Monday, August 7, 2023

Wak Wak Kisah Sebuah Negeri dan Pohon Ajaib

 

Peta dunia Al-Idrisi dari tahun 1154. 
Al-Wak Wak ditampilkan di tenggara 
dekat sisi kiri peta

Al-Wakwak (Arab: ٱلْوَاق وَاق : al-Waq Waq, Wak al-Wak, Wak Wak) adalah nama sebuah pulau, atau mungkin lebih dari satu pulau, dalam bahasa Arab abad pertengahan geografis dan imajinatif literatur. Wakwak disebut dalam beberapa sumber; umumnya itu adalah sebuah pulau yang jauh.

Dalam versi Arab, pulau Waq-Waq yang terkenal terletak di laut Cina. Pulau ini diperintah oleh seorang ratu dan penduduknya hanya perempuan: biasanya diilustrasikan dalam manuskrip Al - Qazvini, Wonders of Creation (Keajaiban Penciptaan) yang menunjukkan ratu dikelilingi oleh pelayan perempuannya. 

                               Ratu Pulau Waqwaq, 
                           folio dari manuskrip Walters  
                    W.659

Ibn Khordadbeh menyebutkan kata Waqwaq dua kali :

"Di sebelah timur Cina adalah negeri Waqwaq, yang sangat kaya akan emas sehingga penduduknya membuat rantai untuk anjing mereka dan kalung untuk monyet mereka dari logam ini. Mereka memproduksi jubah yang ditenun dengan emas. Kayu eboni yang sangat baik ditemukan di sana. Emas dan kayu hitam diekspor dari Waqwaq.

Suma Oriental dari Tomé Pires menyebutkan bahwa orang-orang Jawa memiliki "banyak anjing pemburu yang baik dengan ban leher dan cincin dari emas dan perak", cocok dengan deskripsi Ibn Khordadbeh tentang Waqwaq. 

Michael Jan de Goeje menawarkan sebuah etimologi yang menafsirkannya sebagai terjemahan dari nama Kanton untuk Jepang. Gabriel Ferrand mengidentifikasikan pulau Waqwaq dengan Madagaskar, Sumatera atau Indonesia. 

Shawkat Toorawa telah menulis banyak ahli geografi yang mencoba melacak lokasi Waq-Waq: telah diidentifikasi sebagai Jepang, di lepas pantai Afrika Timur, atau di Samudera Hindia. Banyak yang mengatakan bahwa itu diperintah oleh suku-suku yang ganas, dikelilingi oleh lautan yang tidak bersahabat.

Tom Hoogervorst berpendapat bahwa kata Malagasi vahoak, berarti "orang, klan, suku", berasal dari kata Melayu awak-awak, "orang, kru". 

Ann Kumar setuju dengan Hoogervorst, dan mengidentifikasi Wakwak sebagai Indonesia, dan mengemukakan kemungkinan Indonesia purbakala menyerbu pantai timur Afrika.

Catatan Arab abad ke-10 Ajayeb al-Hind (Keajaiban India) memberikan catatan tentang invasi di Afrika oleh orang-orang yang disebut Wakwak atau Waqwaq. Orang Waqwaq ini mungkin orang Melayu Sriwijaya atau orang Jawa dari kerajaan Mataram pada tahun 945–946 M. Mereka tiba di pantai Tanganyika dan Mozambik dengan 1000 perahu dan berusaha merebut benteng Qanbaloh meski akhirnya gagal. 

Alasan penyerangan karena tempat tersebut memiliki barang-barang yang cocok untuk negara mereka juga untuk China seperti, gading, kulit kura-kura, kulit panther, dan ambar. Alasan lain penyerangan tersebut adalah mereka menginginkan budak dari suku Bantu (disebut Zeng atau Zenj oleh orang Arab, Jenggi oleh bahasa Jawa). Keberadaan orang kulit hitam Afrika tercatat hingga abad ke-15 dalam prasasti Jawa Kuno. Orang Jawa masih tercatat sebagai pengekspor budak kulit hitam pada masa dinasti Ming menurut prasasti Waharu IV.

            Prasasti Waharu IV 
    merupakan prasasti yang berangka tahun      853 Çaka atau 931 M
terdiri dari enam lempeng tembaga 
berukuran 36 cm x 10 cm. 
Setiap lempeng memuat 7 baris tulisan 
yang ditulis pada kedua sisinya, 
kecuali lempeng pertama.

Menurut Prasasti Waharu IV (931 M) dan Prasasti Garaman (1053 M), Kerajaan Mataram dan Kerajaan Kahuripan zaman Airlangga (1000–1049 M) di Jawa mengalami kemakmuran yang panjang sehingga membutuhkan banyak tenaga kerja, terutama untuk membawa hasil panen, mengemas, dan mengirimnya ke pelabuhan. Tenaga kerja didatangkan dari Jenggi (Zanzibar), mungkin Pujut (Australia), dan Bondan (Papua).

