Wednesday, December 19, 2018

Simbol dan Makna Dari Gerakan Shalat




Dan sebagian diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah
malam dan siang, matahari, dan bulan.
Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah pula kepada bulan,
 tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakan semuanya,
jika hanya kepada-Nya saja kamu menyembah.
( QS. Fuushilat 41 : 37 )

Lima kali dalam sehari umat islam menunaikan kewajiban shalat. Dari sebelum matahari terbit hingga menjelang malam. Shalat dapat diartikan sebagai menghadapkan hati kepada Tuhan sebagai bagian dari ibadah dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir lalu diakhiri dengan salam. Gerakan-gerakan dari shalat mengidentifikasikan seseorang yang beribadah dengan semua bentuk – bentuk  lain dari penciptaan. Karena sikap-sikap tubuh pada shalat tersebut dirancang untuk mengingatkan orang-orang yang melaksanakan ibadah akan kefanaan dan traversal yang melalui berbagai tahap kehidupan. 


Gerakan-gerakannya  juga menyerupai kenaikan dan pengaturan dari benda-benda langit seperti rotasi planet - planet,  orbit bulan,  dan matahari. Ini adalah tanda-tanda yang menunjukkan sifat hirarki dari alam penciptaan dan ketundukannya pada peraturan Ilahi di setiap tingkatan. Sebagaimana yang disebutkan didalam Al-Qur'an :

“ Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah swt. bersujud apa yang ada di langit,
di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohon, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar dari pada manusia?”
( QS.Al Hajj 22 : 18 )

Gerakan dalam shalat terbagi dalam tiga bagian utama yaitu : berdiri seperti Alif ( ۱ ),  duduk diantara dua sujud seperti  Dal ( د ), dan  bersujud seperti Mim ( م ) . Ketiga huruf tersebut jika dirangkai menjadi sebuah kata “Adam”. Dan seperti kita ketahui Nabi Adam as. adalah bapak dari umat manusia. Namun, dari semua gerakan dalam shalat yang menjadi  puncak dari ibadah  tersebut adalah sujud. Sebelum kita bertanya  mengapa sujud begitu penting dalam ibadah shalat, kita perlu mengetahui satu-persatu makna dari gerakan-gerakan shalat. 

Berdiri Tegak Seperti Alif  ( ۱ )
 Sikap tubuh pada shalat merupakan simbol hubungan manusia dengan Tuhan. Sikap tubuh berdiri tegak dalam shalat menyatakan keberadaan dan kekuatan juga simbol kesatuan dari realita Ilahi ( Al-Haqq ). Posisi  berdiri seperti huruf Alif adalah sebuah simbol  pendirian dari kesatuan umat manusia  yang memiliki sesuatu yang berasal dari nama-nama dan sifat-sifat Ilahi, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw,
“Sesungguhnya Allah swt menciptakan Adam dalam gambaran-Nya.”


Alif berarti lurus dan melambangkan surga-surga sebagai inti permulaan disana dan sebuah permulaan dari penciptaan surga- Alif  ( ALF ) membuka pada Alif, Lam ( kerajaan), dan Fa ( Fatiha ). Berdiri menghadap  kiblat menunjukkan arah universal manusia dalam pencarian realitas Ilahi. Kita seperti elektron yang sedang berkumpul di pusat  inti nukleus, dan berada di bawah kekuasaan dari  4 kekuatan atom / Adam, itu sebabnya didalam shalat  kita melakukan  4 kali takbir. Nukleus adalah Ka’bah ( kiblat ) dan kita semua adalah elektron.

Niat yang diucapkan didalam shalat menunjukkan sebuah hubungan dari  hati ke arah ini.  Dibuka dengan menyebut pujian bagi  kebesaran Tuhan (takbir) merupakan indikasi bahwa kedekatan seorang hamba dengan sang  Ilahi lebih besar dan lebih luas daripada apa yang dapat diwujudkan oleh-Nya karena tidak ada satu pun yang dapat membatasi perspektif-Nya.

Kemudian membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at shalat menunjukkan pengakuan akan kesempurnaan-Nya yang terdapat dalam diri seorang manusia karena manusia merupakan awal dari penciptaan, Tuhan memulai ciptaan-Nya ketika Ia menciptakan sesuatu dari ketiadaan. Al-Jili mengatakan, itu adalah cahaya Muhammad ( nur Muhammad ) yang disebut sebagai “ Pikiran Pertama ( The First Mind ) ,” “ Manusia Universal,” dan “Mikrokosmos Dari Makrokosmos.”


