Sunday, March 12, 2023

Shamir Misteri Pembangunan Kuil Sulaiman

 

Bangsa Yahudi mengalami puncak kejayaannya saat dipimpin oleh Nabi Sulaiman (970-933 SM). Pada eranya kuil Sulaiman yang megah dibangun. Tuhan melarang Sulaiman menggunakan perkakas besi untuk mengerjakannya. Sulaiman bertanya kepada para sage Taurat bagaimana membangun kuil tanpa menggunakan peralatan besi untuk memotong & memukul batu? 

Mereka menjawab : Ada seekor cacing Shamir, yang mana Musa membawanya untuk batu Ephod. 

Ia bertanya pada mereka : 

Bagaimana kita menemukannya?

Mereka mengatakan padanya,

"Bawalah Shed dan Shade [iblis & Besovka] dan buatlah mereka membukanya untukmu."

Beberapa ratus tahun sebelum pembangunan Kuil Pertama, alat yang sama digunakan oleh Musa di padang pasir ketika diperlukan untuk mengukir nama 12 generasi orang Yahudi di atas batu berharga dari imam pertama (2 ephodus & 12 batu dari Hoshen Mishpat). Raja Sulaiman menugaskan pencarian untuk menemukan satu yang akan digunakan dalam pembangunan Bait Suci. Shamir dikatakan telah kehilangan kekuatannya saat penghancuran Kuil Pertama.

Menurut legenda, Shamir adalah cacing ajaib atau substansi / organisme supernatural yang diberikan kepada Sulaiman oleh Malaikat Terjatuh (fallen angels) & Raja Roh Osmodeus (bernama Gavin dalam bentuk elang). Disebutkan di seluruh Talmud, ia diciptakan tepat sebelum Shabbat pertama, sama seperti Tuhan menyelesaikan penciptaan.

Cacing ini seukuran biji jelai, memiliki sifat tesla & granit. Ia mampu memotong batu, besi, & intan. Bahkan benda yang paling keras pun tak dapat menahan sifat ajaibnya. Sulaiman menggunakan Shamir untuk memotong batu serta memplester bangunan kuil. Ia disimpan dalam bejana timah yang diisi dengan dedak gandum & terbungkus wol. Jika disimpan dalam wadah lain, wadah itu akan pecah & hancur berkeping-keping dibawah kendali Shamir. Dikatakan bahwa Shamir hilang / kehilangan kekuatannya. Namun, sumber awal yang lain menggambarkan Shamir adalah sebuah batu hijau.



Menurut tradisi, sebelum Sulaiman, cacing ini dimiliki oleh Musa, yang mana berarti bahwa ada sebuah jejak Mesir yang jelas dalam hal ini. Hubungan ini mengingatkan kisah kaum Yahudi melarikan diri dari Mesir & Tabut misterius, yang berhubungan dengan beberapa perangkat mesin. 

Dalam Talmud (Gitin, 28a) menyatakan bahwa Sulaiman menggunakan kekuatan "Shaidim" (kekuatan gelap kehancuran yang tunduk pada Sang Pencipta) untuk menemukan lokasi dari cacing Shamir. Bahan olahan, baik itu batu, kayu, maupun logam, "diperlihatkan kepada Shamir." Menurut logika ini, apapun yang bisa diperlihatkan harus memiliki mata untuk melihat. Para Rabi awal menggambarkan Shamir hampir seperti makhluk hidup. Masih diperdebatkan apakah Shamir itu hewan, tumbuhan, atau mineral. Maimonides menganggapnya sebagai makhluk hidup.

Rabbi Zamir Cohen menulis dalam buku Torah & Science : 

"Akhir-akhir ini, penggunaan sinar untuk memotong berbagai bahan semakin meningkat, yang memungkinkannya diproduksi dengan presisi & kemurnian yang lebih tinggi. Laser digunakan dalam banyak industri saat ini, mulai dari pengerjaan berlian hingga pembedahan. Meskipun penyinaran, seperti listrik, umum terjadi di alam, sains telah mempelajari fenomena ini baru-baru ini, dan baru dapat menggunakannya di zaman kita.

Laser mulai dibuat & digunakan hanya beberapa dekade yang lalu. Dan ternyata hampir 3000 tahun yang lalu, ketika Raja Sulaiman membangun Kuil Pertama. Seorang sage Taurat mengetahui kemungkinan Bait Suci menggunakan laser untuk memotong material keras.  

Cohen menunjukkan bahwa Shamir memotong batu tidak dengan kekuatan fisik, tetapi dengan penyinaran yang terpancar darinya : itu dengan menahan, menggenggam Shamir pada tempat yang benar, dan sinar yang memancar darinya memotong batu. Itu dipercayai bahwa para tukang Sulaiman menggunakan Shamir dalam pembangunan kuil Sulaiman.

Kisah tentang cacing Shamir berasal dari Talmud Babilonia, Gittin 68. Sebuah metode luar biasa untuk menyimpan seekor cacing (sebuah wadah timah) dapat menandakan radiasi radioaktif yang kuat yang dipancarkan oleh perangkat luar biasa ini. Menilai dari deskripsi tersebut, Tabut merupakan sesuatu yang cukup berbahaya bagi kesehatan. Jadi para Rabbi mendekatinya pada waktu tertentu untuk mengamati tindakan pencegahan & memakai pakaian khusus yang mirip perlengkapan pakaian pelindung. 

Saat ini Tabut disimpan secara rahasia di Gereja Ortodoks Ethiopia. Ada alasan yang diyakini bahwa Tabut ini berada disana. Menurut Kebra Nagast Code (The Greatness of Kings), Tabut itu diserahkan kepada Menelik, keturunan dari Sulaiman & Ratu Sabah (diidentifikasi dengan Ratu Sheba yang tidak disebutkan namanya, sebuah negara bagian di selatan Jazirah Arab), setelah pengurapannya bagi kerajaan.

Kembali ke Sheba Menelik ditemani oleh para pemberontak dari semua orang agung & Lewi Israel. Tabut ini dibawa keluar bersama mereka. Kuil Sulaiman & alat-alat untuk membangunnya memiliki arti harfiah & metafora yakni untuk membangun sebuah kuil yang sebenarnya & kuil dalam diri seseorang. 

Misalnya, dalam Freemasonry, mereka melakukan putaran di sekitar Kuil Sulaiman. Memecahkan tepi batu yang kasar mengacu pada peningkatan diri daripada bermakna benar-benar memotong batu.

Pendapat lainnya Shamir adalah Manna. Manna adalah makanan ajaib yang diturunkan oleh Tuhan kepada bangsa Israel saat tersesat di padang pasir. Ada sebuah penjelasan misterius dalam kitab Torah yang ditulis pada abad ke-13 yang menguraikan deskripsi tentang "pria tua." Pria tua inilah yang memberikan manna pada bangsa Israel. Penggambaran manna lebih mendekati sebuah mesin. 


Jadi apakah Shamir seekor cacing atau mesin ?



No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.

Dabo Singkep

Welcome To Dabo Singkep Island

Sudah pernahkah kamu   mendengar sebuah pulau   bernama Dabo Singkep? Bagi yang sudah mendengarnya, mereka akan tahu dimana letak pu...