Lyana terkasih,
Sepekan telah berlalu, selama itu juga kau menghindariku. Aku
rindu sapaan hangatmu.
Ku akui aku telah membuat musim gugur singgah di hatimu.
Tolong....jangan bersikap seperti itu kepadaku. Kau adalah temanku—teman
kecilku, sahabatku. Kita tumbuh dan dewasa bersama. Selama ini aku selalu
disisimu, dan kau selalu disisiku. Belum pernah terbayangkan olehku untuk
mengubah hubungan kita.
Lalu....ya, kau ingin melakukannya. Dan aku tidak
menyadarinya. Ketidak pekaanku menghalangi caraku merasakan apa sebenarnya
sedang kau pendam di dalam perasaanmu. Hingga tanpa ku sadari kutorehkan luka dihatimu.
Kau pantas marah padaku. Aku lelaki yang jahat sekali.
Tapi...kumohon dengan sangat....jangan membenciku.
Aku hanya ingin menjadi seorang laki-laki setia, sementara di
sisi lain menjadi sahabat terbaik untukmu.
Katakan padaku Lyana, katakan....adakah cara untuk menghapus
luka dan air matamu.
Air mata yang kini tak bisa kuusap, seperti kau menangis pertama kali saat kita terjatuh bersepeda.
Adakah sebuah cara untuk bisa kuperbaiki apa yang telah
kuhancurkan? Aku akan melakukannya. Aku butuh sebuah cara, dan hanya kau lah
yang dapat menunjukkannya.
Aku tak bisa memutar kembali waktu. Dan jika aku bisa kembali
memutar waktu, itu akan menjadi sesuatu yang sulit atau bagaimana sesungguhnya
ku akui perasaanku padamu. Aku juga tak tahu.
Ku mohon Lyana, aku ingin ..aku ingin kau kembali seperti
Lyana yang dulu ku kenal. Atau kah aku yang harus benar-benar pergi dari
kehidupanmu?
Apapun keputusanmu, kau tetap sahabatku. Satu-satunya.
Tolong, balas suratku.
Dari sahabatmu,
Will...
Will...
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.