Rukuk Seperti Huruf Ha / Ha Al- Hayat ( ح )
Rukuk seperti huruf Ha adalah sebuah gerakan shalat dengan badan membungkuk, kedua tangan memegang lutut lalu ditekankan antara punggung dan kepala sama rata. Posisi rukuk yang gerakannya membungkukkan badan mernunjukkan pengakuan bahwa ketiadaan dari segala penciptaan dibawah kekuataan adanya pancaran dan sumber yang berasal dari Ilahi. ( Fana dan Hamd / Pujian ).



Kemudian berdiri tegak kembali dari rukuk ( I’tidal ) dengan mengangkat kedua belah tangan sejajar telinga  menunjukkan sebuah pangkalan dari asal / sumber ( al-baqa ). Dilanjutkan dengan membaca : “ Sami’allaahu liman hamidah “( Allah mendengar orang yang memuji-Nya ) menunjukkan substansi bahwa seseorang yang beribadah adalah seorang hamba dari realitas Ilahi. Melalui cara ini, Tuhan menghubungkan diri-Nya dengan diri-Nya lewat mendengar kebenaran dari pujian yang diucapkan lewat ciptaan-Nya. ( Sang Nabi adalah Li wal Hamd / bendera pujian )

Puncak dari Shalat : Bersujud Seperti Huruf Mim ( م )
Seorang  laki-laki datang dan bertanya kepada Nabi, "Wahai Nabi Allah, doakanlah diriku agar   berada di bawah syafaatmu  pada Hari Kiamat dan izinkan diriku  untuk berada di  Firdaus bersamamu."
Nabi menjawab, "Aku akan melakukannya, tetapi bantulah aku dalam hal itu.”
”Laki-laki itu bertanya,“ Bagaimana bisa ? ”
”Nabi berkata,“ Dengan sering bersujud di hadapan Tuhan. ”

Bersujud dalam shalat dilakukan dengan gerakan meletakkan dahi ke bumi. Rasa hormat yang lebih besar ditampilkan dengan meletakkan wajah dalam sujud shalat, yang mencerminkan  ego dan kesadaran seseorang yang begitu tinggi akan  begitu rendah sehingga menyentuh tanah di depan objek penghormatan ( Tuhan ).
Nabi Muhammad saw. bersabda, "Tidak ada yang membawa seorang hamba Tuhan lebih dekat ke Hadirat Ilahi daripada melalui sujud rahasianya ( al-khafi )." 



Dalam sujud, tubuh seperti sebuah tahta dan jiwa adalah tempat  sang Raja ( Tuhan ) duduk di titik tertinggi. Seseorang harus mengurangi kebanggaan terhadap diri dan membuat diri sendiri bersujud, karena seseorang yang benar-benar tunduk kepada Tuhannya tidak dapat lagi tunduk pada dirinya sendiri. Begitu keadaan itu tercapai, sujud merupakan semata-mata demi Tuhan.
Al-Qur'an menceritakan kepada  kita bahwa, setelah Allah swt. menciptakan Adam, Dia memerintahkan para malaikat untuk bersujud di hadapan manusia pertama.
“Dan  ( ingatlah ) ketika Kami berfirman kepada malaikat,
“Sujudlah kamu kepada Adam !”
Maka, sujudlah mereka kecuali iblis.
Dia dari golongan jin, lalu dia mendurhakai perintah Tuhannya.....”
( Q.S. Al – Kahfi : 50 )

Imam al-Qurtubi, salah satu ahli tafsir Al-Qur'an yang begitu hebat, menulis dalam tafsirannya, “At-Tadhkira”, bahwa salah satu dari empat malaikat agung, yaitu malaikat Israfil ( Rafael/ Raphael ), telah memiliki seluruh isi Al-Qur'an yang  tertulis di dahinya. Rafael dalam bahasa Arab, berbeda dari nama Asirianya Israfil, yaitu Abdur-Rahman, artinya Pelayan Dari Sang Maha Pengasih. Tema rahmat ini melingkupi pemikiran Islam, karena melalui rahmat Tuhan, Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. yang mengabarkan tentang siapa pemilik karunia.

