"Potato Eater"
1885
Dia
melukis dengan keseluruhan warna kentang yang indah, berdebu, tidak dikupas.
Ada
taplak meja linen yang kotor, dinding yang penuh asap,lampu menggantung dari
rusuk langit-langit yang kasar. Sien melayani ayahnya dengan menghidangkan kopi
pahit, saudara laki-lakinya mengangkat cangkir ke bibir, dan di semua wajah
mereka ada ketenangan, penerimaan yang penuh kesabaran atas tatanan semesta
yang abadi.
( Lust For Life – Irving Stone )
Berbicara
tentang seorang Vincent Van Gogh, saya kira tidak akan habisnya rasa kagum saya
kepada tokoh ini bagi saya pribadi—setelah membaca buku biografi seorang
Vincent Van Gogh. Kerja keras, pantang menyerah, dan tangguh melewati tiap
penderitaan yang datang di sepanjang hidupnya tak membuat ia sekalipun untuk
berhenti melukis. Jalan baginya untuk mengabdikan hidupnya di dunia
ini dengan cara menjadi seorang pelukis.
Nama
Theo tidak bisa ditinggalkan ketika membicarakan seorang Vincent Van Gogh. Ia
adalah salah satu adik laki-laki Vincent yang berjarak 4 tahun dari usia Vincent.
Kepada Theo lah ia mencurahkan segala isi
hatinya. Sang adik juga menjadi orang yang berjasa dalam hidup Vincent Van Gogh—menyokong
keuangan Vincent Van Gogh dan orang yang benar-benar menyayanginya.
“Adikku adalah satu-satunya
jiwaku di dunia”.
Pada
masa muda Vincent pernah mencicipi masa-masa cerah, penuh harapan untuk masa
depannya sebelum ia memutuskan melukis sebagai jalan hidupnya. Beberapa kali ia
berganti pekerjaan hingga akhirnya memilih untuk menjadi seorang pelukis.
Saya
berandai-andai, jika seorang Vincent Van Gogh tak berpaling dari pekerjaannya
sejak awal, dan tak memilih menjadi seorang pelukis tentu ia mempunyai masa
depan yang cerah, ia tidak akan selalu mengalami kelaparan, tak harus menerima
hinaan dari orang-orang disekitarnya, dan dikucilkan oleh keluarganya sendiri.
Ia bisa hidup bahagia dengan orang yang dicintainya. Tentu.
Lalu....pertanyaan
lainnya muncul dipikiran saya, kalau begitu tak akan ada di dunia ini sebuah
cerita tentang seorang pelukis terkenal yang karyanya bernilai sangat mahal. Tak
akan ada nama Vincent Van Gogh diantara daftar nama para pelukis, tak akan ada
lukisan indah darinya yang ditinggalkan bagi di dunia, dan tak kan ada kisah
hidupnya, serta kerja kerasnya yang menginspirasi bagi kita.
Ada
sebuah kalimat yang berbunyi seperti
ini, “Tuhan tidak pernah salah untuk
memilih seseorang”
Hanya
Vincent Van Gogh bukan orang lain yang harus menjadi pelukis yang dimana di
dalam hidupnya harus mengalami penderitaan. Karena ia mampu membawa beban itu.
Hanya
seorang Vincent Van Gogh bukan mereka yang mengalami dirinya harus dikucilkan
oleh keluarganya sendiri.
Dan
hanya seorang Vincent Van Gogh bukan orang lain, yang bisa menanggung semua
kegagalan-kegagalan dalam hidupnya.
Meski,
hingga akhir hayatnya ia belum sempat menyaksikan karyanya dihargai oleh
orang-orang. Keputusasaan membawanya untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh
diri, sungguh sebuah tindakan yang amat disayangkan.
Terlepas
dari benar / salah tindakan seorang Vincent Van Gogh tersebut, tak salahnya
kita melihat sisi-sisi baik dari seorang Vincent van gogh yang telah menjadi
inspirasi bagi para pelukis lainnya di dunia.