Menurut Naerssen, mereka tiba di Jawa dengan berdagang (dibeli oleh pedagang) atau ditawan saat perang dan lalu dijadikan budak.

Ja'far bin Rasid, yang dikenal dengan nama Ibn Lakis, seorang pilot terkenal untuk negara-negara emas, menyampaikan beberapa hal luar biasa mengenai Wakwak yang disaksikannya sendiri.

Pada tahun 334 H, orang-orang Wakwak berangkat dengan seribu kapal untuk melancarkan serangan yang gigih ke kota Kanbaloh.Tetapi mereka tidak dapat merebutnya. Kota Kanbaloh dibentengi dengan kuat dan dikelilingi oleh benteng laut.

Orang-orang di negara itu yang mengadakan perundingan dengan para penyusup, menuntut mengapa mereka datang ke Kanbaloh daripada ke tempat lain; mereka menjawab bahwa itu karena negara tersebut memiliki barang dagangan berharga di negara Wakwak dan di China, seperti gading, kulit kura-kura, kulit panther dan amber, juga karena mereka ingin mendapatkan beberapa orang Zenj, yang mampu melakukan pekerjaan berat. Pelayaran mereka telah berlangsung selama setahun. Mereka telah menjarah beberapa pulau dalam perjalanan enam hari dari Kanbaloh, dan setelah itu banyak kota dan desa Zenjs di negara Sofala (tanpa perhitungan kita tidak tahu apa). 

Jika cerita yang diceritakan oleh orang-orang ini benar tentang pelayaran selama satu tahun, maka membuktikan bahwa Ibnu Lakis benar ketika dia menyatakan bahwa Kepulauan Wakwak terletak di seberang Cina. Disebutkan pula bahwa penduduk Waqwaq sangat banyak jumlahnya, beberapa di antaranya mirip dengan orang Turki. Mereka adalah yang paling rajin dari semua makhluk Allah tetapi dikatakan berbahaya, licik dan berbohong.

(Buzurg Ibn Shahriyar of Ramhormuz, Ajaib al-Hind : 307–308)

         Ilustrasi pohon waqwaq, 
        Kitab al-Bulhan (manuskrip abad ke-14) 
        oleh Abdul Hasan al-Isfahani

Dahulu kala, di pulau Waq Waq terdapat sebuah pohon ajaib. Di pohon ini tumbuh makhluk betina, bereproduksi dan mengabadikan diri dalam siklus tanpa akhir. Orang-orang bisa mendengar teriakan dari pohon ini, “waq! waq!” pada malam hari saat mereka matang dan jatuh ke tanah.

Wajah mereka sangat cantik dan mereka menggantung di rambut mereka. Mereka keluar dari pembungkus mereka seperti pedang besar, dan ketika mereka merasakan angin dan matahari, mereka berteriak 'Waq Waq' sampai rambut mereka robek." 

(trans. Toorawa)

Dalam pengetahuan Indo-Persia, waqwaq adalah pohon raksasa yang menghasilkan buah humanoid. Lukisan pohon ajaib itu bahkan termuat dalam Kitab al-Bulhan, agak luar biasa karena menggambarkan cara populasi yang semuanya perempuan bereproduksi dan mengabadikan dirinya sendiri.

Pohon ajaib di pulau Waq Waq yang buahnya berbentuk sosok manusia, atau kepala yang berbicara dan bernubuat. Alexander Agung dikatakan telah menemukan satu pohon dan berbicara dengan buah manusia.

Legenda pohon Waq Waq dikenal luas sejak abad ke-10 dalam "Wonders Literature" (Literatur Keajaiban), seperti The Book of Wonders of India (Kitab Keajaiban India), dimana para pelancong dan navigator mengklaim telah melihat hal-hal aneh:

Mohammed ben Bâbichâd memberi tahu saya dari apa yang dia dengar dari salah satu orang yang pergi ke Waq Waq: bahwa ada pohon-pohon besar. Kadang-kadang dengan daun bulat memanjang yang menghasilkan buah seperti labu, tetapi lebih besar, yang memiliki wajah manusia: ketika angin menggerakkan daun, sebuah suara keluar, dan bagian dalamnya terisi udara, seperti polong milkweed. Jika mereka terlepas dari pohon, udara langsung keluar dan mereka menjadi rata dan lembek seperti sepotong kulit.

Pohon aneh ini menarik perhatian para sarjana Arab terkenal, seperti Zakarīyā’ ibn Muḥammad al-Qazwīnī, yang mengklaim telah melihat pohon tersebut pada abad ke-13; dia juga menggambarkannya sebagai pohon yang menangis.