Ketika Tuhan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam, malaikat Israfil ( Raphael )  yang pertama kali mematuhi perintah tersebut, ia bersujud dan menempatkan dahinya, yang berisi seluruh isi Al-Qur'an pada  bumi, sebagai bentuk penghormatannya dan juga  untuk menghormati Adam, karena ia merasakan seluruh Qur'an ditulis pada dahi Adam ( Nur  Muhammad saw ).
Tuhan telah memberikan pengetahuan kepada malaikat Israfil ( Raphael ) tentang Al-Qur'an dan menulis semuanya diantara matanya, dan ia adalah malaikat yang menorehkan takdir dari semua hal didalam “Meja  Yang Dilindungi” sebelum segala sesuatu itu diciptakan.

Penafsir Al-Qur’an lainnya  mengatakan, para malaikat jatuh bersujud di hadapan Adam karena mereka menganggap “Cahaya” ( Nur  Nabi Muhammad saw. ) bersinar dari wujudnya Adam. Pada kenyataannya tidak ada perbedaan disini, karena Tuhan berfirman dalam Al-Qur'an:

Yaa siin.  Demi Al- Qur’an yang sungguh mulia
 ( QS. Yasin 36 : 1 - 2 )

Nabi Muhammad saw. mengatakan bahwa, Yasin surat ke-36 dari Al-Qur'an merupakan salah satu dari nama-nama miliknya yang diberkati, itu adalah jantung dari Al-Qur'an, yang setiap ayatnya dibawa Nabi didalam dadanya. Jadi, cahaya yang bersinar dari Adam adalah Cahaya Nabi Muhammad saw didalam dirinya, yang pada gilirannya menyala dengan Firman Tuhan.

Ibnu Abbas, sepupu Nabi Muhammad saw. dan penafsir utama Al-Qur'an, berkata, “Ketika Tuhan memerintahkan Adam untuk turun ke bumi, segera setelah tiba, dia pergi  bersujud, meminta pengampunan Tuhan atas dosa yang ia telah perbuat.”

Allah  swt. mengutus malaikat Jibril  kepadanya setelah empat puluh tahun berlalu, dan Jibril mendapati Adam masih bersujud. ”Dia tidak mengangkat kepalanya selama empat puluh tahun dengan pertobatan yang tulus  di hadapan Allah swt.”

Nabi Muhammad saw. menceritakan bahwa, pada Hari Kiamat kelak, ketika orang-orang mukmin dibangkitkan dari kuburan mereka, para malaikat akan datang kepada mereka untuk menyikat debu dari dahi mereka. Namun, terlepas dari usaha terbaik para malaikat, sebagian dari debu itu akan tetap ada. Kedua-duanya, orang-orang mukmin yang dibangkitkan dan para  malaikat penolong tersebut, mereka akan terkejut bahwa debu ini tidak dapat dihapus. Kemudian sebuah suara akan terdengar memanggil, 

"Tinggalkan debu itu dan jangan mencoba untuk menghapusnya, karena itu adalah debu dari ceruk-ceruk sujud mereka, sehingga itu akan dikenal didalam Surga bahwa mereka adalah hamba-hamba yang taat."

Nabi Muhammad saw. juga bersabda, "Setiap mereka yang melakukan sujud , akan dibangkitkan satu derajat oleh Tuhan." Mengenai derajat ini  diketahui bahwa itu bukan sesuatu yang kecil, karena setiap surga terdiri dari derajat/tingkatan.

Tradisi Nabi  ini menunjukkan nilai spiritual dari sujud orang-orang mukmin, menjadikannya bahkan debu yang disentuh oleh dahi mereka disucikan. Kekuatan doa memiliki efek yang sama pada tempat dari orang yang melakukannya itu sendiri, seperti yang dicontohkan dalam kisah Maryam, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an:

Setiap kali Nabi Zakaria as. pergi ke ceruk doa dimana Maryam berada, dia menemukan bahwa Maryam memiliki makanan.
Dia berkata : “ Wahai Maryam! Dari mana datang kepadamu ini (makanan)? “
Maryam menjawab : “ Itu berasal dari Tuhan. Tuhan memberinya kepada siapa yang Dia kehendaki.”