Berikut
beberapa kata-kata mutiara dari Vincent Van Gogh :
"Vincent Van Gogh"
Tidak apa-apa,
Theo,
kata-kata yang
mereka ucapkan sangat benar.
Hanya saja,
mereka tidak mengerti motivasiku dan
tidak melihat
hubungan yang ada
antara masa
kini dan seluruh kehidupanku.
Tapi kalau aku
telah jatuh di dunia ini,
kau,
sebaliknya justru melesat naik.
Kalau aku
telah kehilangan simpati, kau mendapatkannya.
Hal itu
membuatku sangat bahagia.
Aku mengatakan
itu dengan tulus, dan akan selalu begitu.
Tapi aku akan
sangat senang
kalau kau bisa
melihat dalam diriku sesuatu yang lain dari pada seorang pemalas.
View of vessenots
near Auvers
1980
Aku tidak
sendirian, karena Tuhan tidak meninggalkanku.
Suatu hari,
bagaimanapun
aku akan menemukan cara untuk mengabdikan
diriku kepada-Nya.
Old man in sorrow (
on threshold of eternity )
1890
Menggambar
manusia dan pemandangan dalam kehidupan
tidak hanya
membutuhkan pengetahuan tentang keterampilan tangan dalam menggambar, tapi juga membutuhkan
pembelajaran yang amat dalam tentang karya sastra.
Enclosed field with rising sun
1889
Pada dasarnya,
alam dan pelukis itu sejatinya saling cocok.
Mungkin perlu
waktu
bertahun-tahun untuk berjuang dan bergulat
sebelum dia
menyerah dan menjadi patuh,
tapi pada
akhirnya,
karya yang
buruk, sangat buruk,
akan berubah
menjadi karya yang bagus dan membenarkan dirinya sendiri.
Menggambar manusia dan
pemandangan dalam kehidupan
tidak
hanya membutuhkan pengetahuan tentang keterampilan tangan dalam menggambar, tapi juga membutuhkan
pembelajaran yang amat dalam tentang karya sastra.
Aku tidak bisa menggambar figur
tanpa
mengetahui semua tentang tulang-tulang, otot-otot, dan urat-urat yang ada di
dalamnya. dan aku tidak bisa menggambar kepala
tanpa
tahu apa yang terjadi di dalam otak dan jiwa orang itu.
Untuk
melukiskan kehidupan orang harus memahami tidak hanya anatomi,
tetapi
juga apa yang dirasakan dan
dipikirkannya tentang dunia tempat mereka tinggal.
Seorang
pelukis yang hanya paham akan keterampilan tangannya sendiri
dan
bukan yang lain
nantinya
akan menjadi pelukis yang sangat dangkal.
"Vase with Red Poppies"
1886
Kupikir
lebih tidak pantas jika seorang kritikus seni menggali kehidupan pribadi
seseorang,
padahal
karyanya sebetulnya tak tercela.
Karya
seorang pelukis dan kehidupan pribadinya itu
Seperti
seorang wanita ketika sedang bersalin dan bayinya.
Anda
bisa melihat bayinya, tetapi .....
anda
tidak boleh menyingkap bajunya
untuk
melihat apakah ada noda darah,
itu
sangat tidak sopan.
"A Meadow in The Mountains, Le Mas de Saint Paul"
1889
Bekerja tanpa model adalah kehancuran bagi seorang pelukis figur
Bekerja tanpa model adalah kehancuran bagi seorang pelukis figur
"Wheatfield with Crows"
1890
Orang
tidak akan selalu menjadi teman;
Orang
kadang harus bertengkar.
"Daubigny's Garden"
1890
Karyaku lebih bagus.
Karyaku
lebih jujur, lebih dalam.
Aku
mengungkapkannya secara lebih banyak dengan pensil tukang kayu
dibanding
dia dengan sekotak penuh cat.
Apa
yang diungkapkannya sudah jelas.
Setelah
selesai dilihat, tidak ada lagi yang tersisa.
Mengapa
mereka memberinya pujian serta uang
dan
Menolak
untuk memberiku sekedar roti hitam dan kopi?