Ajâb'ib Nameh dari Tusi Salmani dalam The Book of Curiosities, pada tahun 1388 juga mengaku pernah melihat pohon tersebut. Namun, dia memberikan gambaran yang sangat berbeda. Nameh menulis bahwa pohon itu dihias secara simetris dengan kepala manusia perempuan, burung, kuda, bebek, monyet, kelinci, rubah, ayam jantan, dan domba jantan. Diduga pohon itu memakan hewan-hewan ini dan kepala mereka mekar dari dahannya seperti bunga.

                  Deskripsi pulau mitos Waq-waq 
                 yang dihuni oleh makhluk    setengah tumbuhan/setengah hewan.
              Awal 1600-an, Mughal India. 
         Museum Seni Cleveland.

Ibnu al-Wardi menjelaskan “pohon yang berbuah sebagai buah perempuan: rupawan, dengan badan, mata, tangan, kaki, rambut, buah dada, dan vulva seperti vulva perempuan…” 
(TSM R. 1488)

Dalam seni, pohon waqwaq selalu menumbuhkan kepala, tetapi kebanyakan hewan, terkadang bersama manusia.
Ternyata, representasi artistik itu terkait dengan variasi sastra: Roman Alexander, yang telah masuk ke kanon populer dan sastra dari para miniaturis yang membuat lukisan-lukisan ini untuk manuskrip yang diterangi.



Ada 3 variasi utama dalam cerita Waq-Waq: sebagai kepulauan eksotis, sering diperintah oleh seorang ratu (sastra geografi); sebagai pulau dengan pohon buah-buahan wanita yang tumbuh (sastra populer); dan sebagai pohon yang berbicara (Roman Alexander ).

Pada tahun 859 M, penulis Basrien Jahiz menggambarkan pohon ini dihuni oleh hewan dan wanita yang digantung di rambut mereka. Pohon Waqwaq merupakan elemen yang akrab dalam dongeng dan legenda Persia. Ini mirip dengan Jinmenju Jepang, pohon mirip manusia lainnya, Nariphon dalam mitologi Buddha, dan Zaqqum dalam Al-Qur'an.

Jinmenju pertama kali 
tercatat dalam ensiklopedia kuno 
tahun 1712,Wakan Sansaizue,
sebuah ensiklopedia berisi 
gabungan ilmu pasti & mistis.
Konon, katanya seseorang yang memakan buah dari pohon Ninjinka,
umurnya akan bertambah 470000 
dari yang seharusnya.



Nareepol diyakini sebagai pohon mitologi sebagaimana dijelaskan dalam Triphum Phra Ruang (Kosmologi Tiga Dunia) yakni teks-teks kitab suci agama lokal yang dipercayai di Thailand. 

Naree berarti wanita atau perempuan sedangkan Pol diartinya pohon atau tanaman dalam bahasa Malay. 
Secara harfiah diartikan sebagai 
"Pohon Perempuan"

Zaqqum ( زقوم‎) adalah pohon di neraka 
yang buahnya menjadi 
makanan penghuni neraka, 
jika pohon ini diletakkan di dunia, 
maka akan hancur bumi beserta isinya. 

Jika dimakan rasanya akan seperti kuningan yang dicairkan bahkan lebih buruk. 
Buah tersebut akan membakar wajah beserta organ dalam tubuh mereka. Penghuni neraka akan selalu lapar, 
mereka akan selalu tergesa-gesa
 ke dasar neraka, untuk memakan apapun yang dapat mereka temukan.

Istilah zaqqum ini digunakan 
dalam Al Quran ayat:
as Shafaat 62, 63, 66, 67, 68
al Israa 60,
ad Dhukan 43,
al Waqi’aah 52.

Mauny mengira pohon Waqwaq ini mungkin pohon pandan, yang disebut Bakkuwan oleh orang Batak di Indonesia dan tumbuh di Madagaskar yang disebut Vakwa. Versi Andalusia menyebut wanita cantik sebagai buah pohon. 


Sumber:

https://ceritajengyuni.blogspot.com/2014/12/Nareepol-Tumbuhan-berbuah-seperti-perempuan.html

https://www.wajibbaca.com/amp/2016/08/subhanallah-pohon-zaqqum-makanan-bagi.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Al-Wakwak

https://threadreaderapp.com/thread/1256298698100875272.html







No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.

Dabo Singkep

Welcome To Dabo Singkep Island

Sudah pernahkah kamu   mendengar sebuah pulau   bernama Dabo Singkep? Bagi yang sudah mendengarnya, mereka akan tahu dimana letak pu...