Disana, di tempat suci Maryam, dimana Maryam biasanya  menemukan bekal sehari-hari dalam bentuk buah-buahan di luar musim, adalah tempat Nabi Zakaria as. pergi untuk bersujud di hadapan Allah swt. dan memohon kepada-Nya untuk seorang anak, dan disanalah Tuhan mengabulkan permintaannya.
Karena alasan-alasan ini, banyak diantara orang saleh yang memperbanyak sujud melalui shalat-shalat sunah setelah menyelesaikan shalat wajib mereka kepada Allah swt. Setiap kali mereka menghadapi kesulitan, entah itu spiritual atau duniawi, mereka mencari perlindungan pada Tuhan melalui sujud kepada-Nya.

Tempat-tempat dimana seorang sufi bersujud akan menjadi saksi bagi ketaatan mereka pada Hari Kiamat. Karena alasan inilah seseorang sering melihat para sufi berganti-ganti tempat dimana mereka melakukan sujud ( shalat).
Kita diciptakan dalam gambaran Tuhan dan diberikan penghormatan tertinggi dalam Hadirat Ilahi, semua yang diminta dari penghormatan yang didapatkan oleh manusia adalah menundukkan kepala kepada Ilahi  yang merupakan cerminan darimana kita terbentuk.

Duduk Diantara Dua Sujud Seperti Huruf Dal ( د )
Duduk diantara dua sujud adalah sebuah indikasi  memperoleh realita-realita dari nama-nama dan sifat-sifat Ilahi. Karena  duduk adalah sebuah posisi yang menunjukkan keteguhan dalam sebuah tempat sebagaimana yang dinyatakan dalam  ayat Al-qur’an: 

“Sesungguhnya Sang Maha Pengasih berdiri diatas tahta-Nya”

Sujud yang kedua merupakan sebuah pangkalan dari seorang hamba dan perjalanan kembali dari realitas Ilahi untuk menciptakan.
Bershalawat atas Nabi Muhammad saw. menunjukkan pencapaian dari manusia yang sempurna, bagi seorang hamba merupakan sebuah ekspresi pujian bagi Tuhan, Utusan-Nya dan hamba-Nya yang terpuji. Ini adalah pangkalan dari kesempurnaan bagi sang utusan ( Nabi Muhammad saw. ) yang tidak akan lengkap tanpa pencapaian dirinya dari realita-realita Ilahi, atas izin-Nya lewat utusan-Nya dan semua hamba-hamba-Nya.

Dua bagian dari pernyataan keimanan yaitu La ilaha ill-Allah ( Tiada Tuhan Selain Allah ) dan Muhammadun rasulullah ( dan Muhammad adalah utusan Allah ), menurut para ulama mengucapkan La ilaha ill-Allah menyimbolkan Sang Pencipta dan Muhammadun rasulullah adalah simbol keseluruhan dari penciptaan. Mereka yang beribadah terbagi menjadi dua komunikasi : satu diantaranya beribadah kepada Tuhan dan yang kedua beribadah kepada sang utusan Tuhan, Nabi Muhammad saw., pola dasar dari semua nabi dan para utusan.

 Dengan demikian, bagian pertama dari ibadah seorang hamba adalah berkomunikasi dengan Ilahi yang berarti mengucapkan kata-kata suci kepada Tuhan yang diwahyukan didalam Al-Qur’an lewat sujud dan duduk, memuji, mengagungkan, dan memuliakan Tuhan.

Bagian yang lain, bershalawat atas Nabi saw. menunjukkan seorang hamba mengalamatkan arah dan kepribadian sang Nabi sebagai pemimpin dari peribadatan dan pemimpin umat, diikuti dengan memohon kepada Tuhan untuk  memberkati dirinya dan keluarganya.

Dengan demikian para ulama menyatakan bahwa posisi dari shalat menunjukkan pangkalan dari sang Nabi Muhammad saw, yang posisi secara fisiknya mencerminkan sebuah bentuk dari nama surga sang Nabi, yaitu Ahmad, dimana huruf pertama Alif melambangkan posisi berdiri, Ha melambangkan rukuk, Mim melambangkan bersujud, dan Dal melambangkan duduk diantara dua sujud.

“ Hai orang-orang yang beriman,
 jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
( QS. Al-Baqarah : 153 )
***

Sekian postingan dari saya dan  semoga bermanfaat...
Sumber :
The Positions of  Prayer oleh Syekh Hisham Kabbani http://www.nurmuhammad.com/pbuh/?p=1397

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.

Dabo Singkep

Welcome To Dabo Singkep Island

Sudah pernahkah kamu   mendengar sebuah pulau   bernama Dabo Singkep? Bagi yang sudah mendengarnya, mereka akan tahu dimana letak pu...