Semasa
kecil, beberapa dari kita pernah mendengar kisah-kisah Nabi Muhammad Saw. akan
kemukjizatannya. Kisah yang paling terkenal ialah kisah Isra’ Mi’raj sang Nabi
Saw. dan bagaimana Nabi Muhammad Saw. dengan izin Allah Swt. membuat bulan
terbelah. Beranjak dewasa, ada beberapa kisah yang baru saya ketahui. Seperti,
seekor unta yang mengadu pada Nabi Muhammad Saw. tentang perlakuan majikannya
kepada dirinya. Atau rintihan si pohon kurma yang merindukan Nabi Muhammad Saw.
Tiap
kisah yang hadir memiliki keistimewaan tersendiri yang berisi teladan,
pembelajaran, maupun pembuktian mukjizat atas diri Nabi Muhammad Saw. Kisah
yang didalamnya membuat kita tersenyum atau menjadi sebuah perenungan. Berikut
beberapa kisah yang saya rangkum untuk anda semua:
Kisah Kelahiran Nabi
Muhammad Saw.
Malam
sewaktu Rasul dilahirkan
Sungguh
serupa dengan Lailatul Qadar
Puisi
Turki Abad Ke-17 M
Pada umumnya, umat
muslim sedunia memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad Saw. dengan sebuah perayaan yang disebut dengan Maulud/Maulid.
Dalam bahasa Turki modern ditulis Mevlut atau Mevlud yang berarti puisi atau
sastra yang dituliskan untuk memuliakan kelahiran Nabi Muhammad Saw. Saya tak
banyak mendapat penjelasan rinci tentang kisah kelahiran Nabi Muhammad Saw.
sewaktu masih kecil. Atau mendengar
peristiwa-peristiwa menakjubkan berkenaan dengan malam kelahiran Nabi
Muhammad Saw. Peristiwa yang lambat laun saya ketahui adalah kelahiran kembar
yang terjadi pada semua hewan yang berada di dekat kota tempat ibunda Nabi
Muhammd Saw. tinggal. Sampai akhirnya saya mengetahuinya dari sebuah
bacaan.
Dalam suatu riwayat,
terlihat sebuah cahaya bersinar dari dahi Abdullah, ayahanda Nabi Muhammad saw.,
dan meskipun beberapa wanita berupaya
keras meminangnya demi cahaya ini, dia menikah dengan Aminah, yang telah
ditakdirkan oleh Allah Swt. untuk menjadi ibu Nabi Saw. Cahaya itu akhirnya
terbawa didalam rahim Aminah.
Dituturkan oleh Abu
Nu’aim dalam Dala’ilal-Nubuwwah, pada malam kelahiran Nabi Muhammad Saw.
seluruh ternak kaum Quraisy saling bercakap-cakap diantara mereka tentang
kelahiran pemimpin umat. Aminah diperintahkan untuk memberi nama anak itu Muhammad
atau Ahmad. Dalam riwayat-riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw. yang
baru lahir itu jatuh ke tanah dan, dengan menekan kedua belah tangannya ke
bumi, dia mengadah ke langit. Hal ini ditafsirkan sebagai menunjukkan perannya
sebagai penguasa segenap penjuru bumi.
Tanda-tanda yang
mengandung makna bisa disaksikan di negeri-negeri sekitarnya ketika Nabi
Muhammad Saw. lahir. Diriwayatkan bahwa dinding-dinding istana raja Persia roboh, atau
air Sungai Tigris dan Eufrat meluap menggenangi ibu kota. Riwayat lain mengisahkan juga Nabi Muhammad Saw.
dilahirkan dalam keadaan bebas dari segala kotoran jasmani. Beliau lahir dalam keadaan tersunat.
Salah satu karya
terkenal yang menceritakan tentang kelahiran Nabi Muhammad Saw. adalah Mevlut karya
Suleyman Chelebi. Karya ini dianggap tidak ada tandingannya dalam hal syair
yang begitu religius dan paling disukai oleh seluruh lapisan masyarakat Turki. Karyanya juga paling sering ditiru sehingga
ada seratus versi berbeda dari syair Mevlut dalam bahasa Turki.
Berikut kisah kelahiran
Nabi Muhammad Saw. dalam Mevlut karya Suleyman Chelebi:
Aminah Khatun, ibunda Muhammad
tercinta :
Dari tiram ini keluar
itu kemilau mutiara.
Setelah menikah dengan ‘Abdullah
Tiba masa kehamilan,
berhari-hari, berpekan-pekan.
Kala kian dekat saat Muhammad
dilahirkan
Muncul banyak tanda
kedatangannya!
Pada bulan Rabi’
Al-Awwal,
Malam senin, hari kedua
belas,
Ketika lahir
sebaik-baik insan—
Betapa
keajaiban-keajaiban disaksikan bundanya!
Tutur ibunda sahabat
itu:
“Kulihat seberkas
cahaya luar biasa; mentari bagai ngengatnya.
Mendadak sontak mencuat
dari rumahku,
Menerangi alam hingga
ke angkasa.
Langit terbuka,
sirnalah gulita,
Dan kulihat tiga
malaikat membawa tiga bendera.
Satu di timur, satu di
barat, satu berdiri tegak di atas atap Ka’bah.
Barisan malaikat turun
dari angkasa,
Mengelilingi segenap
penjuru rumahku;
Turun para bidadari
berkelompok-kelompok;
Cahaya wajah-wajah
mereka membuat rumahku terang!
Dan kain terhampar di
udara,
“Kain sutra berlungsing
emas”—dihamparkan malaikat.
Kala
peristiwa-peristiwa ini demikian jelas kulihat
Aku pun bingung dan
linglung.
Mendadak sontak
dinding-dinding terbelah
Dan tiga bidadari masuk
ke dalam rumahku.
Sebagian bertutur
bahwa, diantara ketiganya,
Yang memesona adalah Asiyah,
berparas bagai bulan,
Yang satu memang Maryam,
Dan yang ketiga,
bidadari nan cantik.
Lalu mereka bertiga ini
mendekat perlahan-lahan
Dan disini mereka
menyalamiku dengan ramah,
Mereka pun duduk di
sekelilingku, dan menyampaikan
Berita-berita gembira
tentang kelahiran Muhammad,
Tutur mereka :
“Seorang putra seperti
putramu ini belum pernah hadir
Sejak Allah menciptakan
alam ini,
Dan Yang Maha Kuasa tidak
pernah menganugerahi
Seorang putra tampan
seperti putramu ini.
Kau beroleh kebahagiaan
luar biasa, duhai tercinta,
Karena darimu lahir
sang manusia bajik itu!
Dialah raja pengetahuan
nan mulia.
Makrifat dan tauhidku.
Karena mencintainya
langit pun berputar,
Manusia dan jin
merindukan wajahnya.
Malam inilah malam dia
akan menerangi alam semesta
Dengan cahaya
berseri-seri!
Malam ini bumi menjadi
surga,
Malam ini yang berhati’kan
bersuka ria,
Malam ini memberikan
kehidupan baru bagi para pecinta.
Rahmat bagi alam
semesta adalah Mustafa,
Pemberi syafaat bagi
para pendosa: Mustafa!
Beginilah cara mereka
melukiskannya kepadaku,
Bergeloralah
kerinduanku pada cahaya barakah itu.”
Tutur aminah :
“Kalau sudah tiba
waktunya
Sebaik-baik manusia itu
pun lahir,
Aku begitu haus
lantaran panas itu
Dan mereka memberiku
segelas serbat.
Kala mereguknya, aku
tenggelam dalam cahaya
Dan tidak bisa
membedakan diriku dari cahaya.
Dan, datanglah seekor
angsa putih besar bersayap besar nan halus
Menyentuh tubuhku
dengan lembut.
Ibn Al-Jauzi seorang
teolog yang bermazhab hanbali yang kritis dan serius, dalam kitab Maulid-nya,
menulis:
Ketika
Muhammad lahir, para malaikat memaklumkannya dalam nada tinggi dan rendah.
Jibril datang membawa kabar baik, dan Arasy pun bergetar. Bidadari-bidadari pun
keluar dari istana mereka, dan bertebaranlah wewangian. Ridwan ( malaikat
penjaga gerbang surga ) mendapat perintah: “Hiasilah Surga tertinggi,
singkapkanlah tirai dari tempatnya, kerahkanlah sekawan burung Aden ke rumah Aminah
agar mereka menaburkan mutiara dari paruh-paruh mereka.” Dan, ketika Muhammad lahir, Aminah melihat sebuah cahaya,
yang menerangi Istana Bostra. Para malaikat mengerumuninya dan membentangkan
sayap-sayap mereka. Barisan malaikat, yang memanjatkan pepujian, turun dan
memenuhi bukit-bukit serta lembah-lembah.
Para penyair juga suka
menghiasi berbagai deskripsi mereka tentang Nabi Muhammad Saw. dengan
hiasan-hiasan yang indah dari lingkungan di sekitar mereka sendiri.
Penyair-penyair lain telah menciptakan semacam nyanyian nina – bobo untuk Nabi
Muhammad Saw,
Qum
qum ya Habibi kam tanam
An-naum
‘alal-asyiq haram
Bangun,
bangun, Kekasihku—berapa lama kau ‘kan tidur terlena?
Tidur
diharamkan bagi sang pecinta!
Peristiwa
Pembelahan Dada Nabi Muhammad Saw.
Diantara
legenda-legenda yang dikaitkan dengan riwayat hidup Nabi Muhammad Saw. adalah peristiwa pembelahan dada yang menjadi
ciri utama semua biografi. Di dalam Al-Qur’an Surah Alam Nasyrah (QS. 94 )
dalam Al-Qur’an dimulai dengan firman Allah kepada Nabi Muhammad Saw.,
Bukankah
Kami telah membuka ( atau, meluaskan dan melapangkan ) dadamu?
Ini dimaknai bahwa Allah
Swt telah membersihkan secara khusus dada Nabi Muhammad Saw., dan menganugerahi
Nabi Muhammad Saw. dengan kesucian yang istimewa, sehingga dia bisa
menyampaikan risalah Ilahi tanpa cacat.
Sebuah riwayat hadis
dalam kurun awal mengutip penuturan Nabi Muhammad Saw. sendiri tentang
pengalaman ini:
Saat
sedang bermain bersama kawan-kawanku, aku kedatangan tiga orang. Salah seorang
membawa sebuah kendi di satu tangan, dan di tangan lainnya sebuah kotak
perhiasan zamrud hijau berisi salju. Mereka bergegas membawaku ke puncak gunung
dan membaringkanku di atas gunung itu dengan lembut sekali. Kemudian, orang
pertama diantara mereka merobek dadaku hingga daerah perut, sementara aku
memandangi mereka, tetapi aku tidak merasa sakit sama
sekali. Dia lalu membenamkan tangannya ke
dalam rongga perutku, mengeluarkan usus-ususku dan membasuhnya dengan salju,
membersihkannya dengan sangat hati-hati dan kemudian mengembalikannya ke tempat semula.
Lantas, orang kedua bangkit dan berkata kepada
orang pertama: “Pergilah, engkau telah melaksanakan perintah Allah.” Lalu dia
mendekatiku dan membenamkan tangannya ke dalam rongga di tubuhku dan
mengeluarkan jantungku, merobeknya, dan mengeluarkan darinya sebuah noda hitam
yang dipenuhi darah, membuangnya, dan berkata: “Ini adalah bagian setan dalam
dirimu, wahai kekasih Allah.” Lalu dia mengisinya dengan sesuatu yang
dibawanya, dan menempatkannya kembali di tempat semula, menutupnya dengan
selubung cahaya, dan aku masih merasakan kesejukan selubung penutup itu pada
otot-otot dan sendi-sendi tubuhku.
Lalu,
orang ketiga bangkit dan berkata: “Pergilah kalian berdua,
karena kalian telah melaksanakan perintah
Allah.” Kini orang ketiga mendekatiku
dan mengusapkan tangannya, dari tulang dadaku hingga ke bagian pinggangku. Lalu
malaikat itu berkata: “Timbanglah dia untuk dibandingkan dengan sepuluh orang
di antara masyarakatnya.” Mereka menimbangku, dan aku lebih berat dari mereka
seluruhnya.
Lalu,
dia berkata: “Tinggalkan dia, meski kalian menimbangnya untuk dibandingkan
dengan seluruh masyarakatnya, dia tetap akan lebih berat dari mereka.” Lalu dia
meraih tanganku dan membantuku turun dengan hati-hati, dan mereka membungkukkan
badan ke arahku, mencium kepalaku, dan di antara kedua mataku, dan berkata: “ Wahai
Kekasih Allah, sesungguhnya engkau tidak akan pernah ketakutan, dan jika engkau
tahu kebaikan apa yang telah dipersiapkan bagimu, engkau akan sangat bahagia.”
Dan
mereka membiarkanku duduk di tempatku, lalu mereka mulai terbang dan menembus
langit, dan aku memandangi mereka, dan jika engkau ingin tahu, akan kutunjukkan
ke mana mereka pergi.
Kisah
Umm Ma’bad
Diantara kisah-kisah
mukjizat-mukjizat makanan, yang paling
tua dan paling banyak diyakini barangkali adalah kisah tentang Umm Ma’bad, yang
menceritakan tentang Nabi Muhammad Saw. beserta sahabat melewati tenda seorang
wanita tua bernama Umm Ma’bad yang memiliki seekor domba tua.
Berikut kisahnya:
Sekelompok sahabat Nabi
Muhammad Saw. melewati tenda Umm Ma’bad di padang pasir dan berusaha membeli
daging dan kurma darinya, tetapi wanita itu sama sekali tidak punya apa-apa
untuk dimakan. Kemudian, Nabi Muhammad Saw. menunjuk satu-satunya domba milik Umm
Ma’bad, yang sedang berbaring di pojok, dan bertanya:
“Apakah domba ini punya
susu?”
Dia menjawab: “ Ia
terlalu lemah.”
Nabi bertanya: “Apakah
engkau mengizinkan aku memerah susunya?”
Dia berkata: “Engkau yang
lebih kusayangi dari ayah dan ibu, jika aku tahu bahwa domba ini punya susu,
maka aku pasti sudah memerahnya sebelumnya.”
Lalu, Rasulullah Saw. memanggil
domba itu, lalu meletakkan tangannya di ambingnya, menyebut nama Allah, serta
berdoa untuk wanita itu dan dombanya. Tiba-tiba domba itu menegakkan kaki ke
arahnya, dan susu mulai mengalir. Nabi meminta wadah untuk menampung susu itu,
dan memerah banyak susu ke dalamnya. Lalu, dia memberikannya kepada wanita itu
untuk diminum hingga kenyang, dan dia memberikannya kepada para sahabatnya
sampai perut mereka kenyang, dan dia sendiri minum paling akhir. Setelah mereka
memuaskan rasa dahaga, Nabi Saw. memerah susu sekali lagi sampai wadah itu
penuh, dan dia meninggalkannya dan mereka meneruskan perjalanan.
Beberapa lama kemudian suami wanita itu, Abu Ma’bad,
tiba dengan menuntun beberapa ekor kambing lapar yang rupanya sangat
menyedihkan dan sumsumnya hampir kering.
Ketika dia melihat susu itu, dia terkejut dan
bertanya kepadanya:
“Dari mana engkau dapatkan susu ini, Umm
Ma’bad? Sebab, domba itu sudah kering dan tidak ada ternak perah di rumah ini.”
Umm Ma’bad berkata: “Benar,
tetapi ada seorang pria mulia melewati tempat ini dan begini, begitu.”
Dia berkata: “Lukiskan
penampilannya, Umm Ma’bad!”
Wanita itu berkata: “Aku
melihat seorang pria yang sangat bersih, dengan wajah cemerlang, dengan
sopan-santun sempurna. Dia tidak kurus dan tidak botak; lemah-lembut dan
anggun; matanya hitam- legam, dengan bulu mata melengkung, suaranya merdu dan
lehernya bersinar, jenggotnya tebal, alis-matanya melengkung indah. Saat dia
diam, kemuliaan melingkupinya, dan ketika berbicara, dia tampak berwibawa, dan
kecermelangan cahaya mengelilinginya. Seorang pria yang paling tampan dan
bercahaya dari jauh, dan yang paling manis dan lembut hati dari dekat.....”
Legenda ini tampaknya
juga menjadi dasar gambaran tentang penampilan Nabi Muhammad Saw. Ada lebih
banyak mukjizat dalam riwayat-riwayat selanjutnya seperti : seekor domba bisa
mencukupi kebutuhan seribu orang, atau sejumlah kecil makanan yang ternyata
cukup memadai untuk sejumlah besar tamu yang tak diundang.
Kisah
Seekor Rusa yang Diselamatkan Oleh Nabi Muhammad Saw.
Kisah ini terdapat
didalam syair-syair yang sangat senang
dinyanyikan oleh para penyair rakyat. Kisah seekor rusa yang berhasil ditangkap
oleh seorang pemburu jahat. Menurut beberapa riwayat, penjahat itu adalah putra
musuh utama Nabi Muhammad Saw., yakni Abu Jahl. Ketika Nabi Muhammad Saw. lewat,
dia mendapati hewan itu tengah meratap karena kedua anaknya di gurun pasir
hampir mati kehausan.
Salah seorang dari tiga
belas penyair Sindhi yang menuturkan kisah ini melantunkannya dalam irama
sederhana:
Seruannya
didengar oleh sang pangeran—
Ahmad
pun datang mendekatinya.
Dia
berkata: “Mengapa kau berseru minta tolong—Apa yang terjadi atas dirimu, wahai
rusa?”
Rusa
berkata:”Tuan, aku meninggalkan kedua anakku, kelaparan di tengah gurun pasir.
Tolonglah aku, kasihanilah aku, kumohon jadilah pembebasku, wahai Ahmad! Aku
akan pergi, aku akan segera kembali lagi ke sini, hanya, berilah mereka sedikit
susu!
Tuan
yang budiman itu, dengan tangan mulianya, segera membuka jeratan perangkap, dan
rusa itu berlari menjauh dengan cepat menuju tempat kedua anaknya menunggu.
Lalu
datanglah si pemburu bodoh itu dan bertanya kepada Rasul:
“Lihat,
aku telah melakukan kekejaman ini karena aku merasa senang sekali
berburu—Mengapa engkau biarkan pergi rusa itu? Siapakah engkau, dari mana
asalmu, dan siapakah namamu? Beritahu aku! Engkau harus membawa rusa itu, atau
menjawab pertanyaanku!”
Rasul
bangkit dihadapan orang itu, orang yang penuh kesabaran:
“Muhammad
Amin, orang beriman, begitulah aku dipanggil—Itulah namaku yang sebenarnya.
Rusa itu berjanji kepadaku akan kembali dan menyerahkan dirinya kepadamu,
tetapi aku berjaga-jaga untukmu disini untuk menggantikannya, dan jika rusa itu
tidak kembali, akulah yang akan jadi pengganti...”
Sementara itu, sang
rusa sudah bertemu dengan kedua anaknya, yang bertanya-tanya tentang apa yang
terjadi, dia katakan kepada mereka bahwa Nabi Muhammad Saw. telah menjadikan
dirinya jaminan baginya; lalu, induk rusa itu meminta kedua anaknya untuk
menemaninya. Mereka semua menjatuhkan diri dan mencium kaki Rasul; sang
pemburu, yang menyaksikan mukjizat ini, segera memeluk islam.
Rusa yang setia itu
lalu dibebaskab, dan kembali ke perbukitan tempat tinggalnya bersama
anak-anaknya. Dalam sebuah versi yang dibuat kemudian dari legenda yang sama,
binatang yang terlatih secara teologis itu bahkan berkata kepada Nabi, dengan
menyinggung Surah 108 dalam Al-Qur’an, Surah Al-Kautsar:
Untukmu
mengalir al-Kautsar
Dari
putingku mengalir pula susu.
Biarkan
manusia minum al-Kautsar,
Aku
ingin memberi (anak-anakku) minuman susu!
Dalam sebuah kisah
lain, seekor elang yang menyambar selop Nabi Muhammad Saw. Melakukan hal itu
karena seekor ular beracun bersembunyi disana; demi melindungi Nabi, ia membawa
selop itu ke pegunungan gurun, dan di sana dijatuhkannya hewan berbisa itu. Dengan
cara yang sama , kucing Abu Hurairah menyelamatkan Nabi dari seekor ular yang
memanfaatkan kebaikannya dan berusaha membelitnya.
Kisah Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad Saw.
Tidak ada aspek lain
dari kehidupan Nabi Muhammad Saw. yang menarik perhatian kaum orientalis dan
sejarawan agama melebihi perjalanan Nabi Saw. ke langit ini. Sedangkan bagi
para penyair dan kaum sufi kisah ini tak henti-hentinya memesona mereka. Mereka
bisa melukiskannya dalam kata-kata yang beraneka warna dan menambahkan banyak
sekali hiasan kedalam kisah aslinya.
Biografi paling awal
Nabi, Sirah karya Ibn Ishaq, mengungkapkan:
Suatu malam, Malaikat
Jibril membawa Nabi Muhammad Saw. naik kendaraan samawi yang disebut Buraq;
lalu, Nabi Muhammad Saw. mengadakan perjalanan bersama Jibril dan, dalam
peristiwa Isra’ ini, kepada Nabi diperlihatkan berbagai kejadian di langit dan
di bumi dalam perjalanan ke Yerusalem. Di sana, dia bertemu dengan para nabi
sebelumnya dan menjadi imam shalat mereka. Lalu, dari Masjid al-Aqsha, dia
memulai perjalanannya menembus berbagai lapisan langit, yang semula digambarkan sebagai menaiki tangga
langit ( mi’raj ).
Menurut sebuah riwayat
yang sering diulang-ulang, Allah lalu memerintahkan Nabi untuk menyampaikan
kepada umatnya kewajiban shalat lima puluh kali sehari. Ketika dia turun ke
bumi, Nabi Musa as. memperotesnya dengan
mengatakan bahwa umatnya tidak akan pernah sanggup menunaikan shalat sebanyak
itu dan memintanya kembali lagi untuk memohon kepada Allad Swt. agar jumlah
shalat itu dikurangi. Setelah berkali-kali Nabi berusaha, Allah Swt. akhirnya
mengurangi jumlah shalat menjadi lima kali. Ketika Nabi Musa as. mengatakan
bahwa itu pun terlalu banyak, Nabi Muhammad menolak meminta keringanan
kewajiban lebih lanjut, sehingga sejak itu jumlah shalat tetap lima kali bagi
orang-orang muslim.
Diriwayatkan bahwa
ketika Nabi Muhammad Saw. kembali dari perjalanan Isra’ dan Mi’raj, tempat
tidurnya masih hangat dan bahwa tempayan airnya, yang terjatuh ketika dia
dibawa pergi, masih berisi air dan belum kering sepenuhnya.
Salah seorang diantara
para sufi persia yang bernama ‘Aththar khususnya, amat ekspresif ketika
melukiskan perjalanan ke langit itu
dalam karyanya yang berjudul Ilahinama :
Pada malam hari
datanglah Jibril, dengan penuh suka cita
Ia berseru:”Bangunlah,
duhai pemimpin dunia!
Bangunlah, tinggalkan
tempat gelap ini dan pergilah sekarang
Menuju kerajaan abadi
Tuhan!
Langkahkan kakimu
menuju “Dimana tiada tempat”
Dan ketuklah pintu
tempat suci itu.
Dunia bersuka cita demi
engkau,
Anak-anak berparas
rupawan malam ini jadi budak-budakmu,
Dan para rasul dan nabi
berbaris
Di malam penuh berkah
ini, untuk melihat elokmu.
Gerbang-gerbang surga
dan pintu lelangit terbuka—
Memandangmu, banyak
hati jadi sukacita!
Engkau mohon dari-Nya
malam ini apa yang kau maksudkan,
Karena pasti engkau
‘kan melihat Tuhan!”
Buraq kini secepat
kilat didekatkan—
Allah menciptakannya
dari cahaya murni-Nya,
Sekujur kepala hingga
kakinya berbinar-binar oleh cahaya Tuhan—
Dan dari angin dia
belajar kecepatan.
Nabi menaikinya dalam
waktu dan ruang;
Dia tinggalkan tempat
ini menuju:”Di mana tiada tempat.”
Muncul kegemparan di
Arasy termulia:
“Inilah yang pertama,
bulan purnama alam semesta!”
Para malaikat berdiri
membawa talam menaburkan mata uang
Bagi dia, yang mereka
cintai sepenuh hati dan jiwa.
Dia melihat para nabi
berdiri berjajar di kanan dan kiri
Untuk menyampaikan
kepadanya misteri-misteri Ilahi....”
*****
Kata mereka kepadaku:
“Tidakkah kau memuji Muhammad,
Nabi utusan Tuhan segala ciptaan,
Yang paling patut diagungkan diantara
semua insan?”
Kataku kepada mereka:
“Apa yang harus kukatakan dalam
memujinya
Karena Penciptanya sudah melakukannya
Dan tak meninggalkan apa pun lagi untuk
ditambahkan?”
Al-Nabhani
Sumber :
Schimmel,
Annemarie.2012. Dan Muhammad adalah
Utusan Allah Cahaya Purnama Kekasih Tuhan, Mengeksplorasi Perwujudan Rasa Cinta
dan Penghormatan Umat Muslim yang Mendalam Terhadap Nabi Muhammad Saw.
Bandung : Mizan
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi blog saya.
Silahkan tinggalkan komentar anda yang berhubungan dengan artikel.
No sara / pornografi.