"Still Life With Five Bottles"
1884
Aku
harus menggambar semua benda seperti caraku melihat
Benda-benda
itu, tidak dengan caramu melihatnya.
"Bulb Fields"
1883
"Starry Night Over The Rhone"
1883
"Enclosed Field with Reaper"
1889
"Field with Poppies"
1889
"Sunflower"
"Couple walk in Trees"
1889
"The Church at Auver"
1890
"Edge of a Wheat Field with Poppies and a Lark "
"Tree Lined Avenue"
1883
Karya
yang dikerjakan dengan susah payah
dan
diberi karakter dan sentimen bukanlah suatu hal
yang
tidak menarik atau tidak bisa dijual.
Kupikir
mungkin akan lebih baik kalau karyaku tidak mencoba
untuk
sekedar menyenangkan orang lain lebih dulu.
"Starry Night Over The Rhone"
1883
Katakan
kepadaku,
Bagaimana
seseorang bisa menganggap dirinya benar
dengan menghabiskan kehidupannya yang hanya
sekali
untuk
menjual lukisan-lukisan yang sangat jelek
kepada
orang-orang yang sangat bodoh?
"Enclosed Field with Reaper"
1889
Hal
mendasar dalam melukis tidak ada kaitannya dengan pendapatan seseorang
"Field with Poppies"
1889
Berjalan-jalan
di dermaga, di gang-gang dan pasar-pasar, di ruang-ruang tunggu
dan
bahkan di tempat-tempat minum, itu bukanlah cara yang menyenangkan untuk
melewatkan waktu, kecuali untuk seorang pelukis!
Sebagai
pelukis,
seseorang
mungkin akan lebih memilih untuk berada di tempat-tempat paling kotor,
dimana
ada sesuatu untuk digambar,
daripada
berada di pesta minum teh dengan gadis-gadis yang memesona.
"Sunflower"
Perilaku
manusia, sangat mirip melukis.
Seluruh
sudut pandangnya berubah kalau posisi mata diubah,
tidak
tergantung pada objeknya, tetapi pada orang yang melihatnya.
"Couple walk in Trees"
1889
Mencintai
itu mudah,
tapi
untuk dicintai itu yang sulit
"The Church at Auver"
1890
Kadang-kadang
orang bisa pengertian dan dermawan,
Kadang-kadang
mereka buta dan keji.
"Edge of a Wheat Field with Poppies and a Lark "
Tempatku
adalah menggambar dengan para penggali lubang di Geest,
seperti
yang telah aku lakukan seharian.
Di
sana, wajahku yang buruk dan mantelku yang lusuh sempurna menyatu dengan
lingkungan sekitarnya, serta menyatu dengan diriku sendiri
dan
aku bekerja dengan senang hati.
Tujuan
aku melukis adalah membuat orang melihat yang layak diamati
dan
yang tidak diketahui semua orang.
"Tree Lined Avenue"
Hidup
seorang wanita akan hampa jika dia
tidak
punya cinta untuk mengisinya
"A Lane in The Public Garden at Arles"
Kehidupan
itu sendiri akan menampilkan
kepada
seseorang sisi kosong yang selamanya hampa,
tidak
bersemangat,
tidak
punya harapan,
tidak
lebih daripada yang ditampilkan kanvas kosong ini.
Tapi......
orang
yang punya keyakinan dan energi
tidak
akan bisa ditakuti oleh kekosongan itu.
Dia
melangkah masuk, dia bertindak, dia membangun, dia berkreasi,
Dan
pada akhirnya kanvas itu tidak akan lagi kosong
Tapi
diselimuti oleh pola-pola kehidupan yang kaya.
"Still Life Vase with Roses"
Mari
kita melukis sebanyak yang kita mampu,
dan
menjadi diri kita sendiri dengan kesalahan-kesalahan
dan
kualitas diri kita
Nice publication dear friend Anisa. I love Vincent van Gogh :) I wish you a lovely weekend :)
ReplyDeletevan gogh !!!! XD
ReplyDelete