Saturday, July 1, 2023

Misteri Meteorit : Pemujaan dan Cerita Rakyat Bagian 2


Ahli astronomi pada awalnya menganggap besi sebagai unsur yang terbentuk dalam proses geologi yang dilakukan oleh planet bumi. Namun kajian mutakhir dari para ilmuwan kemudian menemukan fakta ilmiah bahwa energi yang dihasilkan oleh sistem tata surya kita ternyata tidaklah cukup untuk memproduksi elemen besi ini.

Fakta Pertama, disampaikan oleh seorang ahli astronomi Inggris bernama Sir Martin Rees. Ia menyebutkan bahwa secara teknis, besi tidak diproduksi oleh planet bumi, karena atom besi tidaklah mungkin dihasilkan oleh tata surya kita, tetapi oleh ledakkan bintang besar yang sekarat dan kemudian menjadi supernova atau hipernova.

Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.

Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan “diturunkan ke bumi.”

Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam al-Qur’an lewat surat al-Hadiid, yang berarti “besi.”

“Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia.” 

(QS.Al-Jadiid, 57: 25).

Al-Qur'an juga secara tak langsung merekam peristiwa batu dari luar angkasa ini. Dalam surat Al-Fiil diceritakan bahwa pada tahun kelahiran Nabi Muhammad saw (Tahun Gajah) pasukan Abrahah menyerang kota Mekah dan berniat menghancurkan Ka’bah. Tetapi digagalkan oleh Allah SWT dengan diutusnya burung Ababil yang membawa batu dari tanah yang terbakar.

Dijelaskan bahwa setiap burung membawa 3 batu, satu digigit dengan paruhnya, dua digenggam dengan masing-masing kakinya. Mereka melempari pasukan gajah yang mau meruntuhkan Ka’bah. Yang terkena batu akan tertembus sampai kebelakangnya yang membuat tubuh gajah dan pasukan tersebut berlubang seperti daun yang dimakan ulat. Lubang itu bukankah mirip dengan luka-luka akibat tembakan peluru yang menembus dan membuat tubuh berlubang.

Hilangnya batu yang dibawa oleh burung Ababil jatuh ke bumi dan belum ada penelitian tentang itu. Batu yang dipakai untuk menghanguskan pasukan gajah berasal dari neraka atau luar angkasa? Seandainya dari neraka pasti bumi sudah berlubang karena panasnya. Seandainya dari luar angkasa dari mana asal muasalnya?

Batu “Sijjil” adalah batu dari tanah yang mengeras. Ada pula yang menafsirkan batu “Sijjil” adalah batu yang jatuh dari langit (meteor). Mengutip dari artikel Ma’rufin (Maspri, Supriyono”supriyono, maspri) mengatakan bahwa, 

Secara garis besar saja, peristiwa ababil kemungkinan besar disebabkan oleh jatuhnya asteroid/meteoroid Besi (diameter 10 m) yang dihentakkan keluar dari orbitnya semula oleh gravitasi Jupiter ketika melewati Kirkwood gap di Main Belt Asteroids. Ia jatuh ke Bumi dengan kecepatan 17,5 km/detik, dari azimuth 315º dan ketinggian 20º bila dilihat dari Wadi Muhassir. 

Asteroid ini berubah menjadi bolide yang sama terangnya dengan Bulan purnama, untuk kemudian terpecah belah di ketinggian 12-an km dan terfragmentasi secara serempak di ketinggian 8-an km sehingga melepaskan energi kinetiknya sebagai ledakan berkekuatan ‘hanya’ 0,06 kiloton TNT. Ledakan ini kecil (hanya setara 60 kg dinamit saja), sehingga tidak memproduksi radiasi panas ataupun gelombang kejut yang berdampak serius terhadap grund zero dibawahnya, ataupun terhadap Makkah.

Fragmentasi serempak ini memproduksi butiran2 kerikil, sedikitnya 3 juta butir, yang kemudian jatuh menghantam wadi Muhassir pada area seluas 1,4 km persegi berbentuk ellips. Dengan asumsi hanya 80 % anggota pasukan yang terkena kerikil (dari jumlah keseluruhan 60.000 orang), maka tiap orang (rata-rata) dihantam 62 butir kerikil berdiameter 2,5 cm yang melesat secepat 300 m/detik. Padahal 1 kerikil yang secepat peluru itu saja sudah mematikan.

Dalam sejarah zaman dahulu kita memiliki banyak contoh meteorit yang dimiliki oleh candi serta contoh koleksi dan pemujaannya sebagai hadiah dari para dewa. Suku asli di seluruh dunia memuliakan meteorit, dan cerita serupa telah diceritakan dari Greenland, Tibet, India, Mongolia, dan Australia. Besi murni selalu langka sehingga tidak heran jika meteorit besi sangat didambakan oleh peradaban kuno sebagai bahan baku pisau dan senjata pemujaan pada masa sebelum Zaman Besi. Pisau dan belati semacam itu telah ditemukan dari makam Firaun Mesir, dari tempat suci Mesopotamia, dan dari makam para pemimpin suku Aztec, Maya, dan Inca, di kedua Amerika.

Beberapa suku asli Amerika menghormati potongan & pecahan meteorit Canyon Diablo, sebuah meteorit besi raksasa yang menggali kawah meteor Arizona yang terkenal sekitar 50.000 tahun yang lalu. Temuan arkeologis di seluruh Amerika Serikat dan Meksiko, membuktikan bahwa fragmen Canyon Diablo telah diperdagangkan dengan cepat berabad-abad sebelum Columbus mencapai pantai Dunia Baru. 

Suku Clackamas di Oregon mengklaim bahwa mereka pernah menyembah meteorit Willamette, salah satu besi terbesar yang diketahui, dengan berat sekitar 15 ton. Sebelum perjalanan berburu mereka, Clackamas mencelupkan kepala anak panah dan tombak mereka ke dalam air yang telah berkumpul di rongga besar besi - mereka yakin bahwa ritual ini akan mengeraskan senjata mereka dan memberi mereka kesuksesan dalam berburu. Suku Clackamas percaya bahwa itu adalah manifestasi Tomanowos di bumi, seorang penjaga spiritual yang telah mengawasi mereka sejak awal waktu.

Manik-manik yang terbuat dari meteorit besi ditemukan di makam berusia 5000 tahun di selatan Kairo. Para peneliti mengatakan bahan itu akan sangat sulit untuk dikerjakan, namun para pengrajin kuno mampu memalu, menipiskan, dan membentuk logam menjadi manik-manik halus dan kalung bersenar. Itu adalah artefak besi tertua yang diketahui di dunia, dibuat ribuan tahun sebelum Zaman Besi Mesir. Butuh sekitar 2000 tahun sebelum mereka menemukan bahwa bahan ini juga dapat diambil dari tanah, dan digunakan untuk menempa senjata dan peralatan.

Bros Tutankhamun yang berisi scarab kuning-coklat mencolok yang terbuat dari batu kaca silika kuning, diproduksi saat komet kuno memasuki atmosfer bumi.

Bros Tutankhamun


“Orang Mesir Kuno memasukkan meteorit kedalam objek atau perhiasan simbolis, menciptakan objek "kekuatan". Sebuah permata kuno dalam perhiasan Firaun Tutankhamun diperkirakan telah diciptakan oleh ledakan yang lebih kuat daripada bom atom modern.”

(RedIceCreations)

Para pemimpin Mongolia konon membuat pedang mereka dari batu meteorik. Pandai besi menggunakan bahan dari meteorit untuk membuat tapal kuda dengan keyakinan bahwa hewan kemudian dapat terbang seperti binatang mitos, Pegasus.

Pada abad ke-17 M, seorang kaisar Mughal di India yang memiliki dua pedang, belati, dan pisau yang terbuat dari meteorit. Pada tahun 1867, sebuah benda besi besar ditemukan di Meksiko terbungkus kain di sebuah kuil kuno dekat Rio de las Casas Grandes, terkubur di samping kerangka.

Pada tahun 1930-an, sebuah ekspedisi Nazi menemukan sebuah patung yang diukir dari meteorit yang sangat berharga. Diyakini berusia sekitar seribu tahun dan memiliki swastika di perutnya. Patung itu beratnya sepuluh kilogram dan berdiri 24 cm tingginya.


Patung temuan NAZI

Para ilmuwan mengatakan benda berusia seribu tahun itu terbuat dari meteorit Chinga, yang jatuh sekitar 15.000 tahun lalu. Ini pertama kali dilaporkan dalam Journal, Meteoritics and Planetary Science. Patung itu ditemukan di Tibet pada tahun 1938 oleh seorang ilmuwan Jerman, Ernst Schafer. Ekspedisinya didukung oleh Nazi, khususnya kepala SS Heinrich Himmler. Dia percaya bahwa ras Arya berasal dari Tibet dan karena itu ingin memulihkan benda-benda dari daerah tersebut.

Patung itu dibawa kembali ke Jerman melalui ekspedisi, di mana ia menjadi bagian dari koleksi pribadi. Itu menghilang dari pandangan 15 tahun yang lalu. Pemilik baru kemudian meminta dewan ilmiah untuk informasi tentang asal usulnya. Dia menoleh ke Dr. Elmar Buchner dari Universitas Stuttgart.

"Pada pandangan pertama saya yakin patung itu terbuat dari meteorit. Bahkan saat pertama kali melihatnya dari jarak sepuluh meter," ungkap Buchner.

Analisis menunjukkan bahwa patung itu terbuat dari kelas meteorit yang langka - yang disebut ataksit, yang tidak terlalu umum di Bumi. "Ini kaya akan nikel dan kobalt. Kurang dari 0,1 persen dari semua meteorit adalah ataksit, jadi ini adalah jenis meteorit paling langka yang dapat Anda temukan," ungkap Buchner lebih lanjut.

Patung tersebut diyakini menggambarkan dewa Vaisravan. Para ilmuwan percaya itu milik budaya Bön pra-Buddha, yang ada di Asia sekitar seribu tahun yang lalu. "Ini adalah hal yang benar-benar unik," kata Buchner.

Menurut Buchner, patung tersebut memiliki aura tertentu. "Ini sangat mengesankan dan diselimuti misteri. Rupanya hampir seluruhnya disepuh sebelumnya," Buchner menyimpulkan.

Meteorit Hoba di Namibia adalah meteorit utuh terbesar yang diketahui. Diperkirakan terjadi kurang dari 80.000 tahun yang lalu.


 


Mereka adalah obyek keyakinan agama, hukuman atau hadiah ilahi, sarana magis atau medis, objek perlindungan, juga sebagai perhiasan dan seni.










No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.

Dabo Singkep

Welcome To Dabo Singkep Island

Sudah pernahkah kamu   mendengar sebuah pulau   bernama Dabo Singkep? Bagi yang sudah mendengarnya, mereka akan tahu dimana letak pu...