Menurut pendapat umum, alkohol berasal dari istilah Al-Kuhl yang artinya “roh pemakan badan.” Namun, Andreas Unger, seorang filolog Jerman (seseorang yang mempelajari kata-kata & perkembangannya) menjelaskan kepada outlet media Jerman Deutsche Welle (DW) bahwa kata Inggris & Jerman untuk alkohol memang berasal dari istilah Arab "al-kuhl."
Tetapi, istilah ini bukan merujuk kepada "roh". Sebaliknya, ini mengacu pada sebuah kosmetik awal yang disebut "Kohl" yang digunakan untuk menggelapkan area di sekitar mata, seperti eye shadow. Kohl tidak umum saat ini karena sering dibuat menggunakan timbal sehingga dapat menyebabkan keracunan timbal.
Sedangkan Etymology Online menjelaskan, istilah "alkohol" pertama kali diadopsi oleh penutur bahasa Latin untuk merujuk pada bubuk halus dari mana Kohl dibuat. Ketika diadopsi ke dalam bahasa Inggris, awalnya mengacu pada bubuk halus yang dihasilkan oleh proses serupa. Seiring waktu, istilah tersebut berevolusi untuk merujuk pada apa pun yang dihasilkan sebagai hasil dari proses pemurnian.
Etymology Online mengatakan catatan tertulis paling awal tentang "alkohol" yang digunakan untuk merujuk pada "bahan memabukkan dalam minuman keras" berasal dari tahun 1753. Sebelumnya, alkohol disebut sebagai "roh yang diperbaiki" atau secara sederhana "Brendi".
Jadi istilah ini tidak pernah dikaitkan dengan “roh pemakan tubuh”. Penggunaan istilah "roh" yang mengacu pada alkohol memiliki asal yang berbeda, dan digunakan jauh lebih awal daripada "alkohol".
Alkohol diproduksi serta dikonsumsi secara massal dan legal oleh banyak orang di seluruh dunia. Kebanyakan orang tidak pernah mempertimbangkan atau memahami konsekuensi spiritual dari meminum alkohol. Kata "Alembic" dan "Alcohol", keduanya merupakan metafora untuk aqua vitae (air kehidupan) dan "roh" yang sering merujuk pada penyulingan cairan yang berasal dari eksplorasi magis dalam alkimia timur tengah.
Menurut penulis Jason Christoff, “Dalam alkimia, alkohol digunakan untuk mengekstrak esensi jiwa dari suatu entitas”.
Dengan mengonsumsi alkohol kedalam tubuh, mengakibatkan mengekstrak esensi jiwa, memungkinkan tubuh menjadi lebih rentan terhadap entitas-entitas yang sebagian besar berfrekuensi rendah.
Itu sebabnya orang yang mengonsumsi alkohol secara berlebihan sering pingsan, tidak ingat apa yang terjadi. Ini terjadi ketika jiwa yang baik pergi karena kondisi yang hidup terlalu tercemar & traumatis untuk ditoleransi. Jiwa yang baik membuang tubuh. Lalu entitas gelap membawa tubuh untuk bersenang-senang, seringkali dalam tindakan mementingkan diri sendiri yang tidak logis.
Tubuh kita adalah mobil bagi roh. Jika satu pergi, yang lain bisa mengendarainya. Pada dasarnya saat seseorang menjadi gelap setelah minum alkohol atau mencemari dirinya sendiri dengan banyak cara lain, tubuhnya sering kali dirasuki oleh entitas lain. Oleh karena itu, penggunaan alkohol hanya dalam mengekstraksi esensi untuk minyak esensial dan sterilisasi instrumen medis.
Dalam beberapa mata kuliah psikologi diajarkan periklanan serta pengaruhnya terhadap manusia. Seorang ahli dari subjek ini menjelaskan fakta bahwa sebagian besar iklan alkohol disematkan dengan pesan dan gambar tersembunyi - biasanya tidak dapat dilihat oleh penglihatan umum, namun dirasakan melalui alam bawah sadar.
Mengetahui betapa kuatnya alam bawah sadar dalam pengambilan keputusan, perasaan, reaksi, kepercayaan, dan lain-lain. Tim penjualan alkohol yang apik menggunakan teknik jahat ini untuk mengelabui kita agar membeli produk mereka dan bergabung dengan kultus sosial sikap apatis mental & kepatuhan budaya.
Mengapa tim pemasaran merasa perlu mengelabui dan memaksa kita melalui pesan bawah sadar untuk membeli produk yang berbahaya bagi tubuh & jiwa manusia?
Dipahami dengan baik bahwa minum alkohol dapat menekan sistem saraf, membunuh sel-sel otak, meracuni hati, melemahkan sistem kekebalan tubuh & memiliki banyak efek berbahaya lainnya. Penggunaan alkohol jangka panjang dapat menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan, penyakit hati, penurunan kecerdasan, & efek negatif pada hormon.
"Alkohol hanya muncul setelah zaman Atlantik untuk membantu manusia menjadi individual. Itu menutup manusia dari kemampuannya yang lebih tinggi dan mengurungnya di dalam dirinya sendiri. Tetapi sekarang semua orang beradab telah mencapai tingkat itu, sehingga alkohol merupakan sebuah kejahatan yang tidak ada gunanya pada hari ini. Melalui penggunaannya seseorang kehilangan kemampuan untuk bergaul dengan orang lain dan untuk memahami mereka.
Alkohol sangat berbahaya terutama bagi para esoteris karena penggunaannya mengubah semua perkembangan kekuatan yang lebih tinggi menjadi kekuatan ego pribadi, berulang kali menguncinya ke dalam diri sendiri. Dengan mengkonsumsi alkohol seseorang menyiapkan tanah yang subur bagi banyak makhluk spiritual, seperti halnya ruangan kotor yang dipenuhi lalat." (Rudolf Steiner)
Jika pergi ke Romawi, kita mendapati sebuah pepatah Latin yang terkenal, "In Vino Veritas" (didalam anggur ada kebenaran). Ungkapan tersebut sering dilanjutkan sebagai, “in vino veritas, in aqua sanitas” (dalam anggur ada kebenaran, dalam air ada kesehatan). Ini dimaksudkan untuk mengatakan bahwa di bawah pengaruh alkohol seseorang jauh lebih bersedia untuk mengatakan yang sebenarnya (jujur) atau secara terbuka menyerah pada perasaannya daripada dalam keadaan sadar.
Herodotus dalam Histories Buku 1, menegaskan bahwa jika orang Persia memutuskan sesuatu saat mabuk, mereka membuat aturan untuk mempertimbangkannya kembali saat sadar. Selama zaman Romawi, untuk mencegah peserta menyembunyikan fakta, sejarawan Tacitus menggambarkan bagaimana orang-orang Jerman akan mabuk selama konsili.
Pada awal 1800-an terbentuklah sebuah gerakan sosial melawan konsumsi minuman beralkohol di Amerika Serikat, yaitu Gerakan Pengekangan Diri (Temperance Movement). Para anggota gerakan tersebut biasanya mengkritik efek mabuk dari alkohol atau mempromosikan pantangan penuh (teetotalisme). Teetotalisme adalah bentuk pengendalian diri yang lebih ketat yang mempromosikan pantang total dari minuman beralkohol, termasuk anggur dan bir, bukan hanya minuman keras. Orang-orang diinstruksikan untuk hanya minum air murni dan teetotalis dikenal sebagai "Pasukan Air Murni."
Biasanya gerakan tersebut mempromosikan pendidikan alkohol dan juga menuntut pengesahan undang-undang baru yang melarang penjualan alkohol, baik peraturan tentang ketersediaan alkohol, atau pelarangan totalnya. Selama abad ke-19 dan awal abad ke-20, gerakan pertarakan menjadi menonjol di banyak negara, terutama di negara-negara berbahasa Inggris, Skandinavia, dan mayoritas Protestan, Sejumlah organisasi pertarakan ada yang mempromosikan pertarakan dan teetotalisme sebagai suatu kebajikan.
*Dari Berbagai Sumber
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.