kalimat
saja dari surat itu.”
Mendapat tantangan dari
Nasruddin, orang itu terdiam, tercenung, menunduk, tanpa ba-bi-bu lantas
berlalu pergi.
Hikmah :
Kehebatan seseorang
tidak ditentukan oleh penampilan apalagi sekedar omongan.
Sumber :
Mashad,
Dhurorudin.2005.Seri Kisah Jenaka Sarat Makna Jilid 2.Jakarta : Erlangga